Pidato Perdana sebagai Presiden, Prabowo Serukan Persatuan hingga Demokrasi Santun
Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato kenegaraan usai dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029. Tribunnews/Jeprima 
18:42
20 Oktober 2024

Pidato Perdana sebagai Presiden, Prabowo Serukan Persatuan hingga Demokrasi Santun

- Prabowo Subianto menyerukan persatuan hingga demokrasi santun dalam pidato perdananya sebagai Presiden RI 2024-2029.

Diketahui Prabowo menyampaikan pidato seusai dilantik di Gedung MPR, Minggu (20/10/2024).

Prabowo mengatakan, ia dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah mengucapkan sumpah untuk mempertahankan Undang-Undang Dasar (UUD) dan menjalankan UU dan peraturan yang berlaku, serta berbakti pada negara dan bangsa.

Prabowo menegaskan sumpah tersebut akan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan segenap kekuatan jiwa raga.

"Kami akan menjalankan kepemimpinan pemerintah Republik Indonesia, kepemimpinan negara dan bangsa Indonesia dengan tulus, dengan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tidak memilih kami," ungkap Prabowo.

Prabowo juga mengajak rekonsiliasi bangsa Indonesia untuk menghadapi tantangan yang ada. 

"Marilah kita bangun masa depan bersama, marilah menganggap rekan-rekan kita walaupun berbeda suku, partai, agama, golongan kita adalah sama-sama anak Indonesia. Bertanding semangat, sesudah bertanding mari kita berhimpun kembali," katanya.

Demokrasi Santun

Prabowo juga menyampaikan keinginannya menciptakan demokrasi santun yang menghindari caci maki.


"Kita menghendaki kehidupan demokrasi, tapi marilah kita sadar bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas untuk Indonesia. Yang cocok untuk bangsa kita."

"Demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita. Demokrasi kita harus demokrasi yang santun. Demokrasi di mana berbeda pendapat harus tanpa permusuhan. Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki. Bertarung tanpa membenci," ungkap Prabowo. 

Ia mengatakan, demokrasi Indonesia harus demokrasi yang menghindari kekerasan, adu domba, dan hasut-menghasut. 

"Harus yang sejuk, demokrasi yang damai, demokrasi yang menghindari kemunafikan. Hanya dengan persatuan dan kerja sama kita akan mencapai cita-cita para leluhur. Bangsa yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertoraharjo."

"Bangsa yang baldatun toyyibatun warabbun ghafur. Bangsa yang di mana rakyat cukup sandang, pangan, papan," ungkap Prabowo.

Contohkan Rivalitasnya dengan Jokowi

Prabowo juga sempat menyinggung kekalahannya dari Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres, namun kembali bersatu setelahnya.

"Presiden Joko Widodo mengalahkan saya. Berapa kali ya? Saya lupa."

" Tapi begitu beliau menang, beliau mengajak saya bersatu, dan saya menerima ajakan itu."

"Sekarang saya yang menang. Dan saya mengajak semua pihak ayo bersatu," ungkap Prabowo.

Pidato Berapi-api

Pada kesempatan itu, Prabowo menyampaikan pidato dengan berapi-api.

Terutama saat Prabowo mengingatkan kekuasaan merupakan milik rakyat.

"Kita harus ingat bahwa kekuasaan itu milik rakyat. Kedaulatan itu adalah kedaulatan rakyat," katanya.

"Kita berkuasa seizin rakyat, kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat."

"Kita harus selalu ingat, setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat pekerjaan kita untuk rakyat," ucapnya.

Prabowo juga sempat menyinggung bahwa seorang pemimpin tidak boleh bekerja untuk kepentingan diri sendiri atau kerabatnya.

"Bukan kita bekerja untuk diri sendiri, bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita."

"Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat," tegas Prabowo.

Pernyataan Presiden itu lantas mendapat tepuk tangan para hadirin.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Nuryanti)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #pidato #perdana #sebagai #presiden #prabowo #serukan #persatuan #hingga #demokrasi #santun

KOMENTAR