Menkes Sebut Banyak Anak ''Speech Delay'' akibat Sering Main Gadget
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi dalam konferensi pers di kompleks Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (2/2/2025).(KOMPAS.com/Syakirun Ni'am)
12:28
2 Februari 2025

Menkes Sebut Banyak Anak ''Speech Delay'' akibat Sering Main Gadget

- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut banyak anak yang mengalami terlambat berbicara atau speech delay karena sering bermain media sosial (Medsos) dan jarang berinteraksi dengan teman-temannya.

Pernyataan ini Budi sampaikan dalam konferensi pers pembentukan tim kerja penyusunan aturan perlindungan anak bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan dua kementerian lain.

“Sesudah kita screening kenapa terlambat bicara? Karena terlampau banyak aktivitasnya itu tidak bermain dengan teman-temannya secara sosial biasa tapi menghabiskan waktunya melihat gadget,” kata Budi di kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, Minggu (2/2/2025).

Budi mengatakan, fenomena ini terungkap ketika Kemenkes mendapati banyaknya orangtua yang membutuhkan jasa terapis wicara untuk anak-anak mereka.

Kemenkes kemudian menyimpulkan penggunaan media sosial berlebih pada anak menimbulkan masalah kesehatan psikomotorik terutama verbal.

“Akibatnya mereka terlambat untuk bisa bicara dan harus dikirim menemui terapis-terapis wicara,” ujar Budi.

Selain psikomotorik, paparan media sosial berlebih pada anak juga memicu gangguan kesehatan mental (mental disorder).

Kemenkes mendapati banyak anak-anak hari ini menderita anxiety disorder (gangguan kecemasan) dan depression disorder (gangguan depresi).

“Karena mereka terekspose secara berlebihan ke sosial media sehingga mereka melihat sesuatu yang memengaruhi kondisi jiwanya, kondisi mentalnya,” tutur Budi.

Budi lantas menyatakan, pihaknya mendukung wacana pembatasan penggunaan media sosial pada anak sekaligus perintah Presiden Prabowo Subianto untuk menyusun aturan perlindungan anak di dunia digital.

“Jadi dua isu itu isu kesehatan mental dan isu kesehatan psikomotorik khusus yang kemampuan wicara itu menjadi konsen kami,” kata Budi.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo melalui Sekretaris Kabinet (Seskab) menugaskan Kementerian Komdigi, Kemenkes, Kemendikdasmen, dan Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) menyusun aturan perlindungan anak di dunia digital.

Menteri Komdigi, Meutya Hafid menyebut, perintah itu dilatarbelakangi berbagai bahaya di dunia digital yang mengancam anak.

“Indonesia saat ini terdata sebagai negara keempat terbesar di dunia dalam ranah konten-konten pornografi untuk anak,” ujar Meutya di kompleks Kemendikdasmen.

“Ini belum menyinggung perjudian online yang juga menyasar anak anak, perundungan, kekerasan seksual terhadap anak,” tambahnya.

Editor: Syakirun Ni'am

Tag:  #menkes #sebut #banyak #anak #speech #delay #akibat #sering #main #gadget

KOMENTAR