



Benjamin Netanyahu Ngumpet di Bunker Saat Israel Dibombardir, Pemain Keturunan Ungkap Sukacita
Striker Iran Sardar Azmoun ungkap rasa sukacita dengan serangan balasan militer negaranya ke Israel.
Perang Iran-Israel pecah sejak akhir pekan lalu, Jumat 13 Juni 2025. Perang ini dimulai saat militer negara Zionis itu menyerang instalasi militer milik Iran.
Iran tak tinggal diam. Serangan rudal dimulai sejak Sabtu (14/6) hingga Minggu dinihari menghujani wilayah Israel dan mengakibatkan 13 orang tewas dan 200 orang lainnya mengalami luka-luka.
Aksi balasan militer Iran ini dikomentari pesepak bola Sardar Azmoun. Lewat akun Instagram miliknya, striker klub UEA Shabab Al-Ahli itu memuji tindakan balasan Pasukan Garda Revolusi Iran.
Sardar Azmoun dengan tegas menyebut bahwa tindakan pasukan Garda Revolusi Iran sebagai pejuang pemberani.
Ia juga memberikan dukungan dan doa untuk masyarakat kota Tabriz, Iran yang jadi sasaran rudal milik Israel.
"Tabriz akan berdiri kokoh dan para pejuang pemberani akan memastikan bahwa Iran tak pernah gentar," tulis Azmoun seperti dikutip Suara.com, Senin (16/6).
"Musuh sedang bertekuk lutut," tegas eks pemain AS Roma itu.
Pernyataan serupa juga diungkap oleh gelandang serang keturunan Swedia-Iran, Saman Ghoddos.
Menurut Ghoddos, tindakan militer Iran akan selalu mendapat dukungan dari masyrakat.
"Kami semua mendukung para pejuang heroik kami," ungkap eks pemain Brentford tersebut.
Sementara itu, bos klub Iran Persepolis Reza Darvish juga mengutarakan rasa suka cita atas serangan balasan kepada Israel.
"Musuh zionis harus ingat dan tahu bahwa meskipun kami tidak semua percaya pada nilai-nilai yang sama, meskipun kami kadang-kadang memiliki masalah, kami semua akan berjuang dengan satu hati dan satu bahasa," tegasnya.
"Orang-orang pemberani Iran layak mendapatkan semua berkah dan harapan terbaik," sambungnya.
"Musuh perlu tahu bahwa rakyat Iran bersedia mati demi tanah mereka, dan bahwa hukuman balasan akan segera tiba," tegas Reza Darvish.
Eks pelatih Australia Terjebak di Irak
Sementara itu, eks pelatih Australia, Graham Arnold dikabarkan terjebak di perang Iran vs Israel yang semakin memanas.
Graham Arnold yang jadi korban tangan Shin Tae-yong saat jadi pelatih Timnas Indonesia berada di Irak dan tidak bisa pulang ke Australia.
Sejumlah maskapai penerbangan internasional dikabarkan telah menghindari rute penerbangan di sekitar Irak, Iran dan Yordania.
Emirates dan Qatar Airways juga telah membatalkan penerbangan ke Irak.
Rekan dari Graham Arnold mengatakan bahwa pelatih Irak itu dalam kondisi aman namun gelisah, panik dan tak nyaman.
Graham Arnold menurut rekannya tersebut panik karena kedutaan besar AS yang berlokasi satu kilometer dari tempatnya tinggal sudah ditutup oleh Presiden Donald Trump.
"Arnie (Graham Arnold) terjebak di Baghdad, bandara ditutup dan ia terdengar panik," ucap salah satu kawan Graham Arnold seperti dikutip Suara.com dari The Courier Mail.
"Graham tidak banyak bicara, tetapi satu-satunya kekhawatirannya ialah apakah konflik ini bisa meningkat hingga melibatkan Irak," sambung rekan Graham Arnold tersebut.
"Arnie saat ini aman namun ia gelisah dan tampak tak nyaman,"
Setelah mengundurkan diri sebagai pelatih Australia menyusul hasil imbang 1-1 melawan Timnas Indonesia beberapa waktu lalu, Graham Arnold menerima pekerjaan sebagai pelatih Irak pada Mei lalu.
![Pelatih Korban Shin Tae-yong Terjebak di Perang Iran vs Israel [Tangkap layar X]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/16/14070-perang-iran-vs-israel.jpg)
Kondisi Timur Tengah Memanas
Sementara itu, dua negara Timur Tengah, Arab Saudi dan Qatar ditunjuk oleh Konfederasi Sepak Bola Asia, AFC menjadi tuan rumah ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"AFC mengonfirmasi bahwa Asosiasi Sepak Bola Qatar dan Federasi Sepak Bola Arab Saudi menjadi tuan rumah AFC Asian Qualifiers - Road to 26 Playoffs," tulis AFC dalam keterangannya seperti dikutip Suara.com
"Enam tim, tim peringkat ketiga dan keempat dari AFC Asian Qualifiers™ – Road to 26 (ronde ketiga) yaitu Timnas Indonesia, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, akan dibagi menjadi dua grup yang masing-masing terdiri dari tiga tim untuk bertarung dalam format terpusat mulai 8 hingga 14 Oktober 2025."
Keputusan AFC ini timbulkan pro kontra. AFC dituding menguntungkan dua negara tuan rumah untuk bisa mendapatkan tiket ke Piala Dunia 2026.
Sebelum AFC menunjuk Arab Saudi dan Qatar jadi tuan rumah, PSSI-nya Oman, Irak dan UEA meminta ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 berlangsung di tempat netral.
Keputusan AFC tunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah ronde keempat babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia sudah diendus kubu Oman.
"Sumber-sumber kami sudah mengindikasikan bahwa AFC sudah bersiap mengumumkan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah," tulis Omandaily beberapa jam sebelum pengumuman resmi AFC.
Terlepas dari protes yang disampaikan publik dan PSSI-nya Oman, Irak dan UEA, bisa saja AFC membatalkan Arab Saudi dan Qatar jadi tuan rumah ronde keempat babak Kualifikasi Piala Dunia 2026, mengingat situasi politik di kawasan Timur Tengah baru-baru ini.
Seperti diketahui, pada Kamis 12 Juni 2025, pasukan udara Israel menyerang sejumlah titik di Iran.
Dikutip dari sejumlah sumber, suara ledakan terdengar di ibu kota Iran, Teheran.
Serangan Israel kepada Iran ini memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah yang memang dikenal tak stabil.
Pihak Iran menegaskan akan membalas serangan dari Israel ini. Juru Bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarch menegaskan negaranya akan memberikan respons keras terhadap serangan Israel.
Saksi mata dan wartawan dari televisi milik pemerintah Iran melaporkan bahwa mereka melihat sendiri adanya jenazah perempuan dan anak-anak di antara para korban.
Tag: #benjamin #netanyahu #ngumpet #bunker #saat #israel #dibombardir #pemain #keturunan #ungkap #sukacita