Penyandang Disabilitas Berharap Makin Banyak Perusahaan Beri Akses Pekerjaan
Penyandang disabilitas bangkit dengan membuka usaha usai terpuruk karena kecelakaan. (IST)
14:48
2 Desember 2024

Penyandang Disabilitas Berharap Makin Banyak Perusahaan Beri Akses Pekerjaan

 

- Penyandang disabilitas terus menjadi perhatian para pemangku kebijakan, khususnya terkait dengan kesetaraan akses untuk mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), pada 2023 hanya sekitar 22,97 juta penyandang disabilitas di Indonesia atau sekitar 8,5 persen dari total populasi yang memiliki pekerjaan. 

Itu pun hanya sebagian kecil yang mampu mengakses pekerjaan formal. Faktor-faktor seperti stigma sosial, kurangnya fasilitas pendukung, dan keterbatasan keterampilan sering kali menjadi penghalang utama.   Rafli, pekerja di sebuah restoran cepat saji di Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah satu penyandang disabilitas yang beruntung bisa bekerja di sektor formal. Sebagai seorang tunarungu, pekerjaan yang didapatkannya merupakan suatu pencapaian perlu diraih dengan kerja keras.   “Orang tua saya adalah pendukung terbesar. Mereka bangga karena saya bisa bekerja. Saya sangat bersyukur dengan pekerjaan ini, bisa mandiri, punya penghasilan, dan membantu orang tua,” ujarnya, Senin (1/12).  

  Di tengah keberuntungannya mendapatkan akses pekerjaan, Rafli menyadari bahwa masih banyak orang disabilitas lain yang tak seberuntung dirinya dalam mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, iaberharap penerimaan masyarakat terhadap penyandang disabilitas semakin meningkat.    “Masih sedikit tempat kerja yang bisa menerima orang seperti saya. Semoga di masa depan, tidak ada lagi pembeda berdasarkan keterbatasan fisik,” harapnya.   Selain itu, Romi, seorang karyawan tunadaksa di Pamulang, Tangerang Selatan, memiliki kisah perjuangan yang sedikit berbeda. Ia sudah bekerja di restoran cepat saji selama bertahun-tahun sebelum kecelakaan mengubah hidupnya.    Salah satu tangannya kemudian harus diamputasi dan menjadikannya seorang tunadaksa yang membuat hidup menjadi lebih berat dijalani bila tanpa campur tangan pemangku kebijakan.   "Setelah kecelakaan, saya baru merasakan sulitnya menjadi penyandang disabilitas. Banyak hal fisik yang dulu bisa saya lakukan sekarang menjadi terbatas," tuturnya.   "Tapi, saya bersyukur perusahaan tempat saya bekerja tetap menerima saya dan memberikan dukungan. Itu memberi saya semangat untuk terus berjuang,” sambung Romi.  

  Kisah Rafli dan Romi adalah segelintir cerita penyandang disabilitas yang diketahui masyarakat. Meskipun keduanya terbilang beruntung mampu memiliki pekerjaan di sektor formal, realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya.   Menurut laporan Indikator Pekerjaan Layak di Indonesia 2022 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dari seluruh total pekerja di Indonesia, mayoritas pekerja disabilitas, atau 0,81 persen dari total penduduk bekerja dengan disabilitas, berprofesi wirausaha. Sementara itu, hanya 0,23 persen pekerja disabilitas yang bekerja formal dengan status buruh, karyawan atau pegawai.    Pekerjaan layak bagi penyandang disabilitas seperti Rafli dan Romi lebih dari sekadar sumber penghasilan, tetapi juga lambang kepercayaan dan peluang untuk berkontribusi. Hal ini juga memberikan mereka rasa bangga dan rasa percaya diri.   “Saya berharap semakin banyak perusahaan yang membuka pintu bagi penyandang disabilitas. Kami bisa bekerja sebaik orang lain, asalkan diberi kesempatan,” pungkas Romi.

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #penyandang #disabilitas #berharap #makin #banyak #perusahaan #beri #akses #pekerjaan

KOMENTAR