



Eks Pegawai Kantor Akuntan Terbesar di Dunia Naik Darah Tahu Kebiasaan Orang Antam Susun Laporan Keuangan
- Mantan auditor PricewaterhouseCoopers (PwC), salah satu kantor akuntan publik terbesar di dunia, Handi Sutanto naik darah karena mengetahui kebiasaan pihak PT Antam tidak memasukkan transaksi keuangan pada akun yang disediakan.
Keterangan ini Handi sampaikan saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dugaan korupsi bisnis cap emas Logam Mulia (LM) milik PT Antam dengan tujuh terdakwa pihak swasta di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2025).
Handi mengatakan, setelah pulang dari penugasan PwC di Amerika Serikat, pada 2017 ia bertugas di Kantor Akuntan Publik (KAP) PwC Indonesia dan menjadi manajer tim audit PT Antam.
Ia kemudian bergabung dengan PT Antam dan menjabat sebagai Kepala Divisi (Kadiv) Akuntansi dan Perpajakan perusahaan negara tersebut.
“Saya melihat Antam sebagai kacamata auditor 2017 sampai saya masuk 2021, kebanyakan orang Antam itu yang asli Antam dari awal, hal yang bisa karena biasa,” kata Handi di ruang sidang.
Handi menjelaskan, dalam laporan keuangan PT Antam terdapat akun yang sudah khusus disediakan untuk melaporkan kegiatan bisnis lebur cap emas.
Namun, akun itu tidak digunakan secara konsisten.
Pihak keuangan kadang memasukkan transaksi kegiatan bisnis ke akun lainnya.
Sebagai akuntan yang berpegang pada praktik penyusunan keuangan yang baik, bebas dari salah saji, dan tidak menyesatkan, Handi melihat tindakan itu tidak benar.
“Biasanya taruh situ, taruh saja situ, tapi tidak dipakai wisdom-nya, ada (akun) kenapa enggak dipakai?” ujar Handi.
“Itu juga kenapa kadang saya suka mohon maaf, saya juga suka naik darah. Ada tapi enggak dipakai. Why? Cuma meneruskan yang sudah kebiasaan,” tambahnya.
Dalam perkara ini, Kejaksaan Agung menyeret 13 terdakwa, dengan rincian tujuh orang eks pejabat UBPP LM PT Antam dan enam pihak swasta.
Persidangan 13 terdakwa itu dipisah menjadi dua, yakni klaster eks pejabat Antam dan pihak swasta.
Ketujuh mantan pejabat Antam itu adalah Vice President UBPP LM periode 5 September 2008 sampai 31 Januari 2011, Tutik Kustiningsih; Vice President UBPP LM periode 1 Februari 2011 sampai 28 Februari 2013, Herman; Vice President, Business Unit Head atau General Manager UBPP Logam Mulia periode 1 Maret 2013 sampai dengan 14 Mei 2013, Tri Hartono;
Senior Executive Vice President Logam Mulia Business Unit Head UBPP LM periode 15 Mei 2013 sampai 31 Juli 2017, Dodi Matimbang;
General Manager (SVP) UBPP LM Antam, Abdul Hadi Aviciena, periode 1 Agustus 2017 sampai 5 Maret 2019;
General Manager (SVP) Logam Mulia Business Unit periode 6 Maret 2019 sampai 31 Desember 2020, Muhammad Abi Anwar;
dan General Manager (SVP) Logam Mulia Business Unit periode 1 Januari 2021 sampai 30 April 2022, Iwan Dahlan.
Sementara itu, pihak swasta yang menikmati cap merek LM PT Antam ilegal itu adalah Lindawati Effendi, Suryadi Lukmantara, James Tamponawas, Djudju Tanuwidjaja, Ho Kioen Tjay, Gluria Asih Rahayu, dan pelanggan pemurnian lainnya.
Perbuatan para terdakwa disebut merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebesar Rp 3.308.079.265.127,04.
Tag: #pegawai #kantor #akuntan #terbesar #dunia #naik #darah #tahu #kebiasaan #orang #antam #susun #laporan #keuangan