Orang yang Pandai Mengekspresikan Dirinya Lewat Tulisan daripada Bicara Biasanya Menunjukkan 10 Sifat Unik ini
Ilustrasi 10 sifat unik orang-orang yang menemukan suara mereka dalam kata-kata tertulis, bukan lisan. (Freepik)
14:12
11 Desember 2024

Orang yang Pandai Mengekspresikan Dirinya Lewat Tulisan daripada Bicara Biasanya Menunjukkan 10 Sifat Unik ini

- Ada keajaiban khusus dalam hal kemampuan mengeskpresikan diri lebih baik melalui tulisan daripada berbicara.

Gaya komunikasi ini jelas sangat berbeda dari biasanya dan seringkali memiliki serangkaian ciri uniknya sendiri.

Sebagian orang merasa lebih nyaman menyampaikan pikiran mereka melalui kata-kata tertulis daripada ekspresi lisan memiliki karakteristik khusus tertentu.

Dilansir dari BlogHerald, terdapat 10 sifat unik orang-orang yang menemukan suara mereka dalam kata-kata tertulis, bukan lisan.

1. Pemikir yang mendalam

Orang-orang ini biasanya adalah pemikir mendalam yang suka merenungkan banyak hal sebelum mengungkapkannya. Menulis memberikan mereka kemewahan waktu, yang memungkinkan pertimbangan matang dan perumusan ide yang komprehensif.

Banyak orang yang lebih pandai mengekspresikan diri lewat tulisan seringkali memiliki proses berpikir yang rumit. Mereka lebih suka meluangkan waktu untuk membedah pikiran, menyempurnakan, lalu menyajikannya dengan cara yang jelas.

Ini bukanlah sikap yang lambat atau ragu-ragu. Ini tentang bersikap teliti dan tepat yang mencari kejelasan dalam pikiran sebelum menerjemahkannya ke dalam kata-kata.

2. Introvert

Orang yang lebih bisa mengekspresikan diri lewat tulisan seringkali dianggap sebagai orang yang introvert. Tidak seperti orang ekstrovert yang suka bersosialisasi, orang introvert lebih nyaman di tempat sendiri dan di situlah menulis berperan.

Sementara ekstrovert akan sibuk berbincang dalam sebuah pesta, orang yang introvert akan mengamati semua orang lalu diam-diam menyusun narasi di kepalanya. Mereka akan menuliskan pikiran dan perasaannya tentang acara tersebut daripada menyuarakannya dengan lantang.

3. Meningkatkan empati

Saat menulis, mereka memiliki kesempatan untuk mundur sejenak, merenung, dan benar-benar menempatkan diri pada posisi pembaca. Hal ini dapat meningkatkan rasa empati, yaitu suatu sifat yang sering ditemukan pada mereka yang lebih mampu mengekspresikan diri melalui tulisan.

Empati melibatkan pemahaman dan berbagi perasaan orang lain. Dalam menulis, empati ini memegang peranan penting. Seorang penulis perlu memahami audiensnya, perasaanya, dan sudut pandangnya, agar dapat berkomunikasi secara efektif.

Membaca dan menulis sebenarnya dapat meningkatkan empati. Penelitian menunjukkan bahwa tenggelam dalam buku yang bagus atau menyusun narasi sendiri dapat meningkatkan pemahaman seseorang tentang emosi dan perspektif orang lain.

4. Perhatian terhadap detail

Orang yang mengekspresikan diri mereka lebih baik melalui tulisan seringkali memiliki mata yang tajam terhadap detail. Saat berbicara, biasanya akan ada hal-hal kecil yang terabaikan. Kata-kata yang terucap akan cepat berlalu dan tidak dapat dibaca ulang.

Ini berbeda dengan menulis. Setiap kata, tanda baca, hingga struktur kalimat menjadi hal penting. Itulah kanvas tempat goresan terkecil pun memiliki kontribusi pada gambaran yang lebih besar.

Orang yang lebih suka menulis cenderung mengamati dengan saksama dan menangkap pengamatan tersebut secara efektif dalam karya tulis mereka. Mereka menghargai kerumitan dan menggunakannya untuk meningkatkan ekspresi untuk dapat membuat tulisan mereka yang kaya dan hidup.

5. Sabar dan gigih

Kesabaran dan kegigihan merupakan dua sifat utama yang ditemukan pada orang-orang yang mengekspresikan diri lebih baik melalui tulisan. Menulis adalah sebuah proses.

Menulis tidak selalu tentang kepuasan instan, melainkan membutuhkan kesabaran untuk duduk, mengumpulkan pikiran, dan menerjemahkan ke dalam kata-kata. Lalu, ada pula penyuntingan yang dilakukan untuk revisi yang tak terhitung jumlahnya hingga mendapat hasil yang memuaskan.

Untuk itu, kegigihan adalah kuncinya. Ada saat-saat ketika mereka mengalami hambatan menulis, saat-saat kata tidak mengalir semulus yang diinginkan. Namun, mereka tahu bahwa ekspresi terbaik terletak pada kata-kata yang tertulis.

6. Introspektif

Menulis seringkali merupakan perjalanan batin. Ini adalah proses yang membutuhkan refleksi diri dan introspeksi, yaitu sifat yang sering ditemukan pada orang-orang yang mengekspresikan diri lebih baik melalui tulisan.

Tidak seperti berbicara, yang terkadang hanya sebatas permukaan, menulis menuntut seseorang menyelami lebih dalam pikiran dan perasaanya. Ini adalah penyelaman yang membutuhkan keberanian dan kemauan untuk menghadapi apa yang ada di baliknya.

Tidak selalu mudah untuk melihat ke dalam diri sendiri dan menyaring lapisan-lapisan pikiran dan emosi, tetapi mereka yang lebih suka menulis tetap melakukannya. Mereka memahami bahwa ekspresi yang paling tulus dan sepenuh hati sering kali datang dari tempat introspeksi ini.

7. Kenyamanan dalam kesendirian

Menulis adalah tindakan yang dilakukan sendiri. Hanya ada dirinya, pikirannya, dan halaman atau layar kosong di depannya. Bagi mereka yang pandai mengekspresikan diri melalui tulisan, kesendirian dapat menjadi sumber kenyamanan.

Mereka seringkali mencari sudut-sudut rumah yang tenang atau tempat terpencil di taman untuk menulis. Di saat-saat sunyi inilah mereka akan merasa nyaman untuk membiarkan pikirannya mengalir.

Saat seperti itulah mereka akan menyelami pikiran, mengeksplorasi ide dan dirinya tanpa gangguan dari luar. Ketenangan dalam kesendirian menjadi arena bermain kreatif untuk dapat mengekspresikan diri dengan bebas.

8. Berkembang dengan umpan balik

Menulis adalah keterampilan yang selalu dapat ditingkatkan dan umpan balik memegang peranan penting dalam proses ini. Mereka yang lebih suka menulis memahami pentingnya kritik yang membangun. Mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk menyempurnakan karya dan berkembang sebagai penulis.

Meskipun kegiatan menulis mungkin dilakukan sendiri, proses peningkatannya bersifat kolaboratif. Kegiatan ini melibatkan berbagi hasil karya dengan orang lain dan bersikap terbuka terhadap perspektif mereka.

9. Pendengar yang baik

Mendengarkan mungkin tampak tidak terhubung langsung dengan menulis, namun, orang yang lebih suka menulis untuk mengekspresikan diri seringkali merupakan pendengar yang baik. Menulis bukan hanya mengekspresikan pikiran sendiri, tetapi juga merefleksikan ide orang lain.

Penulis yang baik tentu tahu bahwa mendengarkan adalah bagian penting dalam proses ini. Dengan mendengarkan secara aktif, mereka akan menyerap berbagai sudut pandang, memahami berbagai perspektif, dan mempelajari cara baru untuk mengungkapkan ide.

Hal ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tetapi juga menambah kedalaman tulisannya. Mereka memahami bahwa terkadang, kita perlu diam dalam percakapan agar bisa bersuara lantang di atas kertas.

10. Bersemangat tentang kata-kata

Orang yang lebih pandai mengekspresikan diri lewat tulisan memiliki kecintaan mendalam pada kata-kata. Ini adalah alat, media ekspresi, dan mereka sangat menghormati kata-kata.

Mereka memahami kekuatan kata-kata, emosi yang dapat dibangkitkan, dan gambaran yang dapat diciptakan. Mereka menyadari bahwa pilihan kata yang tepat dapat mengubah kalimat sederhana menjadi pernyataan yang kuat.

Kecintaan mereka pada kata-kata mendorongnya untuk dapat terus mengeksplorasi cara-cara baru untuk mengekspresikan diri. Mereka bereksperimen dengan berbagai gaya penulisan, bermain-main dengan kosakata, dan berusaha membuat setiap karya tulis lebih baik dari sebelumnya.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #orang #yang #pandai #mengekspresikan #dirinya #lewat #tulisan #daripada #bicara #biasanya #menunjukkan #sifat #unik

KOMENTAR