Waspada Modus Baru Penipuan di Gmail Pakai Teknologi AI, Siap Jerat Miliaran Korban
Ilustrasi: Waspada modus penipuan baru di Gmail. (hjgoose)
17:20
24 Oktober 2024

Waspada Modus Baru Penipuan di Gmail Pakai Teknologi AI, Siap Jerat Miliaran Korban

  Anda para pengguna Gmail di berbagai platform sebaiknya waspada. Sebabnya adalah munculnya isu keamanan yang melibatkan Gmail dan berpotensi mengancam miliaran pengguna layanan surat elektronik dari Google ini di seluruh dunia.   Dikabarkan bahwa para hacker kini menargetkan pemegang akun Gmail dengan "panggilan penipuan AI super realistis". Berbekal teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), hacker dapat menipu bahkan pengguna yang paling berpengalaman sekalipun.   Laporan ini datang dari Sam Mitrovic, seorang konsultan solusi Microsoft. Dirinya menandai penipuan tersebut dalam sebuah posting blog baru-baru ini yang merinci apa yang terjadi padanya.   

  Dilansir via Tom's Guide, penipuan itu bermula ketika ia menerima pemberitahuan yang meminta persetujuannya untuk mencoba memulihkan akun Gmail, sebuah teknik phishing yang cukup umum yang dimaksudkan untuk mengirim pengguna ke portal login palsu untuk mengambil data rahasia mereka.    Mitrovic tidak mempercayainya dan menolak permintaan tersebut. Sekitar 40 menit kemudian, ia menerima pemberitahuan bahwa ia telah melewatkan panggilan yang mengaku dari Google Sydney.   Seminggu kemudian, ia mendapat pemberitahuan permintaan persetujuan pemulihan akun lagi. Sama seperti sebelumnya, sekitar 40 menit setelah ia menolaknya, ia mendapat panggilan lagi.    Kali ini ia mengangkatnya, dan ternyata yang menelepon merupakan seorang pria Amerika yang mengaku dari pihak Dukungan Google. Pria itu mengkonfirmasi adanya aktivitas mencurigakan di akun Gmail-nya dan mengklaim seorang penyerang telah mengakses akunnya selama seminggu dan mengunduh data akun tersebut.   

  Mitrovic mengatakan hal itu memicu tanda bahaya karena ia mengingat pemberitahuan dari seminggu sebelumnya. Saat menelepon, Mitrovic memeriksa nomor telepon asal panggilan tersebut, dan pencarian cepat di Google menunjukkan bahwa nomor tersebut adalah nomor asli dari halaman bisnis Google.    Namun, karena mengetahui bahwa taktik umum yang digunakan oleh penipu dapat menutupi asal panggilan yang sebenarnya, ia tetap skeptis dan meminta email untuk dikirimkan kepadanya guna mengkonfirmasi apakah perwakilan yang dimaksud adalah orang yang asli.    Saat pesan tersebut sampai di kotak masuknya, pesan tersebut tampak asli, kecuali bahwa salah satu alamat di kolom "kepada" adalah domain non-Google yang disamarkan dengan cerdik.    "Penelepon berkata Halo, saya abaikan sekitar 10 detik kemudian, lalu berkata Halo lagi. Pada titik ini saya mencurigainya sebagai suara AI karena pengucapan dan spasinya terlalu sempurna," ujar Mitrovic.  

  Saat itu, menyadari bahwa itu adalah penipuan, Mitrovic menutup telepon. Dirinya langsung saja mengambil tindakan pengamanan lanjutan akun Google-nya.   Sebelum munculnya AI, penipuan seperti ini membutuhkan orang sungguhan untuk melakukan panggilan telepon semacam ini. Kini, hanya dengan mengklik tombol, seorang peretas dapat melancarkan ratusan atau mungkin ribuan serangan semacam itu sekaligus.    Kemudian, ketika mereka memiliki akses ke akun sebagian kecil pengguna yang tertipu, mereka dapat memanfaatkan akun Gmail yang baru saja diretas untuk menghasilkan uang, mungkin dengan meminta "tebusan" agar pengguna dapat memperoleh kembali akses.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #waspada #modus #baru #penipuan #gmail #pakai #teknologi #siap #jerat #miliaran #korban

KOMENTAR