8 Tanda Kamu Dibesarkan oleh Orang Tua Transaksional: Ketika Anak Hanya Menjadi 'Investasi' di Masa Tua, Bagaimana Dampaknya?
Ilustrasi orang tua dan anak. (Pexels/Julia M Cameron)
17:58
17 Oktober 2024

8 Tanda Kamu Dibesarkan oleh Orang Tua Transaksional: Ketika Anak Hanya Menjadi 'Investasi' di Masa Tua, Bagaimana Dampaknya?

 

 Dalam budaya keluarga yang sarat harapan dan kewajiban, seringkali orang tua memandang anak sebagai 'investasi'.    Alih-alih memberikan cinta dan perhatian tanpa pamrih, mereka menciptakan hubungan yang bersifat transaksional, di mana setiap tindakan dan pengorbanan dianggap sebagai investasi jangka panjang yang harus dibayar kembali di kemudian hari.    Fenomena ini sering terjadi di berbagai masyarakat, namun jarang diakui atau dibahas secara terbuka.

Bagi mereka yang tumbuh dengan orang tua transaksional, ada perasaan tertekan untuk memenuhi harapan yang tak terucapkan.   Hubungan orang tua-anak yang seharusnya didasari cinta tanpa syarat, berubah menjadi urusan timbal balik.    Dikutip dari Your Tango, artikel ini akan membahas 8 tanda utama bahwa kamu dibesarkan oleh orang tua yang menganggapmu sebagai investasi, bukan sebagai individu yang mereka cintai tanpa pamrih.  



1. Bertukar Kegiatan atau Hal-hal Lain dengan Anda

Salah satu tanda paling jelas dari orang tua transaksional adalah ketika segala sesuatu yang dilakukan untukmu selalu disertai dengan "timbal balik".    Misalnya, mereka mungkin akan membantu Anda dengan tugas atau keperluan sekolah, tetapi dengan syarat Anda harus melakukan sesuatu sebagai gantinya, seperti mengerjakan tugas rumah tangga atau menjaga adik-adik.    Setiap bantuan yang diberikan selalu ada harga di belakangnya. Bertukar aktivitas ini menciptakan rasa bahwa Anda berutang, meskipun mereka hanya menjalankan peran orang tua.    Anak-anak yang tumbuh dengan pola pikir ini seringkali merasa kesulitan memahami konsep cinta tanpa syarat dan kebingungan dalam membentuk hubungan di masa depan.  



2. Mereka Merasa Berhak atas Semua yang Menjadi Milikmu

Orang tua transaksional cenderung memiliki mentalitas bahwa segala sesuatu yang Anda miliki, dari pencapaian hingga pendapatan finansial, adalah hasil dari investasi mereka, sehingga mereka merasa berhak atasnya.    Ketika Anda mulai bekerja dan menghasilkan uang, misalnya, mereka mungkin menuntut bagian dengan alasan "balas budi".

Bahkan keputusan pribadi seperti memilih pasangan atau karier pun tidak jarang menjadi sasaran, karena mereka merasa berhak mengendalikan pilihan hidup Anda sebagai imbalan atas pengorbanan mereka selama ini.    Bagi mereka, hubungan orang tua-anak adalah siklus berkelanjutan dari memberi dan menerima, di mana mereka mengharapkan Anda memberikan sesuatu kembali sebagai bentuk "pengembalian investasi".  



3. Mereka Memberi Kasih Sayang Berdasarkan Bagaimana Anda Berperilaku

Orang tua yang transaksional tidak memberikan kasih sayang tanpa syarat.    Alih-alih, mereka hanya memberikan perhatian dan kasih sayang ketika Anda memenuhi ekspektasi mereka atau berperilaku sesuai keinginan mereka.    Jika Anda gagal, perhatian atau cinta itu bisa langsung dicabut, membuat Anda merasa harus selalu melakukan sesuatu untuk "memenangkan" kembali cinta mereka.

Ketika kasih sayang menjadi sesuatu yang harus diperjuangkan, anak-anak sering tumbuh dengan perasaan bahwa mereka tidak cukup baik jika mereka tidak memenuhi standar yang ditetapkan orang tua mereka.    Ini bisa berdampak negatif pada rasa percaya diri dan harga diri dalam jangka panjang.  



4. Mereka Tidak Pernah Berbicara dengan Anda Kecuali Mereka Membutuhkan Sesuatu

Apakah Anda merasa bahwa orang tua Anda hanya mendekati atau berbicara dengan Anda ketika mereka membutuhkan sesuatu? Ini adalah tanda jelas lainnya dari orang tua yang transaksional.    Mereka mungkin jarang berkomunikasi atau menunjukkan perhatian, kecuali jika ada hal tertentu yang ingin mereka minta dari Anda, baik itu bantuan fisik, dukungan finansial, atau bahkan hanya untuk menjalankan tugas-tugas yang mereka anggap sebagai tanggung jawab Anda.

Hubungan yang hanya dibangun atas dasar kebutuhan ini menciptakan jarak emosional antara orang tua dan anak.    Anak-anak mungkin tumbuh dengan perasaan bahwa mereka tidak benar-benar penting kecuali ada sesuatu yang bisa mereka berikan.

5. Mereka Mengangkatmu agar Terlihat Lebih Baik

Orang tua transaksional sering menggunakan anak-anak mereka sebagai cara untuk meningkatkan citra mereka sendiri.    Mereka mungkin mendorong Anda untuk mengejar pencapaian yang tinggi, bukan demi kebahagiaan atau perkembangan Anda, melainkan untuk meningkatkan reputasi mereka di mata orang lain.    Misalnya, mereka mungkin membanggakan kesuksesan akademik atau karier Anda di depan teman-teman atau keluarga besar, namun di balik itu, tujuan utamanya adalah agar mereka terlihat hebat sebagai orang tua.

Anak-anak yang tumbuh dalam situasi ini sering merasa terbebani untuk selalu tampil sempurna demi memenuhi ekspektasi orang tua mereka, bukan untuk kebahagiaan mereka sendiri.

6. Mereka Membandingkan Anda dengan Orang Lain untuk 'Memotivasi' Anda

Orang tua transaksional cenderung membandingkan anak-anak mereka dengan orang lain, baik itu saudara kandung, teman, atau anak-anak dari orang lain.    Tujuan mereka bukan untuk benar-benar memotivasi Anda, tetapi untuk menciptakan tekanan agar Anda terus bekerja keras demi mencapai standar tertentu.

Perbandingan ini sering kali merusak harga diri dan membuat anak-anak merasa bahwa mereka tidak pernah cukup baik. Alih-alih termotivasi, mereka justru merasa terus-menerus gagal dan tidak mampu memenuhi harapan yang dipaksakan oleh orang tua mereka.

7. Mereka Merampas Kebebasanmu

Dalam keluarga transaksional, orang tua sering kali merampas kebebasan anak-anak mereka dengan dalih "demi kebaikanmu".    Mereka mungkin merasa bahwa karena mereka telah berinvestasi dalam pendidikan atau kehidupan Anda, mereka memiliki hak untuk mengatur segala keputusan hidup Anda.    Dari pilihan karier hingga kehidupan cinta, tidak ada aspek kehidupan yang benar-benar berada di bawah kendali Anda.

Ini menciptakan perasaan ketidakberdayaan dan frustrasi, di mana Anda merasa bahwa kebebasan Anda selalu dibatasi oleh ekspektasi dan tuntutan orang tua.

8. Mereka Menghabiskan Waktu Bersamamu sebagai Hadiah

Orang tua yang transaksional sering memperlakukan waktu dan perhatian mereka sebagai hadiah yang harus diperoleh.    Mereka tidak menghabiskan waktu bersama Anda hanya karena mereka menikmati kebersamaan itu, tetapi lebih sebagai imbalan karena Anda telah melakukan sesuatu yang mereka inginkan.

Ini bisa menyebabkan anak merasa bahwa mereka harus terus berusaha untuk 'mendapatkan' waktu dan perhatian dari orang tua, yang akhirnya merusak hubungan emosional antara orang tua dan anak.

Pada Intinya, dibesarkan oleh orang tua transaksional bisa berdampak jangka panjang pada cara seseorang memandang diri sendiri dan membangun hubungan dengan orang lain.    Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh ini sering merasa bahwa mereka harus "membayar" cinta dan perhatian, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.   Jika kamu mengenali tanda-tanda ini dalam kehidupanmu, penting untuk mencari cara untuk memulihkan diri dari dampak hubungan transaksional ini, baik melalui terapi, dukungan emosional, atau membangun batasan yang sehat dengan orang tua.   ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #tanda #kamu #dibesarkan #oleh #orang #transaksional #ketika #anak #hanya #menjadi #investasi #masa #bagaimana #dampaknya

KOMENTAR