Maraknya Iklan Penipuan Bikin Induk Facebook Untung Besar
Ilustrasi Meta AI(Jonathan Raa/NurPhoto/Getty Images)
07:33
13 November 2025

Maraknya Iklan Penipuan Bikin Induk Facebook Untung Besar

- Meta kembali menjadi sorotan setelah laporan terbaru mengungkap bahwa sebagian besar keuntungannya justru berasal dari iklan bermasalah. 

Dokumen internal yang bocor dan pertama kali diberitakan oleh Reuters menunjukkan, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp itu memperkirakan sekitar 10 persen dari total pendapatan tahun 2024 yakni setara dengan 16 miliar dollar AS atau sekitar Rp 267 triliun berasal dari iklan penipuan (scam ads) dan promosi barang terlarang.

Padahal, total pendapatan Meta tahun 2024 mencapai lebih dari 164,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.748 triliun), yang sebagian besar disumbang oleh bisnis iklan di platform media sosialnya. 

Temuan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai sejauh mana Meta menegakkan kebijakan keamanan iklan dan tanggung jawabnya terhadap penyebaran konten berisiko di platformnya sendiri.

Pengiklan “Berisiko Tinggi” jadi sumber cuan baru Meta

Sebagian besar iklan bermasalah di platform milik Meta ternyata berasal dari pengiklan yang sudah lebih dulu terdeteksi mencurigakan oleh sistem internal perusahaan. 

Namun, alih-alih memblokir mereka sepenuhnya, Meta justru menerapkan tarif iklan lebih tinggi bagi pengiklan yang dikategorikan “berisiko tinggi.”

Menurut laporan Reuters, kebijakan ini disebut sebagai langkah “pencegahan,” dengan harapan pengiklan penipu enggan beriklan karena biaya yang mahal. Meski begitu, kebijakan tersebut justru membuat Meta tetap memperoleh pendapatan besar dari iklan bermasalah.

Algoritma Meta justru dorong iklan scam

Masalah lain muncul karena sistem personalisasi Meta secara otomatis menampilkan lebih banyak iklan yang sesuai minat pengguna. Akibatnya, pengguna yang pernah mengeklik iklan penipuan berpotensi lebih sering disodori iklan scam serupa.

Dalam dokumen internal bertanggal Desember 2024, Meta memperkirakan sekitar 15 miliar iklan “berisiko tinggi” dengan indikasi penipuan ditayangkan setiap hari di Facebook, Instagram, dan WhatsApp. 

Selama tiga tahun terakhir, perusahaan juga gagal menekan peredaran iklan investasi palsu, e-commerce fiktif, kasino ilegal, hingga penjualan obat terlarang.

Kritik dari pakar keamanan digital

Temuan tersebut memicu kritik tajam dari berbagai pihak. Mantan penyelidik keamanan Meta, Sandeep Abraham, menilai kebijakan itu menunjukkan lemahnya pengawasan di industri periklanan digital. 

“Jika regulator tidak membiarkan bank mendapat keuntungan dari aktivitas penipuan, maka perusahaan teknologi juga tidak seharusnya diizinkan melakukan hal yang sama,” ujarnya kepada Reuters.

Meta bantah ambil untung dari scam ads

Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Meta Andy Stone membantah tudingan bahwa perusahaan sengaja mencari keuntungan dari iklan penipuan. Ia menjelaskan bahwa angka 10 persen yang muncul dalam dokumen bocor hanyalah “perkiraan kasar dan terlalu luas cakupannya.”

Menurut Stone, sebagian besar iklan yang termasuk dalam hitungan tersebut sebenarnya adalah iklan sah, dan analisis internal Meta dilakukan untuk menilai efektivitas investasi keamanan iklan, bukan untuk mengukur ketergantungan terhadap scam ads.

Klaim perbaikan dan upaya penanggulangan

Meta menilai laporan bocor itu tidak menggambarkan konteks secara utuh. Stone mengatakan, perusahaan “secara agresif melawan penipuan dan iklan berbahaya,” karena baik pengguna maupun pengiklan sah tidak menginginkan konten semacam itu.

Ia mengklaim bahwa dalam 18 bulan terakhir, laporan pengguna terkait scam ads turun 58 persen secara global, dan sepanjang 2025 Meta telah menghapus lebih dari 134 juta iklan penipuan. Meta juga menargetkan pengurangan iklan scam hingga 50 persen di beberapa wilayah pada tahun mendatang.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.

Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Tag:  #maraknya #iklan #penipuan #bikin #induk #facebook #untung #besar

KOMENTAR