Didatangi Oknum Polisi, Rektor SCU Semarang Tolak Bikin Video Apresiasi Jokowi
Kampus Soegijapranata Catholic University (SCU Semarang)
13:40
7 Pebruari 2024

Didatangi Oknum Polisi, Rektor SCU Semarang Tolak Bikin Video Apresiasi Jokowi

- Calon wakil presiden Mahfud MD menyebut, saat ini sedang berlangsung operasi untuk menekan para rektor agar tidak ikut-ikutan menyoroti Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya mendapat laporan, ada semacam operasi untuk menekan rektor-rektor yang belum bersikap," katanya.

Menurut Mahfud, para rektor itu diminta menyatakan bahwa kepemimpinan Jokowi sudah baik. "Ada rektor yang mau, ada yang memodifikasi pernyataannya, tapi ada yang menolak," kata Mahfud.

Dia menuturkan, salah satu yang menolak adalah rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata Semarang. "Saya yakin, semakin ditekan, gerakan-gerakan perguruan tinggi akan semakin menggelombang," tuturnya.

Jawa Pos Radar Semarang mewawancarai Rektor SCU Semarang Ferdinandus Hindiarto kemarin (6/2). Ferdi, sapaan akrabnya, bercerita bahwa selama lima hari dirinya diminta untuk membuat testimoni berupa video berisi apresiasi pada pemerintahan Presiden Jokowi.

"Jadi, nomor satu (perintahnya) mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama sembilan tahun. Yang kedua, Pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerus Pak Jokowi, intinya itu," jelas Ferdi saat ditemui di kampus SCU kemarin.

Sebagai pimpinan perguruan tinggi, Ferdi menegaskan bahwa lembaga pendidikan harus netral. Dia jelas menolak permintaan tersebut. Bahkan, berbagai tawaran disampaikan orang yang mengaku dari Polrestabes Semarang itu. Karena menolak membuat video testimoni, Ferdi lantas ditawari membuat surat pernyataan testimoni yang isinya senada.

Hingga Selasa (6/2) pukul 11.00, pihaknya masih didesak untuk membuat surat tersebut. Ferdi bahkan dikirimi contoh video dari perguruan tinggi lain. Kendati demikian, dia tetap menolak. "Tetap saya katakan tidak, kami memilih sikap itu," tegasnya.

Menolak, kata dia, tidak berarti membenci. Sebagai kampus Katolik, lanjut Ferdi, dia tunduk pada konstitusi Vatikan yang berbicara berdasar kebenaran. "Intinya kami tidak membenci, tapi ketika itu hal baik, tentu harus kami katakan baik. Tapi, jika ada sesuatu yang tidak pas, ya kami harus mengatakan itu tidak pas, dan mari kembali ke hal-hal yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan konstitusi," jelasnya.

Kapolrestabes Semarang Membantah

Kepala Polrestabes Semarang Kombespol Irwan Anwar membantah adanya permintaan video testimoni terkait kinerja Presiden Joko Widodo kepada sivitas akademika di Semarang. Dia menyebutkan, video testimoni itu hanya berisi support atau ajakan Pemilu Damai 2024.

Irwan mengatakan, dirinya memiliki kewajiban untuk menciptakan situasi kondusif menjelang Pemilu 2024. Menurut dia, ada beberapa langkah yang dilakukan dalam rangka menciptakan situasi kondusif yang dimaksud. ’’Antara lain, melaksanakan program yang namanya cooling system,’’ ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Semarang, Selasa (6/2) sore.

Giliran UB Malang Bersikap

Seruan akademisi untuk menegakkan demokrasi dan reformasi terus meluas. Kemarin giliran Universitas Brawijaya (UB) Malang yang menyampaikan seruan kepada pemerintahan Jokowi.

Pernyataan sikap itu dipimpin Sekretaris Dewan Guru Besar UB Prof Sukir Maryanto SSi MSi. Mereka menyampaikan delapan seruan. Antara lain, meminta pemerintah menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan. Meminta pemerintah, DPR, hingga MK tak dijadikan instrumen politik. Lalu, pemerintah pusat hingga desa diminta netral dalam Pemilu 2024. (kap/mha/dre/far/lum/mia/syn/wan/c7/oni)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #didatangi #oknum #polisi #rektor #semarang #tolak #bikin #video #apresiasi #jokowi

KOMENTAR