Upaya Joli Jolan dan BersalingSilang Kurangi Konsumsi Berlebih dengan Bertukar Barang tanpa Uang
Indonesia memiliki masalah serius soal limbah fashion. Menurut data Kementerian Ekonomi Kreatif, dari 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, sekitar 1 juta ton tekstil berakhir menjadi limbah. Di tengah kesadaran pentingnya gaya hidup keberlanjutan (sustainable living), lahirlah Joli Jolan dan BersalingSilang.
SALAH satu metode untuk memperpanjang umur barang adalah menjualnya kembali (preloved) atau mendonasikannya. Inilah yang coba difasilitasi BersalingSilang. Komunitas itu menggelar inisiasi barter pakaian, tas, sepatu, hingga buku yang sudah digunakan (preloved), namun kondisinya masih layak.
Minggu (23/11) lalu, bertempat di Carstensz Mall, Gading Serpong, Tangerang, masyarakat bisa menukar barang layak pakai tanpa melibatkan uang. Itu merupakan konsep pasar barang bekas yang kian digemari di tengah kesadaran pentingnya gaya hidup keberlanjutan (sustainable living).
”Tujuan utama kami adalah mengurangi pemborosan dan memberikan kesempatan bagi barang-barang yang tidak terpakai untuk mendapatkan pemilik baru yang membutuhkannya,” kata Danies Almas Thifal, volunter sekaligus juru bicara BersalingSilang.
Setiap peserta yang datang membawa maksimal lima barang untuk ditukar. Barang-barang itu kemudian dikategorikan, mulai pakaian, buku, hingga mainan. Setiap barang yang diterima mendapatkan satu token, yang bisa digunakan untuk menukar barang lain.
BersalingSilang lahir pada Maret 2023. Tidak ada uang yang terlibat dalam transaksi, hanya saling tukar barang yang masih berguna. ”Kami batasi lima barang per orang untuk menjaga efisiensi acara agar tidak memakan waktu terlalu lama,” lanjut Danies. Sebelumnya, peserta bisa membawa hingga tujuh barang. Tetapi, aturan itu diubah karena memakan waktu lama untuk pengecekan.
MELEWATI KURASI: Setiap peserta dapat membawa maksimal lima barang untuk ditukar setelah dicek kelayakannya. (M. ALI/JAWA POS)
Barang-barang yang tidak menemukan pemilik baru akan dipilah untuk didonasikan kepada pihak ketiga yang membutuhkan. Selain itu, komunitas memastikan bahwa barang-barang yang tidak terpakai bisa didaur ulang dengan cara yang tepat.
BersalingSilang dimulai sebagai komunitas di platform Instagram dan Telegram dengan tujuan utama mengedukasi masyarakat untuk mengurangi konsumsi berlebihan dan mempromosikan gaya hidup minimalis.
”Founder kami, yang dulunya seorang shopaholic, merasa kesulitan dengan barang-barang yang menumpuk di rumah. Setelah belajar tentang gaya hidup minimalis, dia mulai mengurangi barang yang ada,” ujar Danies. Inilah cikal bakal BersalingSilang.
Seiring berjalannya waktu, BersalingSilang berkembang dengan semakin banyak orang yang bergabung menjadi volunter maupun follower. Tidak hanya acara offline, BersalingSilang juga menginisiasi pasar gratis pada tanggal kembar. Follower mereka bisa memposting barang-barang yang ingin didonasikan melalui Instagram. Itu menjadi cara yang menyenangkan dan menjangkau banyak orang.
Barter dan saling adopsi itu tidak hanya memperpanjang kebermanfaatan barang. Gerakan tersebut juga diharapkan menyentuh aspek sosial dan lingkungan, menciptakan ekosistem yang saling mendukung untuk menjaga lingkungan sekaligus tidak boros. (lyn/c6/nor)
---
JOLI JOLAN DALAM ANGKA
- Lahir pada 21 Desember 2019
- Relawan yang terdaftar 31 orang
- Pengunjung sekitar 90–100 orang, acara rutin tiap Sabtu
- Dalam sebulan menyalurkan sekitar 1.200 barang
- Mengelola donasi pakaian dan barang lain dalam sebulan mencapai 3 ton dari beberapa drop box
Tag: #upaya #joli #jolan #bersalingsilang #kurangi #konsumsi #berlebih #dengan #bertukar #barang #tanpa #uang