Waspadai Potensi Inflasi di Bulan Ramadhan, BPS Sebut Komoditas Pangan Rawan Terjadi Kenaikan Harga, Berikut Faktanya
Menjelang datangnya bulan Ramadhan, Badan Pusat Statistik (BPS) menghimbau para pihak terkait untuk mewaspadai potensi terjadinya inflasi.
Sebab, berdasarkan data historis umumnya terjadi kenaikan harga di momen itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah di Jakarta, pada hari Jumat (1/3) kemarin.
Ia menyebutkan bahwa komoditas pangan biasanya banyak menyumbang inflasi pada bulan Ramadhan.
“Dari data historis perkembangan inflasi, pada momen bulan Ramadhan selalu terjadi inflasi,” ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan bahwa data historis inflasi pada komoditas pangan itu seperti pada daging ayam ras yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen pada bulan April 2021.
Lalu, pada bulan April 2022 sebesar 0,09 persen, dan pada bulan Maret 2023 sebesar 0,01 persen.
Komoditas pangan berikutnya yang tercatat selalu mengalami inflasi di momen Ramadhan adalah minyak goreng.
Ia menyebutkan bahwa minyak goreng tercatat menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen dan 0,19 persen pada bulan April 2021 dan April 2022.
Komoditas pangan lainnya adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen pada bulan Maret 2023.
Kemudian komoditas telur ayam ras dengan andil 0,02 persen serta ayam hidup, daging sapi, dan gula pasir masing-masing punya andil kontribusi inflasi sebesar 0,01 persen di bulan April 2022.
Sementara itu, menurutnya sejauh ini hingga bulan Februari, komoditas pangan menjadi faktor penyebab inflasi di tahun 2024.
Inflasi bulanan Februari tercatat sebesar 0,37 persen dengan inflasi harga bergejolak (volatile food) sebesar 1,53 persen.
Data inflasi itu memberikan andil lebih tinggi (0,25 persen) dibandingkan komponen lain yaitu inflasi inti (0,09) dan inflasi harga diatur pemerintah (0,03 persen).
Hingga bulan Februari kemarin, komoditas beras menjadi penyumbang utama inflasi dengan menyumbang 0,21 persen dan kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi.
Komoditas pangan lain yang menjadi faktor pendorong inflasi di Februari adalah cabai merah dengan andil 0,09 persen, telur ayam ras sebesar 0,04 persen, serta daging ayam ras sebesar 0,02 persen.
Menurut Deputi Statistik Produksi BPS itu, khusus untuk komoditas cabai merah tercatat inflasi di setiap level perdagangan.
Angka inflasi yang tercatat pada produsen pedesaan sebesar 4,56 persen, grosir 16,01 persen, dan eceran 17,78 persen.
Sedangkan inflasi komoditas telur dan daging ayam ras didorong oleh kenaikan harga pakan ternak ayam yang mengalami inflasi 0,36 persen untuk bahan pakan dedak, lalu 0,80 persen untuk jagung pipilan, 0,04 persen untuk bekatul, dan 0,22 persen untuk bungkil.
Ia menyebutkan bahwa inflasi tahunan diketahui mencapai 2,75 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,41 persen.
Tag: #waspadai #potensi #inflasi #bulan #ramadhan #sebut #komoditas #pangan #rawan #terjadi #kenaikan #harga #berikut #faktanya