Cuti Ayah Agar Anak Punya Kemampuan Problem Solving
- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) Abdullah Azwar Anas menegaskan, rencana pemberian hak cuti bagi suami yang mendampingi istri melahirkan masih dibahas. Perkembangan terbaru, lama cuti tidak lagi 40 hari seperti yang diusulkan. Namun, antara seminggu hingga 30 hari.
”Selain cuti istri melahirkan. Ada cuti ayah. Ini untuk mendorong kualitas SDM mendatang lebih bagus,” terangnya seusai menghadiri acara di Ombudsman RI kemarin.
Rencana itu disambut baik oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Plt Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Sesmen PPPA) Titi Eko Rahayu mengatakan, pihaknya sudah diajak berkoordinasi terkait rencana tersebut. Dia menjelaskan, nanti hak cuti bagi ASN pria yang istrinya melahirkan dimasukkan dalam RPP Manajemen ASN. RPP itu merupakan turunan dari UU No 20 Tahun 2023 tentang ASN. ”Ini yang muncul dalam pembahasan terakhir. Tapi, masih terus dibahas,” ungkapnya.
Diakuinya, hingga kini belum ada peraturan khusus terkait cuti ayah. Padahal, kualitas proses kelahiran anak bisa berjalan baik dengan pendampingan ayah. Belum lagi, peran ayah dalam pendampingan ketika istri melahirkan, termasuk saat fase-fase awal pasca persalinan, sangat penting dalam upaya mendorong peningkatan kualitas SDM sejak dini.
Psikolog klinis anak Vera Itabiliana saat dihubungi Jawa Pos kemarin mengungkapkan pentingnya suami mendampingi istri yang melahirkan. Menurut dia, ada banyak manfaat kedekatan anak yang baru lahir dengan ayah. Bahkan, dia menyebut manfaat itu sama dengan kedekatan ibu dan anak.
"Penelitian Sroufe pada 1983 menemukan bahwa kedekatan yang terjalin antara bayi dengan orang tuanya berpengaruh pada bagaimana dia berinteraksi dengan orang dewasa dan anak sebaya di masa kanak-kanaknya kelak,” katanya.
Vera juga menunjukkan penelitian lain. Pada 1990, Labrell, menurut Vera, mengemukakan bahwa bayi yang dekat dengan ayah akan memiliki kemampuan problem solving yang lebih baik di usia 18 bulan. Dia menegaskan, secara umum penelitian-penelitian menunjukkan bahwa kedekatan dengan ayah menjadikan anak lebih mampu melakukan problem solving, percaya diri, dan tegar.
Menurut dia, sejak bayi, manusia mengamati peran ayah sehari-hari di rumah. Terutama dalam mengatasi masalah yang sering muncul. ”Kedekatan emosional yang terjalin dengan ayah membuat bayi merasa aman, diterima, dan dilindungi oleh lingkungan terdekatnya,” bebernya. (elo/lyn/mia/c6/oni)
Tag: #cuti #ayah #agar #anak #punya #kemampuan #problem #solving