Istana soal Aksi 'Indonesia Gelap', Tegaskan KIP Kuliah dan Operasional Kampus Tak Dikurangi
AKSI INDONESIA GELAP - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/10/2024). Istana melalui Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi merspons soal aksi demo mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI di Jakarta, Senin (17/2/2025).  
11:07
18 Februari 2025

Istana soal Aksi 'Indonesia Gelap', Tegaskan KIP Kuliah dan Operasional Kampus Tak Dikurangi

- Istana melalui Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi merespons soal aksi demo mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI di Jakarta, Senin (17/2/2025). 

Aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” ini dilakukan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. 

Ada 13 tuntutan yang disuarakan mereka. 

Satu di antaranya soal kekhawatiran efisiensi anggaran pendidikan. 

Hasan menegaskan, tidak ada pengurangan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan bantuan sosial Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah.

"Presiden tegas sekali itu, soal biaya operasional perguruan tinggi negeri KIP kuliah, dan segala macam sama sekali tidak boleh dikurangi," kata Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2025). 

Hasan menekankan bahwa informasi pemotongan bantuan KIP Kuliah juga tidak benar. 

Presiden Prabowo, kata Hasan, mengatakan, anggaran itu tidak boleh dikurangi.

"Presiden bilang ini tidak boleh dilakukan," kata Hasan. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani, juga mengatakan hal yang sama. 

Ia memastikan KIP kuliah tidak terdampak dalam efisiensi anggaran.

"Kami tegaskan bahwa beasiswa Kartu Indonesia Pintar tidak dilakukan pemotongan atau pengurangan," kata Sri Mulyani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/2/2025).

Sri Mulyani menjelaskan, untuk tahun anggaran 2025, jumlah penerima KIP Kuliah tercatat sebanyak 1.040.192 mahasiswa. 

Pemerintah, kata dia, telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 14,69 triliun untuk memastikan program ini tetap berjalan.

"Anggaran tersebut tidak terkena pemotongan dan tidak dikurangi. Dengan demikian, seluruh mahasiswa yang telah dan sedang menerima beasiswa KIP, dapat meneruskan program belajar seperti biasanya," ucap Sri Mulyani.

Aksi 'Indonesia Gelap' 

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Iqbal Cheisa Wiguna, menilai efisiensi anggaran pendidikan kurang tepat.

Efisiensi anggaran pendidikan dinilai berdampak pada 600 ribu mahasiswa penerima KIP yang terancam harus putus kuliah.

Menurutnya, pendaftaran KIP Kuliah tahun 2025 yang tengah berjalan ini juga terancam tak dilanjutkan imbas efisiensi anggaran pendidikan.

"Seperti yang kita lihat sudah beredar berita yang cukup mencemaskan yang cukup bisa mencekik teman-teman mahasiswa, yaitu terkait dengan penghematan anggaran pendidikan yang kiranya kurang tepat."

"Dan ujungnya adalah terancamnya 600 ribu lebih mahasiswa yang ada di Indonesia, penerima KIP K terancam putus kuliah."

"Lalu ditambah lagi pendaftaran KIP K yang sudah dimulai pada tahun 2025 itu terancam untuk tidak dilanjutkan," kata Iqbal dalam wawancara Program 'Sapa Indonesia Malam' Kompas TV, Senin (17/2/2025). 

13 Tuntutan

Selain terkait anggaran pendidikan, para mahasiswa juga menyuarkan 12 tuntutan lainnya. 

Berikut 13 tuntutan aksi demonstrasi 'Indonesia Gelap' BEM SI

  1. Mewujudkan pendidikan gratis yang ilmiah dan demokratis serta membatalkan pemangkasan anggaran pendidikan.
  2. Mencabut proyek strategis nasional (PSN) yang merugikan rakyat dan melaksanakan reforma agraria sejati.
  3. Menolak revisi Undang-Undang Minerba yang dianggap membungkam kritik akademik.
  4. Menghapus fungsi ganda ABRI untuk mencegah represi terhadap masyarakat sipil.
  5. Segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat untuk memberikan perlindungan hukum bagi hak-hak mereka.
  6. Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang dinilai merugikan sektor pendidikan dan kesehatan.
  7. Mengevaluasi total program makan bergizi gratis agar tepat sasaran dan tidak dijadikan alat politik.
  8. Merealisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen untuk meningkatkan kesejahteraan akademisi.
  9. Mendesak penerbitan Perppu Perampasan Aset guna memperkuat pemberantasan korupsi.
  10. Menolak revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan yang berpotensi memperkuat impunitas aparat.
  11. Melakukan efisiensi dan perombakan Kabinet Merah Putih guna mengatasi pemborosan anggaran.
  12. Menolak revisi Tata Tertib DPR yang dinilai dapat memperkuat dominasi kekuasaan.
  13.  Melakukan reformasi total Kepolisian Republik Indonesia untuk menghilangkan budaya represif.

Aksi Indonesia Gelap yang dilakukan kelompok mahasiswa digelar serentak di beberapa kota besar di Indonesia pada Senin (17/2/2025) kemarin. 

Selain di Jakarta, aksi 'Indonesia Gelap' juga digelar ribuan mahasiswa lainnya di Bandung, Jawa Barat dan Surabaya, Jawa Timur.

(Tribunnews.com/Milani/Hasanudin Aco/Mario Christian S) 

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #istana #soal #aksi #indonesia #gelap #tegaskan #kuliah #operasional #kampus #dikurangi

KOMENTAR