25
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina. (Pemkot Surabaya).
23:24
18 Januari 2025
Turunkan Kasus Kanker Serviks, Pemkot Surabaya Gratiskan Skrining dan Gencarkan Imunisasi HPV
– Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menggencarkan upaya pencegahan dan pengendalian kanker leher rahim dengan langkah-langkah masif. Kombinasi program imunisasi untuk anak perempuan dan deteksi dini melalui skrining berhasil menurunkan angka kasus secara signifikan dalam dua tahun terakhir. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat dalam upaya ini. “Kami menjalankan program pencegahan sejak dini, mulai dari imunisasi HPV untuk anak perempuan hingga skrining HPV DNA bagi perempuan usia 30-69 tahun. Ini merupakan bagian dari komitmen kami melindungi masyarakat dari risiko kanker serviks,” ungkap Nanik, Jumat (17/1/). Salah satu program unggulan Pemkot adalah pemberian imunisasi HPV bagi anak perempuan tingkat SD/MI sederajat kelas 5 dan 6. Langkah ini bertujuan mencegah risiko kanker serviks sejak dini. “Imunisasi HPV sangat penting untuk melindungi generasi muda dari bahaya kanker serviks. Kami berharap langkah ini dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan reproduksi perempuan,” tambah Nanik. Untuk perempuan dewasa, Pemkot menyediakan layanan skrining gratis di 63 puskesmas se-Surabaya. Skrining menggunakan metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) ditujukan bagi perempuan usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau pernah melakukan kontak seksual. Selain itu, deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode HPV DNA juga terus dilakukan, dengan pendekatan self sampling dan provider sampling. Program ini menyasar perempuan usia 30-69 tahun. Salah satu agenda besar adalah pelaksanaan skrining di Kelurahan Manukan Kulon yang menargetkan 5.500 peserta. “Jika hasil skrining HPV DNA negatif, pemeriksaan akan diulang lima tahun kemudian. Namun, jika positif, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA untuk menentukan tindak lanjut, seperti thermal ablasi atau prosedur LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) di RSUD BDH,” terang Nanik. Pemkot juga melibatkan tenaga kesehatan untuk memastikan kelancaran program. Di Kelurahan Manukan Kulon, misalnya, tujuh bidan, tujuh perawat, dan tiga dokter telah dilatih khusus untuk menangani skrining dan pengobatan kanker leher rahim. Selain itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker leher rahim. Berkat upaya ini, jumlah kasus kanker leher rahim di Surabaya menunjukkan penurunan signifikan. Berdasarkan data, pada 2023 terdapat 413 kasus, sedangkan pada 2024 angka tersebut menurun menjadi 201 kasus. “Penurunan ini merupakan hasil dari kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Meski begitu, kami tetap mengimbau perempuan, khususnya usia 30-69 tahun, untuk melakukan skrining secara berkala di puskesmas terdekat,” kata Nanik. Dengan pendekatan komprehensif melalui imunisasi, skrining, dan edukasi, Pemkot Surabaya optimis dapat terus menekan angka kasus kanker leher rahim, sekaligus melindungi kesehatan masyarakat di Kota Pahlawan.
Editor: Sabik Aji Taufan
Tag: #turunkan #kasus #kanker #serviks #pemkot #surabaya #gratiskan #skrining #gencarkan #imunisasi