Megawati Singgung Pembatalan Pameran Yos Suprapto: Jangan Bodoh
- Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyinggung batalnya pameran lukisan Yos Suprapto yang terjadi pada Desember 2024 silam.
Menurutnya, pembatalan itu merupakan hal yang lucu.
Hal tersebut Megawati sampaikan saat hendak memberi pengarahan kepada kader PDI-P yang menjadi anggota DPRD di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (24/1/2025).
"Tapi ya saya tahu. Eh siapa, Pak, siapa namanya yang mau ditangkap itu siapa? Lucu banget lho. Makanya waktu ada lukisannya Pak Yos Suprapto, lha kok katanya dia mau ditahan mau di apa. Aku bilang, terus waktu itu, polisi itu kok kering men to yo (polisi itu kenapa kering amat sih)," ujar Megawati.
Megawati mengatakan, menilai sebuah karya seni tidak bisa hanya berdasarkan dari bagaimana cara orang memandang. Tetapi, harus digali apa keinginan dari si pembuat karya seni tersebut.
Megawati menyebut dirinya bahkan pernah kebingungan mengartikan sebuah lukisan sampai bertanya kepada Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengenai bagaimana cara melihatnya.
"Jadi anak-anak PDI Perjuangan, jangan bodoh. Kalau ndak tahu seni, meneng (diam). Jangan sok-sok kayak ngerti, terus karena apa yang namanya itu terserah mereka," tuturnya.
Lalu, Megawati menyinggung sejumlah lukisan yang berisi wajah dirinya, di mana ada yang wajahnya jelek dan cantik.
Meski ada wajahnya yang dilukis secara jelek, Megawati mengatakan dirinya tidak marah kepada seniman yang menciptakan.
"Terus saya bilang, di dunia, di Rusia, di Eropa, wah malah makin enggak ngerti, itu makin mahal. Lha ini kok malah mau ditangkap? Lho saya pernah kok," jelas Megawati.
"Saya dulu di mana ya, pernah lihat itu lukisan, niatnya baik, lha tapi kok terus aku koyo enthok (kok aku jadi kaya bebek). Di mana tuh aku lupa. Tapi aku mung ngguyu wae (aku cuma ketawa aja). Ya sudah, alhamdulillah bisa jadi enthok. Makanya, kalau ada polisi di sini, kamu tuh mbok jangan suka nangkepin orang. Orang semua ini juga rakyat Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, pembukaan pameran tunggal Yos Suprapto yang dijadwalkan pada Kamis (19/12) batal.
Seniman asal Yogyakarta itu menyebut dirinya "harus menurunkan" lima lukisannya karena perintah "petinggi-petinggi".
Pada Kamis (19/12/2024) sekitar pukul 19:00 WIB, Yos Suprapto bergegas menuju Gedung A Galeri Nasional Indonesia di Gambir, Jakarta Pusat.
Yos baru saja memberikan pidato pembukaan pameran tunggalnya yang diberi judul "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan".
Pertunjukan seni yang menampilkan 30 lukisan ini rencananya akan dibuka untuk publik mulai Jumat (20/12) sampai 19 Januari 2025.
Lukisan-lukisan dan instalasi yang ditampilkan Yos menyoroti isu kerusakan tanah dan pentingnya metode pertanian berkelanjutan.
Pameran Yos bertujuan untuk menyoroti bagaimana tanah pertanian petani semakin dimarjinalkan.
Pria kelahiran Surabaya itu sudah siap untuk memperlihatkan berbagai karyanya kepada para tamu undangan.
Namun, begitu dia sampai di Gedung A, semua pintu ditutup dan lampu-lampu dimatikan.
"Ternyata ruang pameran dikunci. Tidak ada yang boleh masuk. Termasuk saya," ujar Yos kepada wartawan Amahl Azwar yang melaporkan untuk BBC News Indonesia pada Minggu (22/12).
Menurut Yos, kurator Suwarno Wisetrotomo secara resmi mengundurkan diri sekitar tiga jam sebelum pameran dibuka.
Selain itu, Yos mengeklaim pihak penyelenggara dan kurator mengatakan bahwa dirinya "harus menurunkan" lima lukisannya.
Alasannya beragam, mulai dari "mesum" hingga "tidak sesuai dengan tema dan bobot" pameran.
Terpisah, Suwarno mengatakan dirinya sejak awal tidak menyetujui dua lukisan—bukan lima—semata-mata karena keluar dari tema pertunjukan.
Suwarno menyebut Yos Suprapto-lah yang mengusulkan agar kedua ilustrasi itu ditutup.
Namun, pada akhirnya, Yos tetap memajang lukisan-lukisan itu tanpa sensor.
Hal ini membuat Suwarno memutuskan untuk mengundurkan diri.
Suwarno tidak tahu mengapa ada tambahan tiga lukisan yang juga dipermasalahkan.
Dia menyebut hanya Galeri Nasional Indonesia yang bisa menjawab hal tersebut.
Tag: #megawati #singgung #pembatalan #pameran #suprapto #jangan #bodoh