



Kementerian Agama Manfaatkan Data Regsosek Agar Distribusi Zakat dan Wakaf Lebih Akurat
Untuk itu, kata Waryono, pihaknya berupaya meningkatkan efektivitas pengelolaan zakat dan wakaf dengan memanfaatkan data berbasis teknologi, yang dinamai Registrasi Sosial dan Ekonomi (Regsosek).
“Dengan data Regsosek, distribusi dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf dapat lebih tepat sasaran. Langkah ini merupakan bagian dari strategi konkret dalam upaya pengentasan kemiskinan, khususnya bagi masyarakat miskin ekstrem dan kelompok rentan,” ujarnya di Jakarta ditulis Jumat (21/2/2025).
Diharapkan memanfaatkan data berbasis teknologi ini memperkuat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan zakat dan wakaf di Indonesia.
Prof. Waryono juga menambahkan, pendekatan berbasis data akan meningkatkan efektivitas program pemberdayaan, membantu mustahik (penerima zakat) untuk berkembang hingga akhirnya menjadi muzakki (pemberi zakat).
Kemenag bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyelenggarakan Pelatihan Teknis Pemanfaatan Data Regsosek untuk Pengelolaan Zakat dan Wakaf Nasional di Jakarta pada 19-20 Februari 2025.
Melalui aplikasi Sepakat, para peserta mendapatkan pemahaman teknis mengenai pemanfaatan data sosial-ekonomi dalam merancang program zakat dan wakaf yang lebih terukur.
Ditambahkan Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Bappenas, Tirta Sutejo, aplikasi Sepakat Regsosek menjadi alat strategis dalam merancang kebijakan berbasis data.
“Analisis makro dan mikro yang lebih tajam memungkinkan pemahaman pola kemiskinan yang lebih mendalam serta rancangan intervensi yang lebih efektif,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Prof. Abu Rohmad, menyoroti pentingnya pemanfaatan data dalam meningkatkan akuntabilitas pengelolaan zakat dan wakaf sebagai kunci agar zakat dan wakaf semakin memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Diketahui, evaluasi program pengentasan kemiskinan berbasis zakat tahun 2023 menunjukkan, 577.138 jiwa telah keluar dari garis kemiskinan, termasuk 321.757 jiwa dari kategori miskin ekstrem.
Keberhasilan ini mencerminkan efektivitas pengelolaan dana ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) dan DSKL (Dana Sosial Keagamaan Lainnya) yang dilakukan oleh BAZNAS RI, BAZNAS daerah, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Pemanfaatan Regsosek memungkinkan identifikasi penerima manfaat secara lebih spesifik (by name by address). Hal ini memungkinkan Kemenag untuk memfasilitasi akses data bagi BAZNAS dan LAZ, sehingga distribusi zakat dan wakaf dapat lebih tepat sasaran, terutama bagi penyandang disabilitas, lansia, dan masyarakat di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
Pelatihan ini juga mencakup simulasi penggunaan aplikasi Sepakat dalam perancangan strategi intervensi sosial berbasis data. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan dalam mengelola zakat dan wakaf secara lebih efektif.
Tag: #kementerian #agama #manfaatkan #data #regsosek #agar #distribusi #zakat #wakaf #lebih #akurat