Saat Wewangian Jadi Identitas, Budaya Parfum Indonesia Hadirkan Pilihan Sesuai Momen
Budaya Parfum hadir dengan berbagai varian yang dapat disesuaikan dengan ruang, waktu, dan aktivitas. (Istimewa)
12:15
7 Desember 2025

Saat Wewangian Jadi Identitas, Budaya Parfum Indonesia Hadirkan Pilihan Sesuai Momen

Di tengah maraknya merek parfum lokal yang hadir dengan klaim kuat dan strategi pemasaran agresif, Budaya Parfum Indonesia menawarkan perspektif yang lebih kontemplatif.

Bagi Founder Budaya Parfum Indonesia Iman Ratra, parfum bukan sekadar wangi yang menempel di tubuh, melainkan medium untuk menciptakan makna.

Konsep itu berakar dari inspirasi tempat yang sederhana, yakni Bentara Budaya Jakarta. Mengusung tagline Budaya Parfum Indonesia #JauhLebihBermakna serta filosofi Kompas.com “#JernihMelihatDunia”.

Menurut Iman, jika membaca berita yang jernih dapat membuka cakrawala tanpa hoaks, maka memakai Budaya Parfum diharapkan membuat seseorang “lebih bermakna di mata orang lain”.

“Budaya lahir dari riset lapangan yang dilakukan Iman dan tim pada September–Desember 2024 terhadap 50–100 responden di kawasan Cibubur,” cerita Iman.

Temuannya menarik. Ternyata, banyak orang memakai parfum yang tidak sesuai dengan ruang, waktu, dan aktivitas.

Wangi yang terlampau kuat saat bekerja di ruang tertutup, misalnya, dapat membuat rekan di sekitar merasa tidak nyaman. Di sisi lain, wangi lembut yang dibawa ke sesi olahraga sering kali langsung hilang ditelan keringat dan udara terbuka.

Menjawab pola ini, Budaya pun mengembangkan lima varian parfum yang masing-masing diciptakan untuk situasi tertentu.

Budaya Kerja, misalnya, dirancang untuk pemakaian di dalam ruangan dengan aroma tembakau segar yang memberi kesan profesional dan matang.

Adapun Budaya Raga hadir untuk olahraga dan kegiatan luar ruang dengan karakter citrus lemon yang energik. Sementara, Budaya Pesta diperuntukkan untuk penggunaan malam hari dan acara formal melalui sentuhan amber-oud yang mencerminkan kemapanan.

Kemudian, Budaya Aura dan Persona menjadi varian paling serbaguna karena cocok untuk semua kondisi, mulai pagi hingga malam,baik di ruang terbuka maupun tertutup. Varian Budaya Aura ini hadir dengan aroma vanila, kopi, dan bunga yang memadukan kehangatan dan kesegaran.

Sementara Budaya Persona adalah perpaduan aroma vanilla, caramel, almond, serta aroma bunga  yang menimbulkan kesan ceria.

“Varian ini sesuai dengan gaya hidup yang dinamis ala kelas pekerja,” tambah Iman.

Iman menjelaskan bahwa setiap aroma selalu menumbuhkan makna yang berbeda. Ia memberi contoh transisi dari suasana profesional ke suasana santai, situasi yang banyak dialami pekerja urban.

Di momen seperti ini, notes vanila menjadi pilihan paling aman karena Indonesia cenderung “vanilla-sentris”.

Vanila dianggap “sopan dicium” dan lembut, tetapi tetap meninggalkan jejak yang mudah diterima oleh pemakai ataupun orang yang berada di sekitarnya. Inilah alasan mengapa Budaya Aura dan Persona menjadi salah satu varian yang paling dapat menjembatani perubahan mood seseorang sepanjang hari.

Makna relasi berkelanjutan dan komitmen pada lingkungan

Makna relasi berkelanjutan menjadi fondasi penting dalam perjalanan Budaya. Budaya memiliki nilai adanya hubungan yang sangat dalam dari sobat budaya, sebutan untuk konsumen setianya. Budaya tak hanya sekedar transaksi jual-beli, tetapi relasi yang dibangun kini dan nanti. Hal itu menegaskan bahwa budaya sebagai medium silahturahmi.

Iman menceritakan, sebelum berbicara tentang isu lingkungan, ada satu hal yang harus dibuktikan terlebih dahulu, yakni apakah produk benar-benar diterima konsumen. Pada periode 1 Februari-30 November 2025 terdapat 450 orang yang sudah “berbudaya”, termasuk yang sudah melakukan pembelian berulang kali.

“Jawabannya terlihat dari layanan purnajual dan tingkat pembelian ulang. Setiap konsumen yang kembali atau ‘sobat budaya’ adalah bukti bahwa parfum tersebut tidak hanya dibeli, tetapi juga benar-benar dipakai hingga tak tersisa,” jelas dia.

Botol bekas Parfum Budaya yang digunakan pada program buyback.Istimewa Botol bekas Parfum Budaya yang digunakan pada program buyback.

Dari sinilah Budaya memperkenalkan program buyback botol dan boks yang memberikan potongan harga hingga Rp 25.000 untuk pembelian berikutnya.

Program tersebut tidak hanya memberi keuntungan bagi konsumen, tetapi juga membantu efisiensi biaya produksi karena botol dapat diproses ulang.

Lebih jauh dari itu, langkah ini mengajak pengguna Budaya untuk ikut serta dalam pengurangan limbah kaca. Bagi Iman, inisiatif ini menjadi kontribusi kecil, tetapi konsisten terhadap lingkungan.

“Kami ingin keberlanjutan bukan sekadar jargon pemasaran, melainkan cermin dari bisnis yang berjalan dengan kesadaran dan menjadi budaya bagi seluruh sobat budaya. Jadi, nilai Budaya terus tumbuh dan melaju bersama konsumen,” imbuh Iman.

Tag:  #saat #wewangian #jadi #identitas #budaya #parfum #indonesia #hadirkan #pilihan #sesuai #momen

KOMENTAR