8 Topik Pembicaraan yang Sering Digunakan Orang dengan Keterampilan Sosial Rendah dalam Percakapan, Kata Psikologi
Ilustrasi orang dengan keterampilan sosial rendah. (pexels.com)
07:40
7 Februari 2025

8 Topik Pembicaraan yang Sering Digunakan Orang dengan Keterampilan Sosial Rendah dalam Percakapan, Kata Psikologi

 

Faktanya, tidak semua orang memiliki keterampilan sosial yang baik. Beberapa orang kesulitan membaca situasi, dan ini terlihat dari topik pembicaraan yang mereka pilih dalam percakapan. 

Menurut psikologi, orang dengan keterampilan sosial rendah sering kali tidak menyadari bagaimana perkataan mereka memengaruhi suasana atau lawan bicara mereka. 

Dilansir dari laman Hack Spirit pada Kamis (6/2), berikut adalah beberapa topik yang sering mereka angkat tanpa mempertimbangkan konteks atau perasaan orang lain.

1. Terlalu Cepat Mengangkat Topik yang Terlalu Pribadi

Meskipun keterbukaan bisa menjadi kualitas yang baik, ada waktu dan tempat yang tepat untuk itu. Orang dengan keterampilan sosial rendah sering kali langsung membahas hal-hal pribadi dengan seseorang yang baru mereka temui. 

Alih-alih membangun kepercayaan secara bertahap, mereka justru menanyakan atau membagikan cerita yang terlalu mendalam, membuat lawan bicara merasa canggung dan tertekan untuk ikut berbagi hal serupa.

2. Mengeluh tentang Kehidupan Mereka kepada Orang yang Baru Ditemui

Kita semua punya hari yang buruk dan terkadang butuh tempat untuk meluapkan perasaan. Namun, bukan berarti keluhan harus disampaikan kepada sembarang orang, terutama mereka yang baru kita kenal. 

Orang yang kurang peka secara sosial cenderung menjadikan percakapan sebagai sesi curhat sepihak, tanpa mempertimbangkan apakah lawan bicaranya nyaman mendengar semua keluhan itu.

3. Hanya Berbicara tentang Diri Sendiri

Percakapan yang sehat adalah timbal balik, bukan monolog satu pihak. Sayangnya, beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka terlalu fokus pada diri sendiri. 

Menurut psikologi, berbicara tentang diri sendiri memang memberikan kepuasan tersendiri, tetapi jika dilakukan terus-menerus tanpa memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara, ini bisa membuat lawan bicara kehilangan minat.

4. Mengangkat Topik Kontroversial di Waktu yang Salah

Topik pembicaraan seperti politik, agama, atau isu-isu sensitif lainnya bisa jadi menarik jika dibahas dengan orang yang tepat dan dalam suasana yang mendukung. Namun, orang dengan keterampilan sosial rendah sering kali mengangkat topik ini tanpa membaca situasi.

Misalnya saat acara santai atau dengan orang yang baru dikenal. Akibatnya, percakapan yang seharusnya menyenangkan malah berubah tegang dan penuh ketegangan.

5. Terlalu Banyak Berbagi Detail yang Memalukan atau Tidak Pantas

Beberapa orang tampaknya tidak memiliki filter dalam berbicara. Mereka bisa dengan santai membahas hal-hal pribadi yang seharusnya tidak dibicarakan di ruang publik, seperti detail kesehatan, kehidupan kamar tidur, atau pengalaman memalukan mereka. 

Meskipun keterusterangan bisa menarik dalam beberapa konteks, berbagi terlalu banyak informasi yang tidak pantas justru bisa membuat lawan bicara merasa tidak nyaman.

6. Berusaha Terlalu Keras untuk Terdengar Pintar

Ada orang yang mencoba membuat diri mereka terlihat cerdas dengan menggunakan kata-kata sulit, mengutip buku yang tidak dikenal, atau bahkan mengoreksi orang lain di tengah percakapan. 

Alih-alih terdengar intelektual, perilaku ini justru sering kali membuat suasana menjadi kaku dan terasa dipaksakan. Percakapan yang alami lebih dihargai daripada usaha berlebihan untuk terlihat pintar.

7. Terus-Menerus Mengungguli Orang Lain

Pernah bertemu seseorang yang selalu punya cerita yang lebih hebat dari yang Anda ceritakan? Misalnya, jika Anda berbicara tentang perjalanan liburan Anda, mereka langsung membalas dengan pengalaman yang jauh lebih spektakuler. 

Jika Anda mengalami hari yang berat, mereka mengklaim harinya jauh lebih buruk. Orang-orang seperti ini cenderung tidak memahami bahwa percakapan bukanlah kompetisi, melainkan saling berbagi pengalaman.

8. Tidak Menyadari Ketika Orang-Orang Tidak Terlibat

Salah satu tanda keterampilan sosial rendah adalah ketidakmampuan membaca bahasa tubuh dan isyarat sosial. Beberapa orang tetap berbicara panjang lebar meskipun lawan bicara menunjukkan tanda-tanda ketidaktertarikan.

Seperti melirik ke arah lain, memberikan tanggapan singkat, atau mencari alasan untuk mengakhiri percakapan. Alih-alih menangkap sinyal tersebut dan menyesuaikan diri, mereka justru terus berbicara tanpa menyadari bahwa mereka telah kehilangan perhatian audiensnya.

Kesimpulannya, topik pembicaraan yang kita pilih dalam percakapan sangat memengaruhi bagaimana orang lain menilai kita. 

Menurut psikologi, orang dengan keterampilan sosial rendah sering kali tidak menyadari dampak dari cara mereka berbicara terhadap suasana dan hubungan sosial mereka. Jika ingin membangun hubungan yang lebih baik, memahami kapan dan bagaimana berbicara adalah kunci utama.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #topik #pembicaraan #yang #sering #digunakan #orang #dengan #keterampilan #sosial #rendah #dalam #percakapan #kata #psikologi

KOMENTAR