![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Lukisan Bunda Maria Berkebaya dari Megawati untuk Paus Fransiskus Karya Pelukis Yogya, Ini Maknanya](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/11/tribunnews/lukisan-bunda-maria-berkebaya-dari-megawati-untuk-paus-fransiskus-karya-pelukis-yogya-ini-maknanya-1209328.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Lukisan Bunda Maria Berkebaya dari Megawati untuk Paus Fransiskus Karya Pelukis Yogya, Ini Maknanya
Dalam pertemuan tersebut, Megawati sempat menyerahkan lukisan berukuran besar dengan tinggi 176 cm dan lebar 120 cm bergambar Bunda Maria yang mengenakan kerudung berwarna putih dan berkebaya merah.
Lukisan tersebut dibuat oleh pelukis Yogyakarta, Fransiskus Sigit Santoso.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara PDIP Mohamad Guntur Romli ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (11/2/2025).
Guntur mengatakan lukisan tersebut terinspirasi dari mahakarya pelukis legendaris Indonesia, Basoeki Abdullah berjudul Maria Assumpta yang dibuat pada tahun 1935 silam.
"Bunda Maria dalam lukisan kebaya yang diserahkan Ibu Megawati ke Sri Paus merupakan karya pelukis Yogya, Fransiskus Sigit Santoso, yang terinspirasi dari lukisan Basoeki Abdullah (berjudul) Maria Assumpta tahun 1935 yang diserahkan ke Serikat Jesuit Den Haag Belanda," katanya.
Dia mengungkapkan Megawati memesan lukisan tersebut beberapa bulan sebelum berkunjung ke Vatikan.
Bahkan, sambungnya, lukisan itu memang ditujukan sebagai hadiah bagi Paus Fransiskus.
"(Pemesanan) beberapa bulan sebelumnya. Sengaja dipesan untuk dihadiahkan ke Sri Paus," jelas Guntur.
Guntur menjelaskan lukisan karya Sigit hampir memiliki kesamaan secara penggambaran Bunda Maria yang mengenakan kerudung dan berpakaian kebaya.
Selain itu, kesamaan lain juga terlihat di mana dalam lukisan tersebut, Bunda Maria dalam kondisi mata setengah terpejam.
"Maria Assumpta (karya Basoeki Abdullah) menggambarkan Bunda Maria sosok berkebaya dengan sinjang batik bermotif parang yang membentangkan tangannya di atas paha."
"Bunda Maria juga berkerudung selendang sutra biru dengan menunduk mata setengah terpejam," jelas Guntur.
Guntur mengatakan makna lukisan karya Sigit tersebut adalah bahwa Bunda Maria adalah sosok yang dekat.
Selain itu, lukisan tersebut juga merupakan wujud keimanan Sigit kepada Bunda Maria.
"Lukisan itu merupakan ekspresi keimanan terhadap Bunda Maria secara kontekstual bahwa Bunda Maria yang diimani adalah sosok yang sangat dekat dan dikenal dengan pelukisnya dengan menggambarkan perempuan berkebaya," jelasnya.
Guntur juga menjelaskan penggambaran Bunda Maria seperti dalam lukisan karya Sigit tersebut bukan hal baru.
Dia mencontohkan adanya lukisan Bunda Maria berkulit hitam yang terpasang di sebuah gereja di Spanyol.
"Penggambaran secara kontekstual ini tidak asing, misalnya ada Bunda Maria dan Yesus Kristus berkulit hitam yang dikenal dengan Black Madonna di Gereja Montesserat Spanyol atau di wilayah-wilayah lain," jelasnya.
Lebih lanjut, ketika ditanya apakah ada permintaan khusus dari Megawati kepada pelukis, Guntur mengaku tidak tahu.
"Saya kurang tahu kalau ada permintaan khusus dari ibu. Tahunya yang diminta dari pelukisnya penjelasan di atas yaitu Bunda Maria yang kontekstual," jelasnya.
Profil Fransiskus Sigit Santoso
Dikutip dari ivaa-online.org, Fransiskus Sigit Santoso merupakan pelukis kelahiran Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1964.
Dia merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada tahun 1993.
Adapun lukisan Sigit pertama kali dipamerkan pada tahun 2001 di Jakarta dan Singapura.
Sigit memulai menggelar pameran tunggal pada tahun 2003 dengan judul 'Pain Think' di Edwin's Gallery, Jakarta.
Selanjutnya, dia kerap menggelar pameran tunggal seperti 'Paradoks Batas' di Edwin's Gallery pada tahun 2005 serta' Jejak Sapuan Seorang Guru' di Bentara Budaya Jakarta tahun 2015.
Sigit pun beberapa kali menerima penghargaan seperti Karya Terbaik Dies Natalis ISI Yogyakarta pada tahun 1990, Karya Terbaik Festival Mahasiswa se-Indonesia pada tahun 1992, hingga finalis 'The 2007 Sovereign Asian Art Priza' yang digelar di Hong Kong.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Tag: #lukisan #bunda #maria #berkebaya #dari #megawati #untuk #paus #fransiskus #karya #pelukis #yogya #maknanya