Korban Agus Buntung Disebut Ada 13 Orang: Ada Anak di Bawah Umur, Ada yang Sampai Hamil
I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung Tersangka Pelecehan Seksual di Mataram, NTB 
12:57
4 Desember 2024

Korban Agus Buntung Disebut Ada 13 Orang: Ada Anak di Bawah Umur, Ada yang Sampai Hamil

- Jumlah korban I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung tersangka kasus dugaan pelecehan seksual di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah.

Dilaporkan saat ini sebanyak 10 orang melaporkan diri telah menjadi korban Agus Buntung.

Padahal sebelumnya, ada tiga korban yang lebih dulu melaporkan diri.

Kini total sementara jumlah korban Agus Buntung ada 13 orang.

Dari 13 orang tersebut, beberapa di antaranya merupakan anak di bawah umur.

Hal tersebut diungkap Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Joko Jumadi, Selasa (3/12/2024).

Joko menyebut, tiga di antara 10 pelapor susulan itu masih berusia anak.

"Dari yang sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan) di penyidikan kepolisian itu tiga orang, ditambah yang baru sampaikan ke kami itu 10 orang, jadi totalnya 13 orang," kata Joko.

Terkait hal itu, pihaknya juga menyerahkan penanganan laporan kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram

Agus Buntung pun berpeluang dikenakan pasal tambahan sehubungan kekerasan seksual terhadap anak.

"Apakah nanti ini akan masuk satu perkara atau laporan baru, ini yang masih jadi persoalan."

"Kalau yang berstatus anak-anak, kemungkinan akan ada laporan baru karena pasal yang diancamkan berbeda," lanjut Joko.

Pihaknya pun memfasilitasi pendampingan bagi korban usia anak untuk dimintai keterangan.

"Kalau memang nantinya (korban usia anak) sudah siap (melaporkan), kami akan bantu koordinasikan dengan Polda NTB," sambung Joko.

Dijelaskan Joko, kekerasan seksual yang dilakukan Agus Buntung diduga telah terjadi sejak 2022 hingga sekarang.

Adapun korban merupakan anak di bawah umur. 

Berdasarkan keterangan para korban, modus Agus Buntung melakukan kekerasan seksual yakni dengan melakukan intimidasi.

Para korban diajak komunikasi verbal untuk mengurai nasib pilu yang dialami hingga membuat psikisnya terancam.

"Korban menyampaikan, semuanya modusnya sama, (pelaku) memanipulasi keadaan."

"Yakni mengambil informasi dari korban, kemudian informasi yang sifatnya rahasia dan keadaan tertentu dari korban yang bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk itu (pengancaman guna pelecehan)," jelas Joko.

Para korban ada yang mendapatkan pelecehan seksual kelas ringan sampai berat dalam hal ini melakukan persetubuhan.

"Ada yang memang sampai persetubuhan, ada juga yang baru proses percobaan (pelecehan)."

"Ada yang sudah sampai dibawa ke homestay kemudian korbannya lari, tapi memang ada yang sampai tahap pelecehan seksual fisik paripurna artinya persetubuhan," terang Joko.

Tak hanya itu, Joko juga mendengar isu ada satu korban Agus Buntung yang diduga sampai hamil.

"Itu satu korban anak yang kami belum bisa konfirmasi, kami belum bisa menemukan korbannya (ada korban anak isunya dihamili Agus)," sambung Joko.

Awal Mula Kasus Terungkap

Kasus ini awal mulanya terungkap karena ada satu korban yang berani melaporkan diri meski harus diberikan pendampingan.

Korban yakni seorang mahasiswi di sebuah universitas di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pendamping korban dari Komunitas Senyumpuan, Ade Lativa Fitri pun mengungkapkan informasi dari pihak mahasiswi yang menjadi korban Agus Buntung.

Korban kekerasan seksual, kata Ade, tidak mengenal Agus Buntung.

Keduanya juga belum pernah bertemu sebelum kejadian itu terjadi.

"Jadi benar-benar (baru pertama kali) bertemu di Taman Udayana, si korban sedang nongkrong-nongkrong mencari udara segar, tiba-tiba dihampiri si pelaku ini," tutur Ade dilansir dari Tribun Lombok, Minggu (1/12/2024).

Dijelaskan Ade, pertemuan keduanya berjalan normal.

Agus Buntung awalnya mengajak si korban ngobrol dan berkenalan.

"Tapi kemudian ada satu momen, dimana si pelaku ini dengan sengaja mengarahkan korban agar melihat ke satu arah, ke arah utara dari tempat duduk korban."

"Dimana di arah utara itu ternyata ada sepasang kekasih yang sedang melakukan aktivitas seksual," jelas Ade.

Korban yang melihat lantas kaget dan tiba-tiba menangis.

Agus Buntung memanfaatkan masa lalu dan curhatan korban untuk diintimidasi.

"Sampai akhirnya si pelaku (Agus Buntung) bilang ke korban, kamu harus mensucikan diri dari dosa-dosamu di masa lalu dengan cara kamu harus mandi bersih," ungkap Ade, dari pengakuan korban.

Korban saat itu sempat menolak untuk melakukan ajakan mandi bersih.

Namun, Agus Buntung mengancam korban dengan ancaman akan menyebarkan aib korban kepada semua orang. 

"Dia (Agus Buntung) bilang, kamu itu sudah terikat sekarang sama saya, saya sudah tahu segala hal tentang kamu, saya akan laporkan semua itu ke orang tuamu," demikian ancaman pelaku ke korban.

Korban saat itu dalam kondisi tidak stabil pikirannya tambah ketakutan, sehingga korban terpaksa mengikuti permintaan pelaku. 

"Akhirnya korban yang sedang dalam kondisi banyak pikiran merasa ketakutan dengan ancaman pelaku, akhirnya mengiyakan ajak pelaku dibawa ke homestay dengan dalih untuk membersihkan diri," ungkap Ade.

Korban mengakui homestay tersebut dibayar sendiri oleh korban dalam kondisi terancam dan disuruh oleh tersangka. 

"Bukan secara sukarela memberi uang untuk membayar homestay, korban mengaku ketakutan, karena jika kabur korban pasti dikejar karena ada interaksi pemilik homestay dengan si pelaku," ujar Ade.

Akhirnya di homestay tersebut, tersangka melancarkan aksinya merudapaksa korban yang saat itu dalam kondisi tertekan dan terancam.  

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Tak Punya Lengan, Bagaimana Agus Bisa Jadi Tersangka Pelecehan Seksual Mahasiswi? Ini Cerita Korban

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Theresia Felisiani)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #korban #agus #buntung #disebut #orang #anak #bawah #umur #yang #sampai #hamil

KOMENTAR