Tahun Ajaran Baru, Anak Sekolah Akan Jalani Skrining Kesehatan Mental
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi dalam konferensi pers di kompleks Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (2/2/2025).(KOMPAS.com/Syakirun Ni'am)
16:14
2 Februari 2025

Tahun Ajaran Baru, Anak Sekolah Akan Jalani Skrining Kesehatan Mental

- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut pihaknya akan menggelar skrining kesehatan mental gratis untuk anak-anak usia sekolah di seluruh Indonesia pada tahun ini.

Budi mengatakan, langkah ini bagian dari kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mencanangkan program skrining kesehatan gratis bagi masyarakat pada hari ulang tahun mereka.

Namun, khusus untuk anak-anak pemeriksaan tidak dilakukan di hari ulang tahun melainkan ketika mereka masuk tahun ajaran baru di sekolah.

“Jadi setiap kali ajaran baru kan masuk. Jadi buat kita lebih efektif untuk melakukan cek kesehatan gratisnya pada saat mereka masuk (ajaran baru) sekolah, itu untuk usia sekolah,” kata Budi saat ditemui di Kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, Minggu (2/2/2025).

Menurut Budi, berdasarkan survei kesehatan tahun 2023, satu dari sepuluh rakyat Indonesia mengalami masalah kesehatan mental.

Artinya, dari 280 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 28 juta di antaranya memiliki masalah kejiwaan.

Persoalannya, kata Budi, skrining kesehatan mental tidak pernah dilakukan. Hal ini membuat mereka tidak mengetahui masalah kejiwaan yang dialami.

Sementara, dalam kasus gangguan kejiwaan pada anak, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menerima banyak aduan terkait perundungan hingga kekerasan seksual yang berdampak pada psikologis anak.

“Kadang-kadang tidak tahu, orangtuanya enggak tahu, anaknya sendiri enggak tahu (yang mereka alami),” ujar Budi.

Oleh karena itu, pada tahun ini pemerintah akan mulai melakukan screening guna mengungkap kondisi kesehatan mental masyarakat, termasuk anak-anak.

Program ini akan diluncurkan di seluruh Indonesia yakni di 10.000 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan 15.000 klinik.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan akan menyiapkan dan memberikan pelatihan terapi psikologis dasar bagi dokter-dokter di puskesmas.

Sebab, tidak semua masalah mental ditangani menggunakan obat atau kategori farmakologis).

Meski demikian, pemerintah tetap menyiapkan dua jenis terapi itu tetap di Puskesmas.

“Karena mental itu enggak semuanya farmakologis, ada terapi yang dikasih obat gitu. Ini juga terapi yang secara psikologis didengarkan, diajak bicara, diajari, dikasih contoh, diperkuatkan,” tutur Budi.

Editor: Syakirun Ni'am

Tag:  #tahun #ajaran #baru #anak #sekolah #akan #jalani #skrining #kesehatan #mental

KOMENTAR