Benarkah Sering Keramas Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter Kulit
- Keramas terlalu sering dianggap sebagai penyebab rambut rontok. Tak sedikit orang memilih mengurangi frekuensi mencuci rambut karena khawatir rambut menjadi rapuh atau mudah rontok.
Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut dr. M. Akbar Wedyadhana SPKK., FINS-DV., FAADV., keramas justru merupakan bagian penting dari perawatan rambut dan kulit kepala, selama dilakukan dengan cara dan produk yang tepat.
Dokter Dhana menjelaskan bahwa keramas seharusnya disesuaikan dengan kondisi kulit kepala masing-masing individu.
“Yang penting menurut saya itu keramas memang harus rutin, tergantung juga dengan tipe rambutnya atau kondisi kulit kepalanya,” ujarnya saat ditemui usai press conference di InterContinental Jakarta Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2025).
Mitos rambut rontok karena sering keramas
Anggapan bahwa keramas setiap hari bisa menyebabkan rambut rontok disebut oleh dr. Dhana sebagai mitos.
Rambut yang rontok saat keramas sebenarnya merupakan rambut yang memang sudah berada di fase akhir siklus pertumbuhan.
“Kalau ada yang mengatakan keramas setiap hari membuat rambut jadi lebih cepat rontok, itu sebenarnya mitos,” jelas dr. Dhana.
Ia menerangkan bahwa rambut rontok tidak dipengaruhi oleh seringnya seseorang keramas, melainkan karena cocok atau tidaknya sampo dan perawatan rambut yang dipakai.
Ilustrasi rambut coklat, pilihan warna rambut untuk kulit sawo matang
Kunci utama ada pada kondisi kulit kepala
Di samping itu, dr. Dhana menekankan bahwa keramas harusrutin dilakukan, serta frekuensinya bergantung pada kondisi kulit kepala seseorang.
Bagi pemilik kulit kepala berminyak atau mudah berketombe, keramas justru dianjurkan dilakukan lebih sering untuk mencegah penumpukan minyak dan kotoran.
“Kalau kulit kepalanya tipe berminyak atau gampang berketombe, sebenarnya harus lebih rutin dibersihkan. Dari pengalaman saya, justru harus setiap hari,” kata dr. Dhana.
Kulit kepala yang tidak dibersihkan dengan baik dapat mengalami penumpukan minyak, kotoran, dan sel kulit mati. Kondisi ini bisa memicu rasa gatal, ketombe, hingga peradangan yang justru berpotensi memperburuk kesehatan rambut.
Pilih sampo yang sesuai kondisi kulit kepala
Alih-alih membatasi frekuensi keramas, dr. Dhana menegaskan bahwa hal terpenting adalah memilih sampo yang sesuai dengan kondisi kulit kepala.
“Kembali ke pemilihan dari produknya. Yang penting itu samponya yang tepat dan memang sesuai dengan kulit kepala masing-masing individu,” ujarnya.
Sampo untuk kulit kepala berminyak tentu berbeda dengan sampo untuk kulit kepala kering atau sensitif.
Penggunaan produk yang tidak sesuai justru dapat membuat kulit kepala iritasi, terasa kering, makin berminyak, hingga memperparah kondisi kulit kepala yang telah terjadi.
Meski tak ada batasan maksimal keramas untuk seseorang, dr. Dhana mengakui bahwa keramas setiap hari sering kali menjadi tantangan tersendiri untuk mengeringkannya, terutama bagi yang berambut panjang.
Selama rambut dikeringkan dengan benar dan tidak terlalu sering terpapar panas berlebih, keramas rutin tetap aman dilakukan.
Tag: #benarkah #sering #keramas #bikin #rambut #rontok #kata #dokter #kulit