27
Ilustrasi: Gedung BPS. (Istimewa)
14:00
3 Februari 2025
BPS Ungkap Alasan Diskon Tarif Listrik 50 Persen jadi Penyumbang Utama Deflasi pada Januari 2025
- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap alasan kebijakan diskon tarif listrik 50 persen yang berlaku bagi seluruh pelanggan dengan daya listrik mencapai 2.200 volt ampere menjadi penyumbang utama deflasi pada Januari 2025. Adapun alasannya, karena diskon tarif listrik tersebut masuk dalam penghitungan inflasi sesuai dengan panduan Consumer Price Index Manual yang menjadi acuan bagi seluruh kantor statistik di dunia termasuk BPS dalam menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK). "Artinya yang dapat kami sampaikan disini adalah diskon itu dicatat dalam perhitungan inflasi jika kualitas barang atau jasa sama dengan kondisi normal. Kemudian harga diskon bisa didapatkan atau tersedia untuk banyak orang," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/2). "Dengan demikian diskon tarif listrik sebesar 50 persen juga tercatat dalam perhitungan inflasi yang dilakukan oleh BPS yang kami umumkan hari ini," sambungnya. Lebih lanjut, dia membeberkan bahwa secara historis dalam lima tahun terakhir perubahan tarif listrik juga pernah terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2022. Itu terjadi karena adanya penyesuaian tarif tenaga listrik pada kuartal ketiga 2022. "Pada Januari 2025, dengan kebijakan diskon sebesar 50 persen, tarif listrik mengalami deflasi sebesar 32,03 persen dan andil deflasinya 1,47 persen," bebernya. Sementara itu, BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,76 secara bulanan atau month to month (mtm) dan tahun kalender year to date (ytd) pada Januari 2025. Deflasi ini terjadi karena penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,80 pada Desember 2024 menjadi 105,99 pada Januari 2025. Pada bulan Januari, angka bulanan atau month to month, dan tahun kalender atau year to date akan sama karena pembandingnya sama yaitu di bulan Januari 2025. Sementara itu, secara year on year (yoy), terjadi inflasi sebesar 0,76 persen. "Deflasi bulanan pada Januari 2025 ini merupakan deflasi pertama setelah terakhir kali terjadi di September 2024," ungkapnya. Lebih lanjut, Amalia juga membeberkan bahwa kelompok penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang deflasinya sebesar 9,16 persen dan ini memberikan andil deflasi sebesar minus 1,44 persen. "Komoditas yang dominan menjadi pendorong deflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang andilnya terhadap deflasi sebesar 1,47 persen," pungkasnya.
Editor: Estu Suryowati
Tag: #ungkap #alasan #diskon #tarif #listrik #persen #jadi #penyumbang #utama #deflasi #pada #januari #2025