Turut Serta pada Kebijakan AI Global, Indonesia Berperan sebagai Jembatan Antara Negara Maju dan Berkembang
Suasana AI Action Summit yang berlangsung di Paris, Prancis, Minggu (9/2). (Dok. Komdigi)
15:44
10 Februari 2025

Turut Serta pada Kebijakan AI Global, Indonesia Berperan sebagai Jembatan Antara Negara Maju dan Berkembang

- Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan peran strategis Indonesia pada kebijakan kecerdasan buatan (AI) global. Salah satunya sebagai jembatan kepentingan antara negara berkembang dan maju.   Hal ini juga menandakan bentuk komitmen Indonesia dalam membangun tata kelola kecerdasan buatan yang inklusif dan berimbang.   "Indonesia percaya bahwa tata kelola AI harus berbasis keadilan, inklusivitas, dan keamanan. Kami ingin memastikan bahwa kebijakan AI global tidak hanya mencerminkan kepentingan negara maju, tetapi juga memperhitungkan realitas negara berkembang seperti Indonesia," kata Meutya saat berbicara di AI Action Summit yang berlangsung di Paris, Prancis, Minggu (9/2).   Tak hanya itu, Meutya juga menyoroti pentingnya pendekatan inklusif dalam tata kelola AI global, sejalan dengan tema utama pada pertemuan ini.    Bahkan, sosok yang juga dikenal sebagai politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini menekankan bahwa Indonesia mendukung upaya penguatan koordinasi internasional pada pengembangan AI, yang mengarah pada kepentingan publik dan kesejahteraan sosial.   "AI adalah kekuatan transformatif dalam ekonomi global, tetapi kita harus memastikan bahwa tidak ada negara yang tertinggal dalam revolusi digital ini. Indonesia akan terus berperan aktif dalam diskusi kebijakan AI global untuk memastikan AI yang aman, etis, dan inklusif bagi semua," ungkap dia.   Dia juga menegaskan, Indonesia akan terus mendorong kebijakan AI yang berprinsip keadilan, inklusivitas, dan keamanan, serta memastikan AI bisa digunakan sebagai alat pembangunan berkelanjutan.   “Kehadiran Indonesia dalam forum ini bukan hanya untuk mendapatkan kursi dalam diskusi global, tetapi juga untuk memastikan bahwa kebijakan AI dunia mencerminkan kepentingan negara berkembang. AI harus dikelola dengan prinsip yang menempatkan manusia sebagai pusat inovasi," tutup Meutya.   Sebagai informasi, pertemuan ini dihadiri juga oleh Presiden Prancis Emmamuele Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot, Menteri Digital Prancis Clara Chappaz, Menteri Luar Negeri Serbia Marko Uri, serta para menteri komunikasi dan digital dari negara-negara anggota OECD dan mitranya. 

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #turut #serta #pada #kebijakan #global #indonesia #berperan #sebagai #jembatan #antara #negara #maju #berkembang

KOMENTAR