Boen Tek Bio, Kelenteng Tertua di Tangerang: Sejarah, Makna, dan Perayaan Imlek yang Memukau
– Boen Tek Bio, kelenteng yang terletak di kawasan Pecinan, Kota Tangerang, bukan hanya sekadar tempat ibadah.
Sebagai kelenteng tertua di daerah ini, Boen Tek Bio menyimpan kisah panjang yang penuh makna, termasuk bagaimana ia merayakan Tahun Baru Imlek yang selalu memukau setiap tahunnya.
Di tengah kemajuan zaman, kelenteng ini tetap menjadi saksi bisu sejarah dan warisan budaya Tionghoa yang tak ternilai.
Dilansir dari laman Indonesia Kaya, pada Rabu (29/1), Kelenteng Boen Tek Bio memiliki peran penting dalam sejarah masyarakat Tionghoa di Tangerang.
Kelenteng ini dibangun oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai “Cina Benteng,” yang datang ke daerah ini dengan membawa ajaran Konghucu.
Mereka membangun permukiman dengan Bio (kelenteng) sebagai pusatnya. Boen Tek Bio menjadi kelenteng pertama yang didirikan, yang diikuti oleh tiga kelenteng lainnya di kawasan tersebut.
Menurut Sudemi dalam tesisnya berjudul Jejak Warisan Sejarah Agama Khonghucu pada Masyarakat Cina Benteng yang dikutip melalui laman Indonesia Kaya, Kelenteng Boen Tek Bio dibangun untuk menghormati Dewi Kwan Im, salah satu Dewa yang dihormati dalam ajaran Konghucu.
Nama "Boen Tek Bio" sendiri berasal dari bahasa Hokkian, yang secara etimologi berarti tempat ibadah yang mengajarkan kebajikan dan intelektualitas bagi umat manusia. Kelenteng ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
Masyarakat setempat meyakini bahwa kelenteng ini awalnya dibangun sekitar akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 sebagai rumah bambu. Seiring waktu, kelenteng ini mengalami beberapa kali renovasi.
Renovasi besar-besaran dilakukan pada tahun 1844 dengan mendatangkan ahli bangunan dari Tiongkok untuk mengubah kelenteng yang awalnya berupa rumah menjadi bangunan megah yang terlihat seperti sekarang.
Bangunan lainnya kemudian dibangun pada tahun 1875 dan 1904, hingga menjadikan kelenteng ini sebagai salah satu situs bersejarah di Tangerang.
Melansir laman resmi Tangerangkota.co.id, Kelenteng Boen Tek Bio kini diakui sebagai salah satu cagar budaya Kota Tangerang, yang tak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Tionghoa di kawasan ini, tetapi juga simbol keberagaman budaya yang ada di Tangerang.
Di sekitar kelenteng ini, berdampingan dengan masjid dan gereja, tampak jelas toleransi dan keharmonisan antarumat beragama yang sudah terjalin sejak lama.
Lokasinya yang dekat dengan Sungai Cisadane juga menambah kedalaman nilai sejarahnya, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Tangerang yang kaya akan warisan budaya.
Menurut Ruby Santamoko, Ketua Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, yang dikutip melalui laman Tangerangkota.co.id, kelenteng ini tidak hanya terjaga dengan baik sebagai situs sejarah, tetapi juga terus terbuka bagi siapa saja yang ingin beribadah maupun menggali lebih dalam tentang jejak sejarah Tionghoa di Tangerang.
Setiap harinya, kelenteng ini ramai dikunjungi, baik oleh masyarakat yang ingin memperdalam pengetahuan tentang budaya dan sejarahnya, maupun mereka yang ingin merasakan kedamaian spiritual yang ditawarkan oleh tempat ibadah yang penuh makna dan memiliki daya tarik yang luar biasa.
Salah satu yang menarik dari Kelenteng Boen Tek Bio mengutip kembali penjelasan dari laman Indonesia Kaya adalah berbagai atribut yang dihadirkan, mulai dari tempat sembahyang hingga berbagai patung yang didatangkan langsung dari Tiongkok. Dua patung singa yang disebut Ciok Say dan sebuah lonceng besar yang dicetak di Tiongkok menambah keunikan dan kesakralan kelenteng ini.
Tak hanya itu, ternyata Kelenteng Boen Tek Bio juga pernah berganti nama menjadi Vihara Padumuttara pada masa orde baru. Sebagai kelenteng tertua di Tangerang, Boen Tek Bio juga menjadi pusat perayaan Imlek yang selalu berhasil memukau setiap tahunnya. Dilansir dari laman Tangerangkota.co.id, perayaan Imlek di kelenteng ini bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga acara budaya yang sangat dinantikan.
Setiap malam perayaan Imlek, kelenteng ini menyajikan berbagai kegiatan yang telah menjadi tradisi, seperti pentas seni tari naga dan barongsai. Bahkan, pada tahun 2025, untuk pertama kalinya, pertunjukan musik tradisional gambang kromong juga akan meramaikan acara tersebut, yang ditutup dengan jamuan makan bersama yang dikenal dengan sebutan cia peng ang sebuah hidangan vegetarian penuh makna akan simbol harapan dan kebersamaan.
Saking memukaunya perayaan Imlek yang diadakan di Kelenteng Boen Tek Bio, Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, pun dibuat terkesan. Dilansir melalui laman ANTARA News, Raja Juli Antoni menyatakan kekagumannya terhadap kebersamaan dan semangat multikulturalisme yang tercermin dalam perayaan tersebut.
"Setiap kali saya merayakan Imlek, Natal, saya merasakan seperti sedang merayakan ke-Indonesia-an kita. Dan kita masih optimis bahwa bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar karena kita masih menjadikan Pancasila dan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika sebagai nilai yang ada di hati sanubari kita sehingga kita masih bisa merayakan keberagaman dan multikulturalisme kita," kata Raja Juli Antoni dalam keterangan ANTARA
Dengan semangat multikulturalismenya Boen Tek Bio, kelenteng tertua di Tangerang, tidak hanya memiliki sejarah yang panjang, tetapi juga memiliki makna mendalam sebagai simbol keberagaman dan warisan budaya Tionghoa yang sangat penting. Perayaan Imlek yang selalu memukau di kelenteng ini menjadi bukti nyata bagaimana tradisi dan kebudayaan terus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Sebagai kelenteng tertua, Boen Tek Bio terus mempertahankan peranannya dalam mempererat kebersamaan dan menghormati keberagaman di tengah masyarakat Tangerang.
Melalui sejarah yang kaya, makna yang mendalam, dan perayaan Imlek yang memukau, Boen Tek Bio tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Tangerang. Kelenteng ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan yang menggambarkan keharmonisan antarumat beragama. Setiap kunjungan ke Boen Tek Bio menjadi pengalaman yang mengajak kita untuk lebih memahami dan menghargai sejarah, makna, dan keindahan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Tionghoa di Tangerang. ***
Tag: #boen #kelenteng #tertua #tangerang #sejarah #makna #perayaan #imlek #yang #memukau