![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Anggaran Rp 4,7 Triliun, Cek Kesehatan Gratis Sasar 10.000 Warga per Tahun](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/10/jawapos/anggaran-rp-4-7-triliun-cek-kesehatan-gratis-sasar-10-000-warga-per-tahun-1195454.jpg)
Menkes Budi Gunadi Sadikin sebut anggarkan Rp4,7 triliun untuk program pemerintah cek kesehatan gratis (CKG). (Puguh Sujiatmiko / Jawa Pos)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Anggaran Rp 4,7 Triliun, Cek Kesehatan Gratis Sasar 10.000 Warga per Tahun
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,7 triliun untuk pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah dimulai di berbagai Puskesmas di Indonesia per hari ini, Senin 10 Februari 2025. Program ini akan berlangsung secara berkelanjutan setiap tahun dengan tujuan mendeteksi dini penyakit kronis dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pemeriksaan kesehatan ini gratis, termasuk pemberian obat bagi pasien yang terdeteksi memiliki kondisi tertentu. Namun, bagi pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit, pembiayaannya bergantung pada kepesertaan BPJS Kesehatan. "Kalau dalam pemeriksaan ini ada yang terdeteksi penyakit berat atau kanker, itu sebabnya kita harapkan kalau masuk ke puskesmas, dicek BPJS-nya sudah ada atau belum. Kalau ternyata darah tinggi tapi kolesterolnya tinggi, nanti dicek EKG jantungnya. Kalau tidak ada apa-apa ya balik lagi, dikasih obat aja. Itu mungkin 80 persen seperti itu," jelas Budi saat meninjau pelaksanaan CKG perdana di Puskesmas Manukan Kulon, Surabaya, Senin (10/2). Namun, bagi pasien yang terdeteksi memiliki risiko serangan jantung atau penyakit serius lainnya, mereka akan dirujuk ke rumah sakit. "Pada saat dirujuk ke rumah sakit, inilah dia butuh BPJS. Kalau dia enggak ada BPJS, dia mesti bayar sendiri," tambahnya. Budi juga menjelaskan bahwa pelaksanaan CKG di Puskesmas memiliki kuota harian untuk memastikan pelayanan berjalan optimal. Saat ini, setiap Puskesmas dibatasi menerima 30 pasien per hari, namun jumlah tersebut bisa bertambah seiring dengan peningkatan keterampilan tenaga medis. "Untuk simulasi, kita kasih kuota 30 orang per hari. Jadi, kalau 30 sehari dikalikan, misalnya 25 hari kerja, 750 pasien sebulan. Jadi jumlahnya 9 ribu sampai 10 ribu per tahun. Nanti kalau mereka lebih teratur, mungkin dinaikin kuotanya dari 30 ke 35," ujar Budi. Dalam lima tahun ke depan, program ini ditargetkan dapat menyasar 280 juta warga negara Indonesia. Pemerintah berharap dengan adanya program ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin dan dapat mencegah penyakit sejak dini. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti program CKG, Menkes mengimbau agar memastikan kepesertaan mereka dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS masih aktif. Jika status kepesertaan tidak aktif, warga diharapkan segera mengaktifkan kembali atau mendaftarkan diri sebelum hari ulang tahun mereka. Dengan kepesertaan BPJS yang aktif, masyarakat dapat mengakses layanan pemeriksaan gratis serta mendapatkan pengobatan lebih lanjut tanpa harus menanggung biaya sendiri jika membutuhkan rujukan ke rumah sakit.
Editor: Bintang Pradewo
Tag: #anggaran #triliun #kesehatan #gratis #sasar #10000 #warga #tahun