Menyusuri ''Lorong Kemhan'', Napak Tilas Jejak Perjuangan Lengkong dan Bandung Lautan Api
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia membuka Lorong Kemhan, sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang perjuangan bangsa Indonesia dari masa perjuangan kemerdekaan hingga era modern.(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
12:34
25 Januari 2025

Menyusuri ''Lorong Kemhan'', Napak Tilas Jejak Perjuangan Lengkong dan Bandung Lautan Api

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia membuka "Lorong Kemhan", sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang perjuangan bangsa Indonesia dari masa perjuangan kemerdekaan hingga era modern.

Pada Sabtu (25/1/2024), Kepala Biro Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, mengajak rekan-rekan wartawan menjelajahi Lorong Kemhan untuk tapak tilas perjuangan para pahlawan.

Di dalam lorong, pengunjung nantinya dapat melihat perjuangan, pertempuran, dan pemberontakan pada masa perang kemerdekaan yang tertuang dalam potret foto hitam-putih.

Seperti ruang pameran pada umumnya, di Lorong Kemhan terdapat galeri yang menampilkan beragam kisah perjuangan bangsa.

Salah satunya adalah Pertempuran Lengkong tahun 1946. Peristiwa berdarah ini bermula dari Resimen IV TRI di Tangerang.

Resimen ini mengelola Akademi Militer Tangerang.

Tanggal 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot memimpin paluan taruna akademi untuk mendatangi markas Jepang di Desa Lengkong untuk melucuti senjata pasukan Jepang.

Semula, proses perlucutan berlangsung lancar. Senja yang tadinya damai berubah menjadi berdarah.

Sebagian tentara Jepang merebut kembali senjata mereka yang semula diserahkan. Sebanyak 33 taruna dan 3 perwira gugur dalam peristiwa itu.

Paman dari Presiden Prabowo Subianto, Letnan Soebianto Djojohadikusumo, menjadi salah satu perwira yang gugur.

Dua lainnya adalah Daan Mogot dan Letnan Soetopo.

Selain kisah Pertempuran Lengkong, peristiwa Bandung Lautan Api juga disajikan dalam Lorong Kemhan.

Bandung Lautan Api merupakan peristiwa kebakaran besar yang terjadi di Bandung pada 23 Maret 1946.

Sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar kediaman mereka sendiri.

Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu yang dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.

Menariknya, Kemhan juga memberi pengetahuan betapa kerasnya para pahlawan memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia lewat berbagai pertempuran.

Kisah Malahayati, Brigadir Jenderal TNI ANM I Gusti Ngurah Rai, Laksamana Madya Yos Yudarso, Jenderal Besar TNI Purn H.M. Soeharto, Jenderal Besar A.H.

Nasution, dan Panglima Besar Jenderal Soedirman dapat dilihat di Lorong Kemhan.

Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan, Lorong Kemhan diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Kini, inisiasi Prabowo terwujud dalam bentuk Lorong Kemhan yang mulai dibuka hari ini.

"Tadinya hanya perkantoran saja, beliau menginisiasi dengan melengkapi dengan artefak, kemudian data-data historis perjuangan Bangsa Indonesia dari 1945 hingga tahun 2019," ujar Frega.

Frega mengatakan, untuk saat ini Lorong Kemhan dibuka setiap hari Sabtu.

Jika masyarakat membeli tiket Museum Nasional, otomatis dapat mengunjungi Lorong Kemhan.

"Kami sudah bekerja sama dengan Museum Nasional, nanti yang akan melakukan registrasi, lalu mereka upload tiket untuk masyarakat mengisi link," ucapnya.

Editor: Firda Janati

Tag:  #menyusuri #lorong #kemhan #napak #tilas #jejak #perjuangan #lengkong #bandung #lautan

KOMENTAR