

ILUSTRASI Fogging cegah demam berdarah (DBD) di Kabupaten Bogor. (ANTARA)


Kasus DBD Meningkat, Faktor Cuaca hingga Pengetahuan Masyarakat Berpengaruh
Peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia tahun 2024 tampak mengalami pelonjakan. Masalah pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan DBD menjadi kunci karena masih banyak salah kaprah memahami DBD.
Kementerian Kesehatan RI mencatat, kasus DBD di tahun 2024 sampai dengan minggu ke-11 sudah mencapai 35.556 kasus dengan kematian 290 kasus. Padahal, total kasus DBD di tahun 2023 adalah sebanyak 114.435 kasus. Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht menilai, perlunya lebih banyak edukasi tentang DBD dan intervensi inovasi dalam pencegahan DBD kepada masyarakat Indonesia. “Masih banyak kesalahpahaman terkait resiko, tingkat keparahan, dan pencegahan dengue. Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup," ujarnya kepada wartawan, Rabu (27/3). DBD, menurutunya terutama memberikan dampak pada populasi usia aktif dan merupakan penyebab utama kematian bagi anak-anak. Oleh karena itu, perlindungan melalui vaksinasi direkomendasikan oleh asosiasi medis tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa. "Marilah kita terus memperkaya diri kita dengan pengetahuan tentang DBD dan pencegahannya melalui sumber-sumber yang tepercaya untuk melindungi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai," ungkapnya. Untuk menggencarkan edukasi terkait DBD, Andreas menyampaikan bahwa saat ini pihaknya menjalin kerja sama dengan Alodokter sebagai bentuk komitmen serta partisipasi aktif dalam memerangi DBD di Indonesia. Kolaborasi tersebut direfleksikan ke dalam serangkaian kegiatan dan inisiatif, baik yang ditujukan kepada tenaga kesehatan, masyarakat umum, maupun karyawan, untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran virus dengue. Sementara itu, Pendiri dan Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari, mengatakan bahwa masalah DBD memang menjadi tantangan sendiri untuk dihadapi di Indonesia. “Meskipun upaya pencegahan dan pengendalian telah dilakukan, namun jumlah kasus DBD tetap menjadi perhatian utama dalam ranah kesehatan di negara ini," ucapnya. Ia memaparkan, faktor-faktor seperti cuaca yang ekstrem, urbanisasi yang cepat, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk menjadi beberapa faktor yang turut berkontribusi terhadap tingginya angka kasus DBD di Indonesia. "Kami percaya diperlukan kerja sama lintas sektor serta kesadaran masyarakat yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah ini secara efektif," tegasnya. Saat ini, Kementerian Kesehatan melalui kampanye bersama #Ayo3MplusVaksinDBD mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan 3M Plus secara konsisten guna membatasi populasi nyamuk, serta berkonsultasi dengan dokter mengenai intervensi inovatif melalui vaksinasi.
Editor: Banu Adikara
Tag: #kasus #meningkat #faktor #cuaca #hingga #pengetahuan #masyarakat #berpengaruh