Soal Isu Overtourism di Bali, Ini Kata Wamenpar Ni Luh Puspa
Potret keindahan Pantai Lovina, spot wisata di Bali Utara, Sabtu (10/8/2024). (Kompas.com/ Suci Wulandari Putri)
20:07
23 Juni 2025

Soal Isu Overtourism di Bali, Ini Kata Wamenpar Ni Luh Puspa

- Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengatakan, overtourism di Bali saat ini masih menjadi isu yang sensitif. Padahal yang terjadi bukanlah over tourism, melainkan kegiatan wisatawan yang masih banyak terpusat di Bali bagian selatan.

Overtourism adalah kondisi ketika jumlah wisatawan yang datang ke suatu destinasi melebihi kapasitas yang dapat ditampung secara berkelanjutan oleh lingkungan, infrastruktur, dan masyarakat setempat.

Fenomena overtourism tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan, melainkan memengaruhi kehidupan sosial dan budaya lokal.

"Bagaimana mengawali untuk menyebarkan turis ini bisa sampai ke Bali Barat, Bali Utara, juga Bali Timur, adalah dengan hal mendasar," Wamenpar Ni Luh Puspa di Pantai Lovina, Bali dalam siaran pers, Minggu (22/6/2025).

Lebih lanjut, Ni Luh Puspa menuturkan, dalam upaya penyebaran wisatawan di Bali, Kementerian Pariwisata bersama industri juga telah meluncurkan paket wisata 3B yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara.

Paket wisata 3B tersebut menargetkan 10 persen dari jumlah wisatawan yang datang ke Bali baik wisatawan nusantara maupun mancanegara dengan memanfaatkan jalur masuk dari Banyuwangi.

"Kita pilih (GWB) di Bali Utara selain karena ada paket wisata 3B yang terus kami dorong, juga karena Lovina ini juga adalah center-nya Bali Utara. Saya ingin memperkuat posisi Lovina sebagai center-nya (destinasi) Bali Utara ini," ujar Ni Luh Puspa.

Gerakan Wisata Bersih

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengaktivasi program Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina, Buleleng, Bali, sebagai upaya untuk mendorong penyebaran wisatawan dari wilayah Bali Selatan ke Bali Utara. Inisiatif ini diharapkan menjadi katalis pemerataan ekonomi pariwisata yang lebih adil, berkualitas, dan berkelanjutan.Dok. Kemenpar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengaktivasi program Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina, Buleleng, Bali, sebagai upaya untuk mendorong penyebaran wisatawan dari wilayah Bali Selatan ke Bali Utara. Inisiatif ini diharapkan menjadi katalis pemerataan ekonomi pariwisata yang lebih adil, berkualitas, dan berkelanjutan.Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengaktivasi program Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina, Buleleng, Bali, sebagai upaya untuk mendorong penyebaran wisatawan dari wilayah Bali Selatan ke Bali Utara.

Inisiatif ini diharapkan menjadi katalis pemerataan ekonomi pariwisata yang lebih adil, berkualitas, dan berkelanjutan.

"Kita harus membuat satu inisiatif yang menaikkan nama tempat itu dan GWB inilah salah satunya, maka kita pilih Pantai Lovina sebagai lokasi kegiatan," ujar Ni Luh Puspa.

Ia menekankan bahwa kebersihan menjadi faktor kunci dalam menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas. Ketika destinasi terlihat bersih, wisatawan akan merasa lebih nyaman dan betah.

"Apa itu? Pengalaman ketika datang bersih atau tidak (destinasinya), itu saja sudah mempengaruhi keinginan (wisatawan). Ketika baru dilantik, saya sudah mendapatkan banyak sekali pesan bahwa destinasi kita kotor, toilet tidak bersih, dan sebagainya. Hingga akhirnya kami buatlah Gerakan Wisata Bersih," ujar Ni Luh Puspa.

Gerakan Wisata Bersih merupakan gerakan kolektif dalam meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan.

Dalam "Gerakan Wisata Bersih", Kemenpar menginisiasi berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat. Selain kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Dokumentasi perjalanan berburu lumba lumba di Pantai Lovina, Bali Utara, Sabtu (10/8/2024). Dokumentasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dokumentasi perjalanan berburu lumba lumba di Pantai Lovina, Bali Utara, Sabtu (10/8/2024). Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek "health and hygiene" dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).

Kegiatan Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina diikuti sekitar 500 peserta terdiri dari perwakilan pemerintah pusat dan daerah, institusi pendidikan, komunitas, asosiasi, mitra kolaborasi, serta masyarakat lokal.

Kegiatan ini mengumpulkan sampah yang kemudian dikirim ke Tempat Pengolahan Sementara (TPS) untuk proses pemilahan dan pengolahan lanjutan sesuai standar pengelolaan sampah terpadu.

Ni Luh Puspa berharap aktivasi GWB di destinasi benar-benar menjadi gerakan dan menumbuhkan kesadaran kolektif.

"Saya bermimpi bagaimana kalau setiap destinasi yang diaktivasi GWB bisa setiap bulan melakukan kegiatan bersih-bersih, tidak hanya bersama masyarakat, pelaku industri, tapi juga mengajak wisatawan," ujar Ni Luh Puspa.

Tag:  #soal #overtourism #bali #kata #wamenpar #puspa

KOMENTAR