Orang yang Hanya Peduli dengan Penampilan dan Status Sosial Biasanya Menunjukkan 7 Perilaku Kepribadian ini
- Beberapa nampaknya terobsesi dengan penampilan, entah itu penampilan mereka, status di media sosial, atau bagaimana orang lain menilai mereka.
Meskipun wajar untuk peduli terhadap hal-hal tersebut sampai batas tertentu, namun bagi sebagian orang hal itu menjadi fokus utama mereka.
Mereka jarang mengatakannya secara terbuka. Sebaliknya, fokus mereka pada penampilan dan status sosial muncul dengan cara yang halus, melalui tindakan, perkataan, dan bahkan prioritasnya.
Dilansir dari HackSpirit, terdapat 7 perilaku yang menunjukkan seseorang lebih mementingkan penampilan daripada hal lainnya yang lebih berarti.
1. Menekankan pada penampilan
Orang-orang yang memperhatikan penampilan dan status sosial seringkali memberi perhatian yang tidak biasa pada penampilan mereka dan estetika orang-orang di sekitarnya. Mereka sering berdiskusi atau berfokus pada ciri fisik mereka sendiri atau orang lain.
Ini bukan hanya tentang menjaga kebugaran atau penampilan, tetapi tentang memproyeksi citra tertentu yang sejalan dengan pemahaman mereka tentang status sosial. Mereka mungkin jadi orang yang menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai acara
Mereka juga seringkali mengamati orang lain berdasarkan penampilannya. Komentar mereka mungkin akan condong ke hal yang dangkal, ketimbang menghargai kedalaman ata substansi seseorang.
2. Menghindari hubungan yang terlalu dekat
Kelompok orang ini cenderung menjaga jarak emosional dari orang lain. Mereka mungkin terlibat dalam banyak kegiatan sosial, tetapi interaksi ini seringkali bersifat di permukaan, terutama untuk tujuan membangun citra mereka.
Alasan di balik perilaku ini adalah keinginan mereka untuk mempertahankan citra dan status tertentu. Hubungan yang terlalu dekat melibatkan kerentanan dan mengungkapkan aspek diri yang tidak selaras dengan citra sempurna yang mereka inginkan.
3. Ketergantungan pada validasi eksternal
Orang yang terlalu peduli dengan penampilan dan status sosial biasanya menunjukkan ketergantungan yang kuat pada validasi orang lain. Mereka cenderung menilai dirinya sendiri berdasarkan banyaknya pujian atau pengakuan yang mereka terima dari orang lain, bukan harga diri.
Perilaku ini berasal dari kebutuhan manusia akan penerimaan dan kepemilikan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam hierarki Maslow. Namun, bila kebutuhan ini diperkuat pada titik di mana harga diri seseorang semata-mata bergantung pada validasi eksternal, maka menjadi tidak sehat.
Kebahagiaan mereka seringkali hadir pada seberapa besar mereka merasa dikagumi atau dicemburui oleh orang lain. Akibatnya, mereka mungkin sering membanggakan diri atau memamerkan kesuksesan dan daya tarik fisiknya.
4. Berjuang dengan ekspresi diri yang jujur
Orang-orang yang terlalu peduli dengan penampilan dan status sosial seringkali merasa kesulitan untuk dapat mengungkapkan perasaan atau pikiran yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena mereka mungkin merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan standar atau harapan tertentu.
Mereka terlalu takut untuk mengungkapkan jati diri mereka yang sebenarnya, citra yang telah mereka bangun, dan pertahankan dengan seksama akan tercoreng. Mereka mungkin akan menyembunyikan minat, preferensi, atau perasaan yang sebenarnya jika hal itu tidak sejalan dengan yang populer.
5. Perbandingan terus menerus
Dalam dunia sosial media, di mana kehidupan setiap orang ditampilkan, bukan hal aneh jika kita mendapati diri kita membandingkan kehidupan sendiri dengan kehidupan orang lain. Orang yang peduli dengan penampilan dan media sosial seringkali membawa hal ini ke tingkat yang lebih tinggi.
Mereka cenderung akan terus menerus mengukur nilai mereka terhadap orang lain berdasarkan daya tarik fisik, kekayaan, popularitas, dan metrik dangkal lainnya. Setiap pertemuan atau acara sosial menjadi ajang perbandingan.
6. Preferensi terhadap status sosial yang tinggi
Menjadi bagian dari kelompok elit atau bergaul dengan orang berpengaruh seringkali menjadi prioritas orang yang terpaku pada status sosial. Mereka akan berusaha keras untuk menyelaraskan diri dengan orang-orang yang memiliki kekayaan, kekuasaan, terkenal.
Ini bukan tentang membangun hubungan yang bermakna, tetapi lebih tentang apa yang dapat dilakukan oleh hubungan tersebut untuk citra mereka. Nilai yang mereka tempatkan pada lingkaran ini seringkali menutupi minat mereka pada keaslian atau ikatan sejati.
Mereka percaya bahwa menjadi bagian dari kelompok tersebut dapat meningkatkan status mereka. Bukan hal aneh bagi mereka untuk menyebut-nyebut nama atau sering menyebutkan hubungan mereka dengan individu berstatus tinggi.
7. Mengabaikan pertumbuhan pribadi
Bila seseorang berfokus pada penampilan, pertumbuhan pribadi seringkali terabaikan. Mereka lebih peduli dengan bagaimana mereka dipersepsikan saat ini daripada tentang siapa mereka nantinya dalam jangka panjang.
Perbaikan diri tidak tampak begitu mendesak ketika prioritas mereka adalah validasi eksternal. Mereka mungkin melewatkan kesempatan untuk belajar atau berkembang karena hal tersebut tidak memberikan manfaat langsung dalam hal peningkatan citra.
Tag: #orang #yang #hanya #peduli #dengan #penampilan #status #sosial #biasanya #menunjukkan #perilaku #kepribadian