BMKG Pasang 10.000 Detektor di 191 Daerah, Perkuat Pemantauan Gempa dan Tsunami
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
09:17
16 Desember 2025

BMKG Pasang 10.000 Detektor di 191 Daerah, Perkuat Pemantauan Gempa dan Tsunami

- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memasang lebih dari 10.000 detektor untuk memperkuat pemantauan cuaca gempa, hingga tsunami.

Ribuan detektor tersebut terpasang di stasiun yang tersebar di 191 daerah, dipantau langsung oleh unit pelaksana teknis (UPT) BMKG.

Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani kepada Presiden Prabowo Subianto dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).

"Ini terpantau di UPT-UPT BMKG, stasiun-stasiun yang tersebar di 191 daerah di Indonesia, dengan 10 ribu lebih alat yang memantau kondisi cuaca serta gempa dan tsunami," ujar Faisal dalam sidang kabinet paripurna, Senin.

BMKG juga memasang lightning detector atau alat pengamatan petir di 38 UPT. Alat ini berfungsi untuk memantau lokasi dan intensitas petir.

Selanjutnya, Faisal menyatakan BMKG bakal mengembangkan prakiraan cuaca berbasis dampak atau Impact-Based Forecast (IBF).

Dengan sistem ini, informasi prakiraan cuaca juga memperhitungkan potensi dampak yang akan terjadi akibat cuaca.

"Kita bisa memprediksi petir akan terjadi di mana dan kapan akibat dari kondisi cuaca di sekitarnya," ujar Faisal.

Ilustrasi cuaca ekstrem Indonesia.bmkg.go.id Ilustrasi cuaca ekstrem Indonesia.

Modifikasi Cuaca

Selain itu, Faisal juga menyampaikan bahwa BMKG akan melakukan modifikasi cuaca di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, hingga Lampung.

Modifikasi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi potensi hujan ekstrem yang dipicu oleg siklon Bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S.

"Operasi modifikasi cuaca kita lakukan untuk mencegah awan-awan hujan mendekati daratan Indonesia. Jadi kalau dia mendekat, nanti awan hujan itu kita semai dengan bahan semai dari NaCl agar dia jatuh di tempat-tempat seperti di perairan, atau di laut, atau di tempat yang tidak berbahaya," ujar Faisal.

"Atau kalau sudah sampai di atas Jakarta, itu kita tebarkan kapur tohor atau CaO, supaya dia terpecah dan tidak terjadi hujan," sambungnya.

Modifikasi cuaca, kata Faisal, mampu menurunkan curah hujan hingga 20–50 persen.

BMKG bersama dengan instansi-instansi terkait akan terus melakukan pemantauan dan antisipasi demi keselamatan masyarakat.

Faisal juga meminta masyarakat waspada, tetapi tetap tenang ketika menghadapi potensi cuaca ekstrem.

"Kami sudah bekerja sama dengan BNPB, BPBD, serta Basarnas. Untuk masyarakat, tetap tenang selama kita dapat memantau kondisi dan selalu bersiap untuk curah hujan tinggi dan gelombang tinggi," ujar Faisal.

Tag:  #bmkg #pasang #10000 #detektor #daerah #perkuat #pemantauan #gempa #tsunami

KOMENTAR