



Calvin Verdonk: Tolong Jangan Rekam!
Bek Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, kedapatan melarang suporter Garuda yang menyapanya untuk tak merekam video. Apa alasannya?
Sebagaimana diketahui, Timnas Indonesia memiliki jutaan suporter yang tersebar baik di dalam maupun di luar negeri.
Basis suporter yang masif dan ada di berbagai belahan dunia ini membuat tim Garuda banjir dukungan di dunia nyata maupun di media sosial.
![Calvin Verdonk dan Yakob Sayuri, Duet Bek Timnas yang Mewakili Ujung Barat dan Timur Indonesia. [Dok. KitaGaruda]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/10/31681-calvin-verdonk.jpg)
Bagi para pemain Indonesia, basis suporter yang masif ini menjadikan mereka layaknya idola. Karenanya, para pemain kerap dikerumuni oleh fans di luar lapangan.
Sayangnya, masifnya dukungan suporter Garuda ke para pemain Indonesia ini terkadang melanggar privasi para pemain itu sendiri, baik di media sosial maupun di dunia nyata.
Hal ini terkadang membuat para pemain Tim Merah Putih gerah. Salah satunya ditunjukkan oleh bek kiri Indonesia, Calvin Verdonk.
Baru-baru ini, bek NEC Nijmegen itu menegur seorang suporter dengan lembut agar tak merekam video saat dirinya berada di luar lapangan.

Usut punya usut, Verdonk meminta suporter itu tak merekam video karena keluarganya dan putrinya datang bersamanya di sebuah hotel.
“Saya dengan putri saya. Jangan merekam ya,” minta Verdonk kepada salah satu suporter.
Paham dengan permintaan tersebut, suporter itu lantas mematikan kameranya dan memenuhi permintaan untuk menjaga privasi yang dimiliki bek berusia 28 tahun itu.
Teguran yang diberikan untuk suporter Timnas Indonesia ini bukanlah hal yang pertama. Sebelum Calvin Verdonk, ada Kevin Diks yang menegur suporter Garuda untuk tak menerobos privasinya.
Teguran dari Diks itu diberikan via media sosial, di mana ia mengirimkan pesan Broadcast via Instagram untuk suporter Indonesia.
Dalam pesan Broadcast itu, bek berusia 28 tahun itu mengaku takut membawa putrinya ke Jakarta karena suporter terus memotret buah hatinya.
Bahkan Diks takut jika para suporter mengunggah foto putrinya di media sosial dan membuat potret putrinya yang masih balita tersebar.
“Kami agak takut membawa Naya ke Jakarta karena semua foto dan postingan yang akan beredar di sana (media sosial)," bunyi pesan broadcast Kevin Diks di Instagram.
Tak hanya Kevin Diks, Nathan Tjoe-A-On juga pernah meminta fans-fansnya di Tanah Air untuk tak menggangu teman-temannya di media sosial.
Bek Swansea City itu merasa risih dengan aksi suporter Indonesia yang mengirim pesan ke orang-orang yang diikutinya di Instagram.
“Mereka bahkan mengirim pesan ke semua orang yang saya ikuti, tolong hentikan," ucap Nathan Tjoe-A-On.
Tak ayal, banyaknya teguran dari para pemain ini membuat suporter Indonesia harus lebih bijaksana dalam mengidolai para penggawa tim Garuda.
Ditakutkan para pemain akan merasa risih dan enggan melayani permintaan para pendukungnya karena privasinya terus diterobos oleh para suporter.
Verdonk lahir di Dordrecht, Belanda, pada 26 April 1997. Ia memiliki darah keturunan Indonesia dari sang ayah. Karier sepak bolanya dimulai di akademi Feyenoord, salah satu klub raksasa Belanda.
Di sana, ia mengasah kemampuan sebagai bek kiri modern yang tidak hanya piawai dalam bertahan, namun juga agresif dalam membantu serangan.
Sebelum bergabung dengan NEC Nijmegen pada tahun 2022, Verdonk sempat membela sejumlah klub Eredivisie lainnya seperti PEC Zwolle, FC Twente, dan bahkan sempat dipinjamkan ke klub Portugal, Famalicão.
Pengalaman bermain di berbagai liga top Eropa membekalinya dengan kematangan dan adaptasi tinggi terhadap gaya permainan yang berbeda.
Kehadiran Verdonk di Timnas Indonesia diharapkan mampu mengisi pos bek kiri yang selama ini kerap menjadi sorotan. Dengan kemampuan tekel yang bersih, umpan silang akurat, serta visi bermain yang baik, ia diharapkan dapat memberikan dimensi baru
(Felix Indra Jaya)