Soal Tambang di Raja Ampat, Golkar: Bahlil Tak Cuci Tangan
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar, Soedeson Tandra saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/12/2024).(KOMPAS.com/Rahel)
07:38
11 Juni 2025

Soal Tambang di Raja Ampat, Golkar: Bahlil Tak Cuci Tangan

- Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Soedeson Tandra mengapresiasi langkah pemerintah yang mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Soedeson menilai, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menunjukkan kepemimpinan sejati karena tidak menghindar dari tanggung jawab.

Padahal, kata dia, seluruh IUP tersebut bukan diterbitkan pada masa jabatan Bahlil.

“Sikap Pak Bahlil patut kita apresiasi. Beliau (Bahlil) tidak cuci tangan, justru menunjukkan komitmen kuat dalam menegakkan prinsip keberlanjutan. Ini contoh pemimpin yang hadir dan mengambil keputusan meskipun bukan masalah yang ia warisi sendiri," kata Soedeson, dalam keterangannya ke Kompas.com, Rabu (11/6/2025).

Sekretaris Bidang Pemenangan Pemilu Golkar di Maluku dan Papua ini menyebut pencabutan empat IUP tersebut adalah sinyal kuat bahwa pemerintah tidak ragu membatalkan kebijakan yang dinilai merugikan lingkungan dan masyarakat.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk melihat persoalan tambang di Raja Ampat secara komprehensif dan objektif.

Dia menyoroti banyaknya narasi dan foto yang beredar di media sosial yang tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan.

“Banyak informasi visual dan narasi di media sosial yang tidak sepenuhnya akurat. Ini bisa membentuk persepsi keliru. Karena itu, kita harus melihat persoalan ini secara menyeluruh, bukan sepotong-sepotong,” ujar dia.

Di sisi lain, anggota DPR Dapil Papua Tengah menegaskan keputusan ini tidak boleh berhenti pada pencabutan izin semata.

Soedeson berharap pemerintah juga melakukan pengawasan ketat terhadap PT Gag Nikel yang masih beroperasi.

“Meski hanya satu perusahaan yang tersisa, kita tidak boleh lengah. PT Gag Nikel harus diawasi secara menyeluruh, agar eksplorasi yang dilakukan tidak merusak lingkungan atau mengabaikan kepentingan masyarakat lokal,” ujar dia.

Sebagai informasi, empat IUP di Raja Ampat yang dicabut pemerintah yaitu PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Kawei Sejahtera Mining.

Hanya satu perusahaan yang masih diizinkan untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi di kawasan tersebut, yakni PT Gag Nikel.

Terkait PT Gag Nikel, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya mengatakan bahwa Pulau Gag bukan bagian dari kawasan Geopark Raja Ampat.

Selain itu, hasil evaluasi tambang terkait operasi PT Gag Nikel sudah baik dan memenuhi syarat AMDAL.

"Dan dia bukan merupakan bagian dari kawasan Geopark,” kata Bahlil, dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025).

Dia menilai, Pulau Gag lebih dekat ke kawasan Provinsi Maluku Utara ketimbang ke Raja Ampat di Provinsi Papua Barat Daya.

“Pulau Gag ke sini ini (Piaynemo) kurang lebih sekitar 42 kilometer. Dan dia (Pulau Gag) lebih dekat ke Maluku Utara,” ujar dia.

Tag:  #soal #tambang #raja #ampat #golkar #bahlil #cuci #tangan

KOMENTAR