BI Waspadai Inflasi AS Meningkat akibat Kebijakan Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sesaat sebelum menandatangani Laken Riley Act di Ruang Timur Gedung Putih, Washington DC, Rabu (29/1/2025).(AFP/ROBERTO SCHMIDT)
07:28
9 Februari 2025

BI Waspadai Inflasi AS Meningkat akibat Kebijakan Trump

- Bank Indonesia (BI) mencermati efek dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang diperkirakan dapat mengerek inflasi Negeri Paman Sam tersebut.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya mengatakan, salah satu kebijakan Trump yang bakal sebabkan lonjakan inflasi AS ialah tarif dagang yang akan kembali memulai perang dagang antara AS dan negara lain seperti China.

Tarif dagang yang tinggi dapat menyebabkan harga barang impor meningkat karena produsen akan menaikkan harga barang untuk mengompensasi tarif dagang tersebut. Alhasil hal ini akan meningkatkan inflasi AS.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat menandatangani sejumlah perintah eksekutif di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, Senin (20/1/2025).AFP/JIM WATSON Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat menandatangani sejumlah perintah eksekutif di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, Senin (20/1/2025)."Dari sisi tarif juga akan membuat inflasi Amerika Serikat lebih tinggi. Itu yang pertama dari sisi tarif," ujarnya di Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh, Banda Aceh, ditulis pada Minggu (9/2/2025).

Kedua, dari sisi kebijakan perpajakan yakni pemotongan tarif pajak korporasi. Kebijakan ini di satu sisi dapat mendorong perekonomian AS sehingga inflasi akan terkerek naik.

Di sisi lain, penerapan kebijakan insentif perpajakan berarti defisit anggaran AS berpotensi meningkat. Oleh karenanya, AS membutuhkan pembiayaan yang lebih besar.

"Hasilnya ini berdampak ke yield, imbal hasil dollar AS, baik itu yang jangka pendek, jangka panjang. Jadi ini juga akan berpengaruh terhadap kenaikan yield dollar AS karena kenaikan defisitnya," jelasnya.

Terakhir, lonjakan inflasi juga berpotensi terjadi dari kebijakan pengetatan tenaga kerja asing dimana pihak terkait dapat mendeportasi pekerja ilegal.

"Jadi kebijakan tarif, kebijakan tax, kebijakan tenaga kerja, ini mengakibatkan ketidakpastian di global. Akibatnya, inflasi akan lebih tinggi," ucapnya.

Dia melanjutkan, inflasi yang tinggi ini akan berpengaruh pada penurunan suku bunga acuan AS menjadi lebih lambat.

"Kita berpikirkan ke depan FFR (suku bunga acuan AS Fed Fund Rate) akan cut satu kali di 2025 ini yang dilakukan di semester II," tuturnya.

Sebagai informasi, saat ini perdang dagang antara AS dan negara lainnya telah dimulai.

Terakhir, AS mengenakan tarif sebesar 10 persen pada barang-barang China. Kemudian China juga membalas itu dengan mengenakan tarif pada impor energi, mobil, dan suku cadang mesin dari Amerika.

Editor: Isna Rifka Sri Rahayu

Tag:  #waspadai #inflasi #meningkat #akibat #kebijakan #trump

KOMENTAR