



Judi Online, Perceraian, Hingga Kekerasan Seksual Masih Jadi Ancaman Ketahanan Keluarga di Indonesia
–Penyakit serius yang kerap merusak ketahanan keluarga di Indonesia terus bertambah. Kasus kekerasan seksual belum bisa dibasmi, kemudian muncul fenomena judi online (judol). Di banyak daerah, judol berujung persoalan serius di keluarga atau rumah tangga.
Menyikapi persoalan yang mengancam ketahanan keluarga tersebut, PBNU akan menggelar Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama. Rencananya digelar pada 31 Januari - 2 Februari. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian dari peringatan Hari Lahir NU yang ke-102 tahun.
Kongres itu akan terbagi dalam dua kegiatan utama. Yaitu Kongres Keluarga Maslahat yang digelar di Hotel Bidakara pada 31 Januari - 1 Februari. Kemudian ada Festival Keluarga Indonesia yang digelar di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, pada 1-2 Februari.
Keduanya memiliki satu tujuan untuk meningkatkan peran keluarga dalam memberi kontribusi positif terhadap kehidupan sekitar. Baik dari aspek antar individu dalam keluarga hingga pada lingkungan yang lebih luas. Yakni lingkungan hidup.
”Kalau Kongres Keluarga Maslahat sifatnya serius dan strategis. Sementara Festival Keluarga Indonesia digelar untuk keluarga langsung, makanya digelar di public space sebuah mal,” kata pengarah kongres Alissa Wahid di Gedung PBNU pada Jumat (24/1).
Dia menjelaskan, terdapat banyak persoalan yang dihadapi keluarga di Indonesia secara langsung. Misalnya, tingginya angka perceraian. Kemudian meningkatnya kasus anak-anak yang melakukan bulliying. Lalu kekerasan pada anak. Serta kemiskinan yang menyebabkan pinjaman online dan judi online (judol). Hingga masalah sampah yang dihasilkan keluarga.
Sekarang ini, angka kekerasan dalam keluarga naik. Bukan hanya dari bapak ke ibu, atau bapak ke anak. Tetapi juga anak ke ibu, anak ke kakek. Fakta lain, misalnya, saat ini angka perkawinan menurun dan angka nikah siri naik.
”Belum lagi masalah judi online. Ini akan kita bahas secara serius dalam kongres,” ujar Alissa Wahid.
Oleh karena itu, dalam kongres ini, PBNU mengundang pemerintah untuk bersama-sama melihat persoalan dan menemukan jalan keluar atas masalah-masalah tersebut. PBNU juga berharap ada kolaborasi yang lebih jauh antara PBNU dengan pemerintah dalam mengatasi persoalan tersebut.
Alissa menambahkan bahwa selama ini PBNU telah menjalin kerja sama intensif dalam melakukan kerja-kerja yang menyasar keluarga, sepeti pencegahan stunting dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama.
Rencananya acara itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Pratikno karena kerja Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) berkaitan erat dengan kementerian ini. ”Kami mengundang Menko PMK karena kerja-kerja kami sangat relate (terkait) dengan kementerian tersebut,” kata Alissa.
Secara rinci, Kongres Keluarga Maslahat NU 2025 akan diikuti 300 peserta yang merupakan pengurus PBNU, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, anggota Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (Satgasnas GKMNU), dan undangan kemitraan.
Tag: #judi #online #perceraian #hingga #kekerasan #seksual #masih #jadi #ancaman #ketahanan #keluarga #indonesia