Penyebab Rendahnya Tingkat Adopsi Kendaraan Listrik, Produsen Harus Jeli
Banyaknya pengguna kendaraan roda dua di Indonesia yang masih menggunakan motor konvensional. (DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM)
21:52
15 Oktober 2024

Penyebab Rendahnya Tingkat Adopsi Kendaraan Listrik, Produsen Harus Jeli

- Indonesia merupakan pasar terbesar ketiga penjualan sepeda motor (konvensional) setelah Tiongkok dan India. Dalam catatatan kurang lebih 6 juta unit terjual dalam satu tahun.

Bahkan masuknya motor listrik yang mewarnai segmen roda dua menjadi alternatif bagi mereka untuk beralih. Namun sepeda motor ramah lingkungan ini tak serta merta mampu meraih pasar.

Selain harga yang yang lebih mahal ada beberapa hal yang menjadi keraguan konsumen untuk meminang sepeda motor listrik. Diantaranya infrastruktur dan jarak tempuh yang terbatas walaupun punya nilai dalam hal efisiensi biaya.

Dari sisi produsen terus melakukan inovasi dan berjalannya waktu rupanya pemerintah juga memberikan rangsangan dengan menggelontorkan subsidi bagi masyarakat yang ingin membeli sepeda motor listrik.

Akan tetapi meskipun kuota subsidi yang diberikan pemerintah telah terpenuhi hingga awal Oktober 2024, namun belum maksimal terkait menarik minat masyarakat untuk beralih.

Sebenarnya tren penjualan sepeda motor listrik alami peningkatan lebih dari 3x lipat dari 2022 ke 2023. Namun penetrasinya masih ketinggalan jika dibandingkan dengan mobil listrik.

Di tahun 2023 saja, penetrasi sepeda motor listrik masih dibawah 1% dari penjualan unit sepeda motor baru. Tepatnya penjualan motor ice 6,236,992 unit, sedangkan penjualan motor listrik 54,737 dengan market share 0.9%. Sedangkan penjualan mobil listrik sudah lebih dari 2% dari total penjualan mobil.

Padahal beberapa tahun lalu market punya ekspektasi bahwa penjualan sepeda motor listrik akan lebih tinggi dibanding mobil, tapi kenyataan justru sebaliknya.

Hal ini disebabkan sepeda motor listrik yang ada di pasaran saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia akan sepeda motor yang memiliki kinerja, durability, dan keandalan yang baik. Intinya, belum ada sepeda motor listrik yang enak dan berkualitas.

Menurut Raditya Wibowo, CEO sebuah perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia menanggapi hal ini bahwa melihat perkembangan motor listrik saat ini, belum ada produk yang benar-benar bisa menjawab kebutuhan masyarakat.

"Kebanyakan masyarakat tahunya motor listrik itu nggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung nge-charge-nya dimana. Jadi hal-hal basic seperti ini yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah," ujar Raditya kepada JawaPos.com, Selasa (15/10) di Jakarta.

Raditya menambahkan bahwa hasil riset pasar menunjukkan bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari kendaraan listrik agar dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia.

Kesimpulan

Tingkat adopsi kendaraan listrik yang rendah disebabkan oleh fakta bahwa produk kendaraan listrik saat ini tak sedikit yang meyakini belum mampu memenuhi kebutuhan pengendara Indonesia.

Bisa dikatakan penetrasi sepeda motor listrik pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan mobil listrik walaupun sudah ada subsidi dari pemerintah.

Disisi lain sepeda motor listrik yang ditawarkan sebaiknya memiliki kinerja dan ketangguhan seperti sepeda motor bensin/ICE adalah yang dibutuhkan konsumen.

Editor: Dony Lesmana Eko Putra

Tag:  #penyebab #rendahnya #tingkat #adopsi #kendaraan #listrik #produsen #harus #jeli

KOMENTAR