



Buka Curhat Daring 24 Jam Via Medsos, Kementrans Menampung Ribuan Kritik dan Saran
- Ribuan masukan, saran dan kritik dari seluruh Indonesia dan juga Amerika Serikat (AS), Jepang, China serta Swedia mengalir ke Kementerian Transmigrasi (Kementrans).
Ribuan masukan itu masuk setelah Kementrans membuka Open House Transformasi Transmigrasi secara 24 jam nonstop melalui media sosial (medsos), yaitu Live Instagram, Tiktok, Youtube yang berlangsung dari Sabtu (18/10/2025) hingga Minggu (19/10/2025).
Tidak hanya melalui media sosial (medsos), masukan juga diberikan oleh ratusan masyarakat yang hadir langsung di Kantor, Kementerian Transmigrasi, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (19/10/2025).
Sebagian besar masukan masyarakat fokus pada dua hal, yaitu peningkatan kualitas kawasan transmigrasi dan penguatan pembangunan manusia.
“Banyak sekali kritik, saran, dan masukan yang kami terima. Bahkan 24 jam ternyata tidak cukup untuk membahas satu per satu, baik yang bersifat teknis maupun fundamental,” kata Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara saat menutup kegiatan Open House Transformasi Transmigrasi, seperti dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari refleksi satu tahun kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sekaligus wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik, saran, dan ide konstruktif terkait kebijakan program transmigrasi ke depan.
“Transmigrasi bukan hanya memindahkan penduduk lalu membangun rumah. Yang paling penting adalah membangun manusianya pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja agar mereka mandiri dan betah tinggal di kawasan transmigrasi,” jelasnya.
Selain menyoroti hal teknis, seperti desain dan fasilitas kawasan, banyak pula warga yang memberikan usulan agar pemerintah memberi sanksi bagi transmigran yang menjual lahannya.
Mentrans menegaskan bahwa semua masukan dicatat. Namun pendekatan yang diambil tetap mengutamakan pembinaan, bukan hukuman.
Dalam kesempatan yang sama, Mentrams Iftitah juga menyinggung perlunya peninjauan ulang terhadap Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian, khususnya pasal yang mengatur bahwa pendampingan pemerintah pusat hanya berlangsung lima tahun sebelum diserahkan ke pemerintah daerah.
“Pertanyaannya, apakah lima tahun cukup bagi transmigran untuk hidup mandiri? Banyak laporan bahwa setelah lima tahun, mereka seperti anak ayam kehilangan induk. Ini yang sedang kami kaji bersama DPR dan kementerian terkait,” ungkapnya.
Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara (sedang memegang microphone) saat menutup kegiatan Open House Transformasi Transmigrasi di Kementerian Transmigrasi, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (19/10/2025).
Mentrans menjelaskan bahwa tahun 2025 pemerintah masih mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 300 miliar untuk membantu pengembangan infrastruktur kawasan transmigrasi, sekaligus mendukung pemerintah daerah yang belum sepenuhnya mandiri.
Terkait capaian, Mentrans Iftitah mengungkap bahwa dari 129.000 bidang tanah yang menjadi pekerjaan rumah, sudah diterbitkan sekitar 6.600 sertifikat tanah pada tahun ini, menyelesaikan persoalan yang telah tertunda hingga 30 tahun. Targetnya, hingga akhir tahun dapat mencapai 12.000 - 13.000 bidang.
Selain itu, program Transmigrasi Patriot juga berhasil mendistribusikan lebih dari 2.000 sumber daya manusia (SDM) unggul ke berbagai kawasan transmigrasi, melibatkan 43 guru besar, ratusan peneliti, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi nasional unggulan di Indonesia.
“Mereka bukan hanya meneliti, tetapi juga mengajar masyarakat mengoperasikan komputer, mengembangkan BUMDes, hingga mengajar anak-anak bahasa Inggris. Ini bukti nyata gotong royong dalam transmigrasi,” tutur Mentrans.
Menutup kegiatan Open House 24 Jam, Mentrans Iftitah menegaskan bahwa seluruh masukan masyarakat akan menjadi bahan perbaikan dalam kebijakan transmigrasi ke depan.
“Kami tidak menutup pintu terhadap aspirasi apa pun. Semua saran, ide, dan kritik adalah bentuk cinta masyarakat terhadap program transmigrasi. Justru dari kritik itulah kami berbenah,” ujarnya.
Tag: #buka #curhat #daring #medsos #kementrans #menampung #ribuan #kritik #saran