Aksi Nyata 100 Hari Kerja, Ahmad Luthfi–Taj Yasin Tuai Apresiasi Publik
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi tengah melakukan inspeksi ke jajaran satuan kerja di lingkungan Pemprov Jateng. (Istimewa)
19:40
4 Juni 2025

Aksi Nyata 100 Hari Kerja, Ahmad Luthfi–Taj Yasin Tuai Apresiasi Publik

Berbagai elemen masyarakat memberikan apresiasi atas kinerja 100 hari Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin. Pasalnya, dalam rentang waktu tersebut, banyak kebijakan dan program inovatif yang diluncurkan.

Dari 136 program yang dijanjikan pada masa kampanye, sebanyak 38 program atau 28% di antaranya telah terlaksana. Selain itu, sebanyak 73 program atau 54% telah dianggarkan pada tahun 2025.

Sejumlah program yang telah terlaksana antara lain adalah program dokter spesialis keliling (Speling), kemitraan dengan SMA/SMK swasta untuk pendidikan gratis, pengembalian status Bandara Ahmad Yani dan Adi Soemarmo sebagai bandara internasional, program desalinasi, Pesantren Obah, penurunan tarif BRT Trans Jateng menjadi Rp 1.000, pembentukan koperasi buruh, Kartu Zilenial, Kecamatan Berdaya, pembentukan forum kolaboratif dengan berbagai lembaga, dan lainnya.

Tak heran, progresivitas ini menuai apresiasi dari berbagai pihak. Baik dari kalangan akademisi, organisasi masyarakat, maupun pemangku kepentingan pemerintahan.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wijayanto, menyatakan bahwa masa 100 hari sebenarnya terlalu singkat untuk menilai kepemimpinan lima tahun. Namun, menurutnya, kepemimpinan Luthfi–Yasin telah berhasil mengajak berbagai pihak untuk bersama mengatasi permasalahan daerah.

“Satu hal yang tampak menonjol dari Pemprov Jateng dalam penilaian kita adalah semangat kolaborasi yang luar biasa,” ujar Wijayanto dalam Diskusi Publik Evaluasi 100 Hari Kinerja Gubernur Jawa Tengah di Ruang Sidang Senat FISIP Undip, Senin (2/6).

Menurut Wijayanto, baru di era Ahmad Luthfi-Taj Yasin ini, Pemprov Jateng melibatkan 44 perguruan tinggi termasuk Undip untuk menjadi mitra kerja sama. Salah satu hasilnya adalah program desalinasi.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melakukan dialog dengan siswa SLTA saat melakukan kunjungan kerja ke sekolah. (Istimewa)

“Program ini sangat penting dan relevan untuk mengatasi persoalan kelangkaan air bersih di daerah pesisir Jawa Tengah,” terangnya.

Ia menambahkan, proyek desalinasi merupakan satu dari 27 bentuk kerja sama Undip dengan Pemprov. Pihaknya berharap semangat kolaboratif ini bisa terus dijaga, karena Jawa Tengah terlalu besar untuk diurus sendiri.

“Menurut saya, ini menjadi credit point yang layak menjadi benang merah dalam penilaian terhadap Pemprov Jateng,” imbuhnya. Wijayanto juga menyebut bahwa gubernur memulai kepemimpinan dengan slogan “ Ngopeni, Ngelakoni ”, yang merupakan bentuk komunikasi njawani dan bisa merasuk ke pikiran warga Jateng.

Sementara itu, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah Siti Farida menilai kepemimpinan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin selama 100 hari kerja telah menunjukkan sikap responsif. Berbagai permasalahan masyarakat yang menghambat pelayanan publik serta aduan warga dapat ditindaklanjuti secara cepat.

Di sektor pendidikan, menurutnya, Pemprov Jateng memberikan pelayanan yang baik. Seperti kendala yang dihadapi calon siswa baru dalam proses SPMB 2025 dapat segera teratasi.

“Indikatornya sederhana. Pendidikan adalah sektor dengan jumlah pengaduan terbanyak, tetapi semuanya bisa diselesaikan dalam waktu cepat,” katanya dalam Diskusi Evaluasi 100 Hari Gubernur Jawa Tengah di Kantor PW Muhammadiyah Jateng, Selasa (3/6).

Di bidang infrastruktur jalan, Farida juga memuji akhis Ahmad Luthfi dalam menangani persoalan kerusakan jalan di berbagai kabupaten/kota menjelang arus mudik Lebaran 2025.

Hal serupa juga terlihat di sektor ketenagakerjaan. Masalah terkait penyediaan Tunjangan Hari Raya (THR) dapat direspon dengan cepat. Pemprov Jateng mampu menjadi mediator antara buruh dan pengusaha dalam menyelesaikan pencairan THR.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Pemprov juga telah mempermudah perizinan pendirian usaha. Bahkan aktif jemput bola dengan membuka gerai pelayanan di berbagai kabupaten/kota.

Ombudsman Jateng berharap tren positif pada 100 hari kerja ini bisa berkelanjutan, serta memperkuat kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

Ketua Bidang Studi dan Advokasi Publik Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PW Muhammadiyah Jateng Cahyo Seftyono menyampaikan, hasil survei menunjukkan bahwa 11 program prioritas Luthfi–Yasin masyarakat yang dinilai telah berjalan dengan baik.

Cahyo menjelaskan, survei berani tersebut melibatkan 529 responden. Terdiri atas 73,50% laki-laki dan 26,50% perempuan, dengan rentang usia 17-65 tahun.

“Gubernur Kinerja dan wakil gubernur secara umum, terutama dalam 11 program prioritas pembangunan, dinilai sebagian besar responden berjalan sangat baik,” tuturnya. Cahyo menekankan bahwa sektor pendidikan dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance ) menjadi perhatian utama masyarakat.

Ketua Tim Percepatan Pendapatan Daerah (TPPD) Jawa Tengah, Zulkifli, menambahkan bahwa gaya kepemimpinan Ahmad Luthfi lebih menekankan pada aksi nyata dan kinerja, bukan sekadar viralitas atau pencitraan.

Ke depan, diharapkan akan memperkuat pelayanan publik melalui optimalisasi kanal aduan Lapor Gub yang buka 24 jam. Setiap persoalan masyarakat dapat dilaporkan dan segera ditindaklanjuti.

Rencananya, Lapor Gub akan di- rebranding menjadi Call Center 24 Jam. Nantinya, setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jateng akan memiliki kanal aduan yang dapat diakses masyarakat luas.

Secara terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa pembangunan tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan sinergi berbagai elemen masyarakat.

“Seratus hari ini adalah evaluasi. Memang masih ada yang kurang maksimal, namun akan kami perbaiki. Prinsipnya, membangun Jawa Tengah tidak boleh dengan ego sektoral, harus dilakukan bersama,” ujarnya.

Ahmad Luthfi juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat. Ia mengakui bahwa permasalahan sosial merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam 100 hari pertama kepemimpinannya.

“Ke depan, kita harus bekerja lebih keras agar pelayanan publik, keterbukaan informasi, dan pembangunan bisa terus ditingkatkan. Seratus hari ini menjadi dasar evaluasi untuk perbaikan kedepannya,” tegasnya.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #aksi #nyata #hari #kerja #ahmad #luthfitaj #yasin #tuai #apresiasi #publik

KOMENTAR