



Wamen Stella Ajak Industri Ikut Rancang Kurikulum untuk Perguruan Tinggi
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan, pentingnya peran aktif industri dalam merancang kurikulum pendidikan tinggi agar mampu mengikuti dinamika sektor digital yang terus berkembang pesat.
Menurutnya, kolaborasi antara universitas dan dunia usaha merupakan kunci dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang siap pakai dan relevan dengan kebutuhan pasar.
“Industri harus berperan langsung. Ini bukan hanya teori, tapi berdasarkan bukti nyata dari studi-studi seperti OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development),” kata Stella di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (11/6/2025).
“Kurikulum harus dirancang bersama antara universitas dan industri,” tambah Stella.
Ia mencontohkan langkah konkret yang sudah dilakukan pemerintah bersama pelaku industri dan pendidikan vokasi dalam kunjungan ke Wuhan, China, yang bertujuan memperkuat sinergi antara pendidikan vokasi dan sektor industri.
“Jadi industri langsung berperan, termasuk merancang kurikulumnya itu dirancang bisa juga oleh industri langsung bersama dengan universitasnya. Itu peran yang sangat penting,” lanjut dia.
Stella menyampaikan, pemerintah saat ini tengah menyusun kebijakan untuk menjangkau masyarakat yang berada di luar sistem pendidikan formal.
Salah satu upaya tersebut adalah pemberian mikrokredensial sebagai bentuk pengakuan formal atas keterampilan dan upskilling yang diperoleh secara non-formal.
Stella menambahkan, hal tersebut dalam pembahasan bersama kementerian lain seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dengan dukungan koordinasi dari Kemenko PMK.
“Kami bersama-sama dengan kementerian lainnya, sedang memikirkan bagaimana juga bisa merangkul mereka yang tadinya ada di luar sistem pendidikan tinggi, bisa mendapatkan yang kita sebut mikrokredensial lewat pemerintahan tinggi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa mikrokredensial memungkinkan seseorang memperoleh pengakuan kompetensi dalam waktu lebih singkat dibanding pendidikan formal, namun tetap diakui secara akademik dan industri.
“Jadi memberikan secara formal pengakuan dari upskilling. Kalau misalnya upskillingnya hanya sekadar skill tapi tidak ada formalisasi, itu akan sulit mereka masuk ke dalam sektor tenaga kerja formal,” lanjutnya.
“Bersama dengan Kemenko PMK kami juga mengkoordinir untuk bisa memformalisasi mereka yang ada di luar sistem pendidikan tinggi untuk masuk lewat mikrokredensial,” tegas dia.
Tag: #wamen #stella #ajak #industri #ikut #rancang #kurikulum #untuk #perguruan #tinggi