Ancaman Perang Siber, Keunggulan Teknologi Informasi Bisa Jadi Senjata Berbahaya
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan tiga Kepala Staf Angkatan, saat jumpa pers usai rapat pimpinan (rapim) TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025).(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
11:26
7 Februari 2025

Ancaman Perang Siber, Keunggulan Teknologi Informasi Bisa Jadi Senjata Berbahaya

- Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap perkembangan teknologi informasi yang berpotensi menjadi ancaman perang siber.

Dalam pandangannya, teknologi informasi saat ini dapat dianggap sebagai senjata yang sangat berbahaya.

"Hal ini mengindikasikan perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya perang siber (cyber warfare)," ujar Panglima TNI yang disampaikan oleh Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) TNI Brigjen TNI J.O. Sembiring, dalam keterangan yang dirilis oleh Pusat Penerangan (Puspen) TNI, Jumat (7/2/2025).

Agus menuturkan, perang siber merupakan konflik yang melibatkan penggunaan dan penargetan komputer serta jaringan, dan memanfaatkan keunggulan teknologi informasi sebagai senjata yang dapat mengancam integritas suatu negara dan bangsa.

Agus menyoroti dampak kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta perkembangan revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang ditandai dengan meluasnya Internet of Things (IoT), virtual/augmented reality, dan pemanfaatan artificial intelligence (AI) terhadap aspek militer.

Ia menegaskan bahwa aspek militer kini mencakup doktrin, taktik, teknik bertempur, dan cara berperang yang lebih kompleks, dengan ruang siber menjadi medan operasi baru.

"Dalam konteks pertahanan dan keamanan nasional, ancaman siber telah menjadi tantangan multidimensi yang tidak bisa diabaikan," tutur Agus, yang juga merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Panglima TNI juga mengingatkan bahwa serangan siber seperti phishing, ransomware, dan upaya pelanggaran data mengintai infrastruktur informasi vital setiap detik.

Oleh karena itu, kewaspadaan kolektif dan kompetensi teknis menjadi tulang punggung pertahanan institusi.

Ia menyebut, serangan siber tidak hanya mengancam infrastruktur teknologi informasi, tetapi juga dapat berdampak pada operasional militer, keamanan nasional, dan kedaulatan negara.

Ia mendorong semua pihak untuk bersiap menghadapi ancaman ini.

Catatan Kompas.com, Agus belakangan ini semakin gencar menekankan pentingnya TNI dalam menghadapi ancaman siber.

Dalam rapat pimpinan (rapim) TNI beberapa waktu lalu, Agus mengungkapkan bahwa pihaknya telah merekrut ahli siber dari kalangan sipil untuk bergabung dalam satuan TNI.

Pada rapat kerja (raker) Komisi I DPR, Selasa (4/2/2025), Agus mengakui bahwa ia telah merekrut peretas atau hacker untuk memperkuat satuan siber TNI.

"Saya sudah membentuk satuan siber yang di mana saya rekrut dari hacker-hacker, dan masyarakat yang memang memiliki kemampuan siber. Ini sudah mulai beroperasi," kata Panglima, dalam raker Komisi I DPR.

Editor: Nicholas Ryan Aditya

Tag:  #ancaman #perang #siber #keunggulan #teknologi #informasi #bisa #jadi #senjata #berbahaya

KOMENTAR