Dianggap Gagal Antisipasi Kekerasan dalam Pembubaran Diskusi di Kemang, Kompolnas Minta Polisi Evaluasi
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Djati Wiyoto memberikan keterangan saat Rilis tersangka pembubaran paksa diskusi yang di Hadiri oleh Sejumlah tokoh di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (29/9/2024). (Fedrik Tarigan/ Jawa Pos)
16:24
30 September 2024

Dianggap Gagal Antisipasi Kekerasan dalam Pembubaran Diskusi di Kemang, Kompolnas Minta Polisi Evaluasi

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta pihak kepolisian mengevaluasi langkah antisipasi kekerasan yang menyebabkan adanya pembubaran diskusi yang digelar Forum Tanah Air (FTA) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (29/9) lalu. 

"Bidang Propam Polda Metro Jaya diharapkan segera melakukan evaluasi terhadap upaya antisipasi kepolisian yang ternyata gagal membendung tindakan kekerasan pengganggu disķusi," ujar Komisioner Kompolnas Poengky Indarti kepada wartawan, Senin (30/9).   Diketahui bahwa saat pembubaran diskusi, pihak kepolisian sebetulnya sedang melakukan pengamanan aksi yang dilakukan Aliansi Cinta Tanah Air di depan lokasi berlangsungnya diskusi.  

  Namun, orang tak dikenal kemudian masuk dari arah belakang hotel dan membubarkan paksa diskusi yang berlangsung. Polisi baru menyadari ada pembubaran dan baru ke belakang.   "Kami berharap tindakan kekerasan ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," pungkas Poengky.    Sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin membeberkan kronologi terjadinya pembubaran diskusi diaspora di Grand Kemang, Jakarta Selatan. Dalam peristiwa ini, massa yang tak dikenal bertindak anarkis memporakparandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mik, dan mengancam para peserta yang baru hadir.    Menurut Din, Acara itu dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di manca negara dengan sejumlah tokoh atau aktivis tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan. Selain Din, hadir sebagai narasumber antara lain Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Rizal Fadhilah, Sunarko, dan beberapa lainnya.  

   Din menyampaikan, sejak pagi hari sudah ada sekelompok massa menggelar orasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel. Namun, Din mengaku tidak mendengar jelas tuntutan massa.   "Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan, kecuali mengeritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi," kata Din, Sabtu (28/9).   Din melanjutkan, acara tidak sempat dimulai. Karena massa sudah bertindak anarkis terlebih dahulu dengan memasuki ruangan hotel, dan mengobrak-abrik seisinya.   "Acara akhirnya dimulai dan diubah menjadi konperensi pers," imbuhnya.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #dianggap #gagal #antisipasi #kekerasan #dalam #pembubaran #diskusi #kemang #kompolnas #minta #polisi #evaluasi

KOMENTAR