Bos BI Lirik Penggunaan AI untuk Tarik Investor Global
Ketahanan perekonomian Indonesia di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global, menjadi kunci utama pengembangan investasi tanah air.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan tantangan ekonomi dan pasar keuangan global yang diantaranya bersumber dari dampak transformasi kebijakan Pemerintah Amerika Serikat
"Divergensi arah kebijakan bank sentral berbagai negara, dan perkembangan geopolitik global jadi tantangan ekonomi Indonesia,"kata Perry dalam siaran pers saat menghadiri Forum Investasi Tahunan (FIT) 2025, Selasa (28/1/2025).
Lanjutnya Undonesia secara konsisten menjadi salah satu negara tujuan investasi dengan fundamental ekonomi yang kuat. Adapun, terdapat tiga hal penting yang perlu menjadi perhatian para pelaku ekonomi dalam menyikapi dinamika perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global saat ini.
Pertama, perekonomian dan pasar keuangan global masih akan diliputi berbagai ketidakpastian dan volatilitas yang disebabkan oleh berbagai faktor.
"Perlambatan dan divergensi pertumbuhan global dinamika rantai pasok dan kebijakan perdagangan negara maju yang dapat memengaruhi inflasi global lalu tingginya yield obligasi Pemerintah AS," jelasnya.
Lalu investasi juga dipengaruhi kuatnya nilai tukar USD. Serta dinamika aliran modal dari negara maju ke negara berkembang. Untuk itu, BI pun menetapkan strategi investasi, investor perlu melihat berbagai skenario agar keputusan investasi dapat dilakukan secara terukur.
Serta mengoptimalkan penggunaan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI), untuk membantu proses pengambilan keputusan investasi. Selain itu seruan untuk berinvestasi semakin diperkuat dengan optimalisasi sinergi Bank Indonesia dengan program Asta Cita Pemerintah yang dilakukan dalam langkah-langkah bauran kebijakan nasional.
Lebih lanjut, terdapat berbagai pilihan aset yang dapat dipertimbangkan oleh investor global antara lain Surat Berharga Negara serta sekuritas Bank Indonesia dalam bentuk Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan optimisme dan keyakinan investor yang akan mendukung aliran modal dalam rangka menjaga stabilitas dan ketersediaan pembiayaan pembangunan menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 yang masih solid pada kisaran 4,7-5,5%, terjaganya tingkat inflasi, stabilitas nilai tukar, disertai dengan cadangan devisa yang tinggi turut memperkuat optimisme prospek positif Indonesia di mata investor dunia.