Upaya Menjaga Ekosistem Pesisir Lewat Rehabilitasi Hutan Mangrove
PENANAMAN BIBIT MANGROVE - Penanaman bibit mangrove dilakukan di Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, belum lama ini. Kegiatan ini sebagai upaya menjaga ekosistem di pesisir.  
01:04
14 Februari 2025

Upaya Menjaga Ekosistem Pesisir Lewat Rehabilitasi Hutan Mangrove

– Data Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2021 mencatat bahwa Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yaitu sekitar 3,36 juta hektare.

Hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir serta memberikan manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat pesisir.

Namun, saat ini ekosistem mangrove terus mengalami degradasi akibat alih fungsi lahan dan pencemaran lingkungan, yang berdampak besar terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat pesisir di Indonesia.

"Sayangnya, ekosistem mangrove di Indonesia semakin terancam akibat alih fungsi lahan dan pencemaran lingkungan," ujar Resa Azhara selaku PT TRKM Group dalam program bertajuk #PercayakanDeltalube untuk Bumi yang Lebih Hijau yang diadakan di Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, dikutip Kamis (13/2/2025).

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk melindungi serta merehabilitasi hutan mangrove demi masa depan yang lebih baik.

"Tanaman mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir karena berfungsi sebagai pelindung alami dari abrasi, badai, dan tsunami, serta menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna," tambahnya.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, pihaknya bekerja sama dengan Mangrovejkt, sebuah organisasi yang fokus pada rehabilitasi ekosistem mangrove di Jakarta.

Melalui program ini, mereka menanam ratusan bibit mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, yang melibatkan puluhan peserta.

Selain menanam kembali mangrove, edukasi mengenai manfaat dan cara merawat hutan mangrove juga menjadi bagian penting dari program ini.

"Dengan edukasi yang tepat, diharapkan muncul kesadaran akan pentingnya mangrove bagi manusia dan ekosistem secara keseluruhan," kata Resa.

Dalam kesempatan yang sama, para peserta acara yang digagas oleh Deltalube, produsen pelumas industri dan otomotif, juga berkesempatan mengelilingi Ekowisata Mangrove PIK untuk melihat langsung keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.

"Kami percaya bahwa setiap tindakan kecil yang dilakukan bersama-sama dapat memberikan dampak besar bagi keberlanjutan bumi dan ini wujud nyata komitmen terhadap pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove di wilayah pesisir Jakarta," tandasnya.

Hutan Mangrove di Indonesia Terancam Deforestasi

Sebaran hutan mangrove yang dimiliki oleh Indonesia terancam oleh deforestasi. Padahal luasan lahan hutan mangrove yang dimiliki Indonesia menjadi salah satu terbesar Asia hingga dunia.

Secara angka, Indonesia memiliki hutan mangrove lebih dari 45 persen di Asia dan 20 persen di dunia. Data Peta Mangrove Nasional 2023 menunjukkan luas mangrove eksisting Indonesia mencapai 3,44 juta hektare.

Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono mengatakan luas lahan mangrove yang dimiliki oleh Indonesia tidak terlepas dari ancaman deforestasi. Deforestasi adalah kegiatan menebang hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat disalahgunakan untuk penggunaan non hutan, seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, atau permukiman.

"Dilihat dari citra satelit, sepanjang tahun 1980-2010, dalam kurun waktu 30 tahun terjadi deforestasi mangrove yang masif dan berdasarkan penelitian dari BSI KLHK, antara 2021-2030 diperkirakan akan terjadi tambahan deforestasi mangrove seluas 299.258 ha, artinya lajunya sekitar 29.000 ha per tahun," kata Hartono di acara Mangrove for Future di Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Menurutnya, hilangnya hutan mangrove menghadirkan banyak dampak negatif, salah satunya berkurangnya serapan emisi. Oleh karena itu, perlindungan terhadap ekosistem mangrove harus menjadi perhatian semua pihak.

Sebab, hutan mangrove memiliki banyak manfaat bagi kehidupan seperti mencegah terjadinya abrasi, mengurangi dampak bencana alam, tempat hidup hewan, dan lain sebagainya.

"Emisi akibat deforestasi mangrove dapat mencapai 1.000 ton per ha, serta potensi serapan emisi yang hilang dari mangrove yang telah dikonversi adalah 50 ton per ha per tahun. Dengan ancaman ini, perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di Indonesia menjadi sangat krusial," ungkapnya.

Lokasi penanaman mangrove di Pantai Bahagia, Muara Gembong. Lokasi penanaman mangrove di Pantai Bahagia, Muara Gembong. (HO)

Oleh karena itu, untuk memastikan keberlangsungan hutan mangrove, pihaknya turut menjalin kolaborasi dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup lewat penertiban RPP Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Selain itu, BRGM juga mengadakan talkshow Mangrove for Future yang bakal membahas pentingnya peran dari mangrove yang dihadiri oleh para pakar dalam bidangnya.

"Terbitnya RPP ini diharapkan dapat mengatur pengelolaan mangrove dari sisi lingkungan hidup sehingga dapat mengisi kekosongan payung hukum dari ketentuan perundangan yang sudah ada," jelasnya.

Dia menjelaskan secara angka BRGM telah melakukan rehabilitasi mangrove pada areal seluas 600 ribu hektare di 9 provinsi. Adapun provinsi yang dimaksud yakni Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua Barat, dan Papua.

Adapun detailnya, yakni 200 ribu ha untuk rehabilitasi mangrove melalui kegiatan penanaman oleh masyarakat dan 400 ribu ha berupa keberlanjutan.

"Target 400.000 ha berupa pengelolaan lanskap mangrove berkelanjutan, termasuk di dalamnya melindungi areal mangrove yang masih utuh melalui penguatan regulasi, kelembagaan, serta pemberdayaan masyarakat," ungkapnya.

Editor: Acos Abdul Qodir

Tag:  #upaya #menjaga #ekosistem #pesisir #lewat #rehabilitasi #hutan #mangrove

KOMENTAR