Pertambangan Berkelanjutan, Wujud Komitmen Harita Nickel Jaga Kualitas Perairan Pulau Obi
Seiring dengan perkembangannya yang begitu pesat, industri pertambangan nikel juga seringkali dikaitkan dengan sejumlah isu kontroversial, seperti kerusakan lingkungan, masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), hingga dominasi tenaga kerja asing.
Industri pertambangan nikel yang makin bertumbuh dengan keberadaan smelter sebagai fasilitas hilirisasi membuat orang bertanya-tanya, apakah kabar-kabar negatif yang berhembus tersebut memang benar adanya?
Faktanya, kehadiran industri nikel telah memberikan banyak manfaat. Hal ini terlihat dari upaya Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, yang menjalankan pertambangan berkelanjutan secara bertanggung jawab. Salah satunya upaya ini berkaitan erat dengan kualitas air di daerah sekitar pertambangan, tepatnya di Desa Kawasi.
Yolius Langkodi, seorang penduduk asli yang telah lama tinggal di Desa Kawasi bercerita bahwa upaya pertambangan yang ada di Pulau Obi justru membantu meningkatkan kualitas air, bukan mencemari air.
Hal ini menjadi catatan penting, karena kehidupan warga Desa Kawasi amat bergantung dengan air laut, termasuk mengonsumsi berbagai hasil laut.
“Ada perusahaan yang menyambung dan memperbaiki kembali. Sekarang airnya sudah nyaman dan jernih, upaya dari perusahaan. Semua diambil dari sumber air ini, yang berarti sudah nyaman,” ujar Yolius.
Upaya perusahaan tambang untuk memperbaiki sumber air, menjadikan warga Desa Kawasi bisa dengan mudah mengambil air bersih.
“Jika tidak nyaman, kita tidak akan mengambil dari sana. Ada juga di tempat lain tapi semuanya diambil dari sini. Kami berusaha menjaganya sebaik mungkin agar masyarakat dapat minum,” tambahnya.
Bertanggung jawab terhadap standar lingkungan
Isu mengenai air Desa Kawasi yang tercemar bisa dikatakan merupakan hal yang kurang tepat. Hal ini turut diperkuat dengan penelitian yang membuktikan bahwa perairan laut Desa Kawasi dalam kondisi yang baik.
Pakar dan akademisi dari Universitas Khairun Dr. M. Janib Achmad, S.Psi, M.Sc. mengungkapkan bahwa penelitian ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, serta agar masyarakat pun dapat mengetahui kualitas air Pulau Obi.
“Memang betul bahwa sampai sekarang itu kondisi perairan di Pulau Obi masih bagus. Tapi yang kita pikirkan adalah sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan. Jangan sampai ketika selesai pertambangan, selesai eksplorasi, selesai industri, itu kemudian menyebabkan permasalahan jangka panjang di masyarakat Obi. Cuma sekarang belum, karena mungkin waktu yang belum terlalu lama atau eksplorasinya yang masih terbatas,” ujarnya.
Karenanya, penelitian tersebut memiliki tujuan utama mengetahui kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan kondisi ekologi yang topiknya adalah perikanan kelautan. Penelitian dilakukan dengan mengunjungi laboratorium pengujian air untuk menyoroti prosedur pengujian yang ketat yang dilakukan untuk memantau kualitas air.
Bagaimana dengan hasilnya? Dari penelitian, terbukti bahwa perusahaan tambang menerapkan kepatuhan terhadap standar lingkungan yang berlaku.
“Dari penelitian ini didapatkan tiga kesimpulan, kesimpulan pertama ternyata bahwa hampir semua nelayan itu fishing groundnya pada perairan dan daerah di sekitar Pulau Obi. Terkecuali untuk penangkap ikan-ikan migrasi, ikan-ikan plagis, ikan-ikan jauh dan cepat,” ujarnya.
Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa klorofil sebagai penanda kesuburan pantai tetap muncul, terutama pada musim di bulan Mei dan Juni. Namun, menurutnya, klorofil tersebut kemudian menurun pada periode Juli sampai September, yang sebenarnya disebut sebagai paceklik.
Penelitian yang diberi tajuk Fish Basket ini juga menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan sebelum dan setelah perusahaan datang. Perbedaan tersebut terlihat jelas, seperti contohnya peningkatan pendapatan nelayan yang awalnya sekitar Rp2-3 juta menjadi lebih dari Rp6 juta. Dengan kehadiran perusahaan, pendapatan mereka bahkan dapat mencapai Rp10-11 juta.
Itulah bagaimana Harita Nickel berusaha menjaga keseimbangan alam nikel di pulau Obi.
Dengan mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, perusahaan mewujudkan komitmennya terhadap keseimbangan lingkungan, serta terus melakukan pemantauan teratur terhadap faktor lingkungan, baik di tanah, udara, dan laut.
Cerita lengkapnya bisa Anda saksikan lewat penelusuran langsung ke Pulau Obi dalam “Ekspedisi Hilirisasi Anak Bangsa” episode “Eksplorasi Air di Pulau Obi: Membongkar Fakta-Fakta Tersembunyi” di Kanal Youtube Tribunnews.
Tag: #pertambangan #berkelanjutan #wujud #komitmen #harita #nickel #jaga #kualitas #perairan #pulau