Siapkan Infrastruktur Kendaraan Listrik, AS Gelontorkan Rp 9,6 Triliun Lebih untuk Bangun SPKLU
Ilustrasi: Mobil listrik saat diisi dayanya. (RianAlfianto/JawaPos.com).
06:52
19 Februari 2024

Siapkan Infrastruktur Kendaraan Listrik, AS Gelontorkan Rp 9,6 Triliun Lebih untuk Bangun SPKLU

Kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) tengah berkembang sangat pesat di mana-mana. Penetrasi EV mulai meluas tidak hanya di negara maju, namun juga di negara berkembang seperti Indonesia.    Sayangnya, penetrasi EV sering kali menemukan masalah baru lainnya sehingga adopsinya masih belum secepat kendaraan bermesin pembakaran konvensional. Masalah tersebut adalah infrastruktur pengisian daya EV yang dikenal sebagai SPKLU atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum.    SPKLU ini berfungsi layaknya pom bensin pada kendaraan berbahan bakar fosil. Dengan SPKLU yang masih jadi hambatan, banyak orang masih berpikir panjang untuk membeli kendaraan listrik.  

  Masalah ini juga terjadi di negara sekelas Amerika Serikat (AS). Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah AS telah mengalokasikan dana sebesar USD 623 juta atau berkisar Rp 9,6 triliun lebih untuk membangun infrastruktur pengisian mobil listrik.   Hal ini menandai langkah signifikan menuju perluasan jaringan stasiun pengisian EV di negara tersebut. Investasi ini bertujuan untuk mendukung tujuan pemerintahan Biden dalam melakukan transisi menuju perekonomian net-zero pada tahun 2050 dan mengurangi emisi gas rumah kaca.    Dilansir dari ITHome, pendanaan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan infrastruktur pengisian daya yang memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik yang jumlahnya semakin meningkat. Fokusnya adalah pada pemerataan dan aksesibilitas bagi seluruh masyarakat.  

  Menurut laporan, pendanaan tersebut berasal dari program hibah senilai USD 2,5 miliar yang dialokasikan untuk pengisian daya dan bahan bakar ramah lingkungan dalam perjanjian infrastruktur bipartisan tahun 2021. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas pengisian mobil listrik di 22 negara bagian dan wilayah Puerto Rico di AS, termasuk 47 proyek dan 7.500 terminal pengisian kendaraan listrik baru.   “Kita berada pada jalur yang dipercepat untuk memenuhi dan melampaui tujuan presiden untuk memasang 500.000 pengisi daya dan membangun tulang punggung nasional. Kami sudah melihat ada 26 pabrik di seluruh negeri yang mampu memproduksi produk ini,” kata Penasihat Iklim Nasional AS Ali Zaidi.   Selama beberapa bulan terakhir, terjadi peningkatan yang konsisten dalam penjualan mobil listrik di AS. Meskipun AS tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Norwegia, Jerman, dan Tiongkok dalam hal penjualan, meningkatnya permintaan mobil listrik membebani infrastruktur sistem pengisian daya yang ada.   

  Inilah sebabnya mengapa negara ini melihat adanya kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur pengisian daya mobil listriknya. Menurut Departemen Energi AS, negara tersebut saat ini memiliki hampir 161.000 tiang pengisi daya.    Pemerintah AS berencana memasang 500.000 terminal pengisian kendaraan listrik di AS pada tahun 2030. Saat ini, Tesla memimpin dalam hal ini. Perusahaan tersebut menjual lebih banyak dari Subaru, BMW dan Volkswagen tahun ini dan menguasai 4,2 % dari total pasar mobil AS.   Setengah dari pendanaan yang diumumkan kali ini akan disalurkan ke proyek-proyek komunitas, seperti proyek-proyek di dekat sekolah, taman, dan gedung perkantoran. Namun, beberapa dari mereka akan menargetkan tempat-tempat di mana proporsi pengisi daya pribadi dan pengisi daya rumah rendah, yaitu masyarakat tidak memiliki pengisi daya pribadi.    Kemudian, menurut laporan, setengah dari biaya tersebut akan digunakan untuk membangun jaringan pengisian daya yang padat di sepanjang jalan raya AS. Selain itu, sebagian akan dialokasikan ke beberapa wilayah khusus di Amerika Serikat, termasuk New Jersey, Maryland dan Bay Area di California serta Contra Costa County. 

Editor: Banu Adikara

Tag:  #siapkan #infrastruktur #kendaraan #listrik #gelontorkan #triliun #lebih #untuk #bangun #spklu

KOMENTAR