Berkaca dari Raisa dan Hamish Daud, Psikolog Ingatkan Dampak Komentar Netizen bagi Kesehatan Mental
Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.(Instagram/Raisa)
12:40
29 Oktober 2025

Berkaca dari Raisa dan Hamish Daud, Psikolog Ingatkan Dampak Komentar Netizen bagi Kesehatan Mental

– Perceraian Raisa dan Hamish Daud dikonfirmasi berdasarkan gugatan cerai Raisa melalui sistem e-court di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Rabu (22/10/2025).

Keputusannya untuk mengakhiri pernikahan setelah delapan tahun bersama mengejutkan publik. Terlebih, pasangan tersebut sering dijadikan panutan oleh warganet di media sosial.

Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog mengingatkan, setiap orang, termasuk figur publik, mungkin menjadi obyek reaksi publik yang kemudian memberi tekanan tambahan pada kondisi emosional mereka.

“Ada satu studi tahun 2022 tentang parasocial aggression. Intinya adalah reaksi dari publik itu bisa menimbulkan ataupun menambah stres bagi public figure yang sedang dalam proses berpisah,” ujar Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan

Ketikan dan komentar netizen bisa berdampak lebih besar

Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.Freepik Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.

Winona menjelaskan, meski netizen atau warganet tidak memiliki akses langsung ke figur publik untuk didengar, mereka tetap memiliki peranan dalam kesehatan mental sang individu.

“Meskipun netizen tidak punya akses secara langsung untuk didengar oleh public figure tersebut, tapi perlu disadari bahwa mereka juga andil dalam kesehatan mental si public figure,” jelasnya.

Contohnya, ketika seseorang yang sedang menghadapi masalah, khususnya yang bersifat sangat pribadi seperti rumah tangga, mendapati komentar dari orang tak dikenal, hal itu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.

“Bayangkan saja kalau kita ada masalah, lalu ada orang tidak dikenal tiba-tiba berkomentar, itu pasti rasanya tidak nyaman,” lanjut Winona.

Ia menambahkan, komentarnya mungkin tampak ringan atau sekadar pertanyaan di media sosial, tapi dampak dari ketikan atau komentar tersebut pada orang yang mengalaminya bisa jauh lebih besar daripada yang terlihat.

“Meski hanya berkomentar menanyakan alasan dibalik perceraiannya atau menyayangkan keputusannya, tapi kita tidak pernah tahu dampak dari ketikan atau komentar tersebut pada orang yang mengalaminya,” jelas Winona.

Sensitivitas perceraian dan bahaya spekulasi publik

Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.freepik.com Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.

Menurut Winona, menghadapi masalah rumah tangga adalah hal yang sangat sensitif. 

Oleh karena itu, saat seseorang berada dalam proses perceraian, reaksi publik yang cepat mengambil kesimpulan atau menyebar narasi yang belum terbukti bisa sangat merugikan.

“Mengalami permasalahan rumah tangga itu sangat sensitif sehingga sebaiknya ditahan dulu ketikannya, jangan cepat mengambil kesimpulan dari apa yang kita konsumsi di media sosial,” ujar Winona.

Ia menekankan, sebagai warganet juga harus aktif melakukan pengecekan fakta terhadap narasi yang beredar agar tidak menjadi bagian dari rantai yang memperkeruh kondisi korban atau pihak yang sedang mengalami.

“Sebagai netizen, kita juga perlu cek fakta dari narasi yang beredar, jangan sampai termakan hoaks dan memicu spekulasi baru yang memperkeruh kondisi,” tuturnya.

Apa yang bisa diakukan sebagai pengguna media sosial?

Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.Dok. Freepik/Freepik Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.

Kasus Raisa dan Hamish menyangkut figur publik besar, tapi prinsipnya berlaku bagi siapa pun yang dapat menjadi target komentar warganet, baik figur publik maupun orang biasa yang kisah pribadinya tersebar luas. 

Winona mengajak semua pihak untuk lebih bijak dalam memberi komentar. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar menjadi pengguna media sosial yang bijak.

  1. Pikirkan sebelum menulis komentar. Apakah kita benar-benar tahu seluk-beluk situasi orang tersebut atau hanya melihat tampilan di luar?
  2. Hindari spekulasi atau menyebar narasi tanpa data. Penasaran boleh, kritik boleh—tapi jangan menyudutkan atau menghukum melalui komentar tak berdasar.
  3. Sadar bahwa unggahan media sosial hanyalah potongan kecil dari kehidupan seseorang,  fakta sebenarnya jauh lebih kompleks.

Dengan sikap demikian, kamu bisa menjadi bagian dari lingkungan daring yang mendukung, bukan menambah tekanan bagi orang yang sedang dalam masa sulit.

Meski publik melihat Raisa dan Hamish sebagai pasangan ideal dengan rumah tangga penuh cinta, keputusan mereka untuk berpisah mengingatkan kita bahwa apa yang tampak dari luar belum tentu mewakili kondisi di dalam.

Komentar dan reaksi warganet yang muncul dalam momen seperti ini juga menunjukkan bahwa dunia maya memiliki dampak nyata terhadap kesehatan mental seseorang.

Winona berharap, pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi publik untuk tidak terlalu cepat menilai dan lebih sering bertanya atau berpikir.

Tak hanya itu, sangat penting untuk memberi ruang bagi mereka yang menjalani proses pribadi agar dapat pulih dengan lebih baik, tanpa tambahan beban dari luar.

Tag:  #berkaca #dari #raisa #hamish #daud #psikolog #ingatkan #dampak #komentar #netizen #bagi #kesehatan #mental

KOMENTAR