Bocoran Dokumen Ungkap Meta Dapat Untung Besar dari Iklan Penipuan
Ilustrasi Meta, induk dari Facebook, Instagram, Threads, dan WhatsApp(NOYB)
20:27
9 November 2025

Bocoran Dokumen Ungkap Meta Dapat Untung Besar dari Iklan Penipuan

- Induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, Meta, dilaporkan mendapat keuntungan besar dari iklan penipuan (scam ads) dan promosi barang terlarang di platform media sosial besutannya.

Hal ini terungkap dari dokumen internal Meta yang bocor dan diberitakan pertama kali oleh outlet media Reuters.

Dalam dokumen yang bocor tersebut, Meta memperkirakan sekitar 10 persen dari pendapatan tahun 2024 berasal dari iklan semacam ini. 

Pada tahun 2024, total pendapatan Meta dari semua lini bisnisnya mencapai lebih dari 164,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.748,7 triliun). 

Angka itu mencakup seluruh pemasukan perusahaan, terutama dari iklan di Facebook, Instagram, dan platform Meta lainnya, yang merupakan sumber pendapatan utama mereka.

Jadi, kalau 10 persen dari total pendapatan itu memang berasal dari iklan penipuan seperti yang disebut dalam laporan Reuters, berarti sekitar 16 miliar dollar AS (sekitar Rp 267,3 triliun) di antaranya didapat dari iklan bermasalah.

Pengiklan berisiko tinggi di platform Meta

Ilustrasi penipuan. Chen Zhi didakwa kendalikan jaringan penipuan global berbasis di Kamboja.DOK. Shutterstock/Rawpixel.com. Ilustrasi penipuan. Chen Zhi didakwa kendalikan jaringan penipuan global berbasis di Kamboja.

Sebagian besar iklan tersebut disebut berasal dari pengiklan yang sudah terdeteksi mencurigakan oleh sistem Meta. Namun, alih-alih memblokir sepenuhnya, Meta justru memberlakukan tarif iklan yang lebih tinggi kepada pengiklan yang dianggap "berisiko tinggi".

Menurut laporan Reuters, kebijakan tersebut disebut sebagai langkah "pencegahan", agar pengiklan berisiko itu tidak jadi pasang iklan karena tarif yang tinggi.

Di sisi lain, hal ini secara tidak langsung membuat Meta tetap memperoleh pemasukan besar dari para pelaku iklan bermasalah.

Yang menjadi masalah lain, pengguna yang terpapar atau mengeklik iklan penipuan itu sangat berpotensi lebih serng disodori iklan scam serupa. Ini karena sistem personalisasi Meta yang secara otomatis bakal menampilkan lebih banyak konten sesuai minat pengguna.

Dalam dokumen bertanggal Desember 2024, perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini memperkirakan menampilkan sekitar 15 miliar iklan "berisiko tinggi" yang menunjukkan tanda-tanda penipuan setiap harinya di Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Laporan itu juga mengungkap bahwa selama sedikitnya tiga tahun terakhir, Meta gagal menghentikan membanjirnya iklan yang mempromosikan investasi palsu, e-commerce fiktif, kasino ilegal, hingga penjualan obat terlarang.

Temuan ini memicu kritik tajam dari para pakar keamanan digital. Mantan penyelidik keamanan Meta, Sandeep Abraham, menyebut praktik tersebut sebagai bentuk lemahnya pengawasan terhadap industri periklanan digital.

“Jika regulator tidak akan membiarkan bank mendapatkan keuntungan dari aktivitas penipuan, mereka juga tidak boleh membiarkan hal ini terjadi di sektor teknologi,” ujarnya kepada Reuters.

Meta membantah

CEO Meta, Mark Zuckerberg.Meta Inc. CEO Meta, Mark Zuckerberg.

Menanggapi laporan ini, juru bicara Meta, Andy Stone, membantah tuduhan bahwa perusahaan sengaja mengambil keuntungan dari iklan penipuan.

Stone menyebut angka 10 persen yang muncul dalam dokumen itu “perkiraan kasar dan terlalu luas cakupannya”. Setelah ditinjau lagi, Meta mengeklaim banyak dari iklan yang masuk dalam hitungan itu sebenarnya bukan pelanggaran, melainkan iklan yang sah.

Stone mengatakan bahwa analisis internal tersebut awalnya dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas investasi Meta dalam sistem keamanan dan integritas iklan, bukan untuk menunjukkan tingkat ketergantungan pada scam ads.

Meta juga menilai dokumen yang bocor itu hanya menampilkan potongan informasi yang bisa menyalahartikan posisi perusahaan.

“Kami secara agresif melawan penipuan dan iklan berbahaya karena pengguna kami tidak menginginkan konten seperti itu, pengiklan sah juga tidak menginginkannya, dan kami pun tidak,” kata Stone, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Reuters.

Meta menyebut, perusahaannya telah membuat kemajuan signifikan dalam menekan peredaran iklan penipuan di seluruh platformnya.

“Dalam 18 bulan terakhir, laporan pengguna terkait scam ads turun 58 persen secara global, dan sepanjang 2025 kami sudah menghapus lebih dari 134 juta konten iklan penipuan,” ujar Stone.

Dalam salah satu dokumen tahun 2024, Meta menulis bahwa mereka menetapkan target besar untuk menurunkan jumlah iklan scam pada tahun 2025, bahkan sampai 50 persen di beberapa pasar (negara atau wilayah tertentu).

Tag:  #bocoran #dokumen #ungkap #meta #dapat #untung #besar #dari #iklan #penipuan

KOMENTAR