Cloud Dancer Jadi Tren Warna 2026, Respons Publik Justru Terbelah
Pantone mengumumkan Cloud Dancer 11-4201 sebagai tren warna 2026 atau Color of the Year 2026. Pengumuman Cloud Dancer sebagai warna tahunan justru membuat Pantone harus menjawab kritik dari komunitas kreatif dan publik.(Pantone.com)
10:15
7 Desember 2025

Cloud Dancer Jadi Tren Warna 2026, Respons Publik Justru Terbelah

Pantone mengumumkan Cloud Dancer (PANTONE 11-4201) sebagai Color of the Year atau tren warna 2026 pada 4 Desember.

Dikutip dari People, dalam pernyataan resminya di Instagram, warna tersebut disebut sebagai “lofty white neutral” yang menghadirkan kesan tenang di tengah dunia yang bising dan penuh tekanan.

Pantone menyebut Cloud Dancer merepresentasikan kebutuhan masyarakat akan “calming influence” serta ruang untuk refleksi.

Warna putih ini juga digambarkan sebagai corak yang “mengundang relaksasi sejati, membuat pikiran mengembara, dan memberi napas bagi kreativitas.”

Namun, tidak lama setelah pengumuman itu dirilis, komentar kritis mulai bermunculan. Banyak pengguna media sosial menganggap pilihan tersebut tidak peka terhadap kondisi sosial dan politik global yang tengah bergejolak.

Minim kreativitas dan tuduhan tidak sensitif secara budaya

Di antara komentar paling menonjol ialah dugaan bahwa pemilihan warna putih sebagai Color of the Year justru memperlihatkan kurangnya kreativitas.

“Memilih warna putih di situasi sosial dan politik seperti sekarang… itu menyiratkan sesuatu,” tulis Jason Rhee, desainer dan kreator di Rheefined Company, dalam komentar di unggahan Pantone.

Sejumlah kritik lain menilai keputusan itu “tone-deaf,” menyinggung minimnya sensitivitas terhadap keragaman budaya dan simbolisme warna yang sensitif.

“Di saat warna menjadi bahasa ekspresi budaya, emosi, dan inovasi, memilih warna berbasis putih terasa seperti keputusan yang tak peka,” tulis seorang pengguna lain. “Bahkan bisa selaras dengan simbolisme budaya dan politik yang banyak dari kami anggap bermasalah.”

Diskusi kemudian melebar ke ranah kreatif. Sejumlah orang memperdebatkan kembali definisi warna itu sendiri, apakah putih dapat disebut warna atau sekadar ketiadaan warna.

“Waktu kecil saya diajari putih itu bukan warna… Ini lucu kalau harus jadi Color of the Year,” tulis seorang pengguna di X.

Pantone menegaskan tidak ada motif politik

Menjawab polemik tersebut, Pantone memastikan bahwa keputusan memilih Cloud Dancer tidak berkaitan dengan isu “skin tone” atau simbol budaya tertentu.

Kepada The Washington Post, Laurie Pressman mengatakan bahwa faktor tersebut sama sekali tidak dipertimbangkan dalam proses penetapan warna. Ia menyebut publik kerap menarik kesimpulan berlebihan pada tahun-tahun sebelumnya.

“Dengan Peach Fuzz dan Mocha Mousse saja, orang sudah mengira ini tentang skin tone,” ujarnya. “Padahal bagi kami, pertanyaannya sederhana, apa yang masyarakat cari, dan apa yang bisa dijawab oleh warna?”

Ilustrasi cat putih.Shutterstock/N_Sakarin Ilustrasi cat putih.

Eksekutif Direktur Pantone Color Institute, Leatrice Eiseman, menambahkan bahwa pemilihan Cloud Dancer tidak dilakukan karena Pantone ‘kehabisan ide’.

Ia menyebut warna putih justru dipilih untuk menggambarkan ruang kosong, sebuah kanvas baru yang membuka jalan bagi cara berpikir baru.

“Ini bukan soal default ke warna putih,” kata Eiseman. “Ini tentang makna blank canvas yang membuka peluang dan arah baru.”

Bagaimana Pantone memilih Color of the Year?

Pantone menggunakan tim global berisi spesialis warna untuk menentukan Color of the Year setiap tahun.

Prosesnya melibatkan pemantauan tren dari berbagai sumber, mulai dari seni, film, mode, desain, teknologi, hingga dinamika media sosial.

Pressman menjelaskan bahwa bobot setiap sumber dapat berbeda dari tahun ke tahun. “Apa pun yang terjadi dalam budaya bisa memengaruhi pilihan kami,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa keputusan tim pada akhirnya selalu dicapai melalui konsensus antaranggota Pantone Color Institute.

Perdebatan masih berlanjut

Hingga kini, reaksi terhadap Cloud Dancer tetap terbelah. Sebagian menganggap warna tersebut memberi ketenangan, sementara yang lain menilai Pantone gagal membaca sensitivitas publik.

Yang jelas, pemilihan Cloud Dancer sebagai Color of the Year 2026 kembali menunjukkan bagaimana keputusan estetika dapat memantik diskusi sosial yang lebih luas, terutama ketika menyangkut simbol budaya, representasi, dan kreativitas.

Tag:  #cloud #dancer #jadi #tren #warna #2026 #respons #publik #justru #terbelah

KOMENTAR