Kalangan Peneliti Sebut Program Satu Keluarga Satu Sarjana Bisa Memutus Kesenjangan Sosial
Ilustrasi wisuda sarjana, salah memilih jurusan jadi salah satu penyebab sarjana masuk ke dunia kerja
22:48
16 Januari 2024

Kalangan Peneliti Sebut Program Satu Keluarga Satu Sarjana Bisa Memutus Kesenjangan Sosial

 

- Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai program 'Satu Keluarga, Satu Sarjana' yang digagas pasangan calon nomor urut 03 Ganjar - Mahfud menjadi solusi atas impian banyak orang Indonesia dalam bidang pendidikan. Utamanya berkenaan dengan mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi.

"Sekolah kan menjadi persoalan bangsa ini sudah lama. Artinya sekolah itu mahal. Jadi pemerintah harus melakukan sesuatu. Bebas belajar 9 tahun, jadi setelah itu perguruan tingginya mahal," tegas Agus di Jakarta, Selasa (16/1).

Menurut Agus, menjadi sarjana menjadi idaman dari banyak orang Indonesia. Karena menjadi sarjana tentu menjadi impian orang Indonesia. "Jadi program itu memang menjadi idaman atau keinginan banyak pihak kalau kita baca selama ini," tambahnya.

 

Menurutnya, persoalan stunting juga menjadi fokus dari pemerintahan saat ini. Kendati dalam pelaksanaannya masih belum sesuai. 

"Itu tentu menjadi konsen, program strategisnya presiden. Meskipun dalam perjalanannya disalahgunakan gak jelas. Karena banyak hal itu sebetulnya angka-angka yang disampaikan buat saya masih sangat meragukan," tambahnya.

Kendati demikian, Agus menegaskan program pendidikan dan kesehatan memang harus dilakukan oleh siapapun nanti presidennya untuk menjadi Indonesia Emas 2045. 

"Jadi program ini menjadi penting untuk Indonesia Emas 2045, tiga-tiganya," ungkapnya.

Sementara itu, Peneliti Bidang Ketenagakerjaan BRIN, Triyono mengatakan, pendidikan adalah jalan terang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. 

“Kalau bicara pendidikan, untuk memutus rantai kelas sosial. Kalau berkiblat ke negara maju, pendidikan berpengaruh meningkatkan taraf hidup,” kata Triyono. Pendidikan adalah jalan terang untuk membuka pengetahuan, berkreasi sehingga nantinya bisa berwiraswasta. 

“Bicara pendidikan bukan hanya pendidikan semata, namun bagaimana menciptakan kewirausahaan yang akibatnya meningkatkan kreasi, menghadirkan pengusaha-pengusaha, dan mereka menciptakan lapangan pekerjaan,” jelas Triyono. 

Selain membuka peluang wiraswasta, tenaga kerja yang memegang gelar sarjana, memiliki keterampilan, juga punya daya tawar ketika masuk ke dunia kerja. 

“Kita berbicara di hubungan industrial, ada bargaining posisi ketika kita memiliki keterampilan dan pendidikan bahasa, dan meningkatkan daya tawar,” tutur Triyono. 

Maka dari itu, agar kian kompetitif, kesempatan mengenyam pendidikan tinggi perlu didorong dan difasilitasi oleh pemerintah. “Kemudian dipadukanlah, pendidikan yang bagus, keterampilan, kemampuan bahasa dan IT,” pungkas Triyono.

Editor: Dimas Ryandi

Tag:  #kalangan #peneliti #sebut #program #satu #keluarga #satu #sarjana #bisa #memutus #kesenjangan #sosial

KOMENTAR